Usia Jungkook 10 tahun, ketika untuk pertama kalinya mereka bertemu. Sepulang sekolah, di teras rumah. Dirinya mengenalkan diri sebagai Kim Seokjin, partner bisnis sang ayah yang katanya berkunjung dari Amerika. Tubuhnya sangat tinggi, bahunya juga sangat lebar hingga Jungkook membanding-bandingkan ukuran itu dengan luas kursi besar di rumahnya. Tapi yang paling mencuri perhatian adalah wajahnya, bersinar, dan itu membuat dia berpikir ... apakah pria di hadapannya adalah seorang malaikat?
"Jadi ini yang namanya Kookie? Manis sekali sih? Kelas berapa?"
Pemuda tampan itu berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan bocah mungil di hadapannya. Yang dipuji mendadak salah tingkah, dengan gelagapan membetulkan poni di atas keningnya. Kata hyung-nya Jungkook jelek karena punya rambut seperti buah kelapa, jadi dia sering minder kalau bertemu orang lain, takut diejek lagi. Siapa sangka ahjussi yang satu ini justru memujinya lucu?
"Kookie kelas lima, kalau Om?" dia bertanya malu-malu. Membuat ayah dan ibunya serta si pria terkekeh.
"Om sudah lulus sekolah, sudah kerja." Jawabnya.
Mendengar kata 'kerja' Jungkook mendadak bersemangat, "kerja? Om kerja di mana? Apa di gedung yang tinggi seperti appa? Apakah ... apakah om juga punya uang yang banyak seperti appa?" bocah 10 tahun itu bertanya dengan belepotan, bola matanya yang bulat tampak bersinar dengan keingin tahuan. Dan Seokjin tidak tahan untuk tidak mencubit pipinya.
"Memangnya Kookie kecil ini ingin apa kalau Om punya banyak uang?" dia balas bertanya. Menggerakan telapak tangannya menuju puncak kepala si bocah kecil. Mengelus pelan. Membuat aroma strawberry yang berasal dari shampo-nya sampai ke hidung yang lebih tua.
Manis.
"Kata mama, Kookie harus menikah dengan orang yang punya banyak uang, Om .. Om kan punya banyak uang, jadi jadi ... Om mau menikah dengan Kookie?"
Tawa dua orang dewasa di sana menyembur dengan keras mendengar penuturan kelewat polos itu. Sementara si tampan Kim yang masih berjongkok di tempatnya tertegun sejenak sebelum tersenyum dengan tipis. "memangnya Kookie mau menikah dengan Om?"
Jungkook mengangguk dengan bersemangat, "Om kan banyak uang, nanti Kookie bisa membeli robot Iron Man yang banyak, beli anak ayam warna merah sama biru, beli Ikan Cupang, beli cokelat ... beli, um ... beli apa lagi ma?" si manis yang kebingungan dengan semua daftar ocehannya melirik sang mama. Kembali menerbitkan tawa yang renyah dari mereka semua.
Seokjin kembali tersenyum, kali ini menangkup wajah bulat bocah 10 tahun itu dengan kedua lengannya yang besar. "kalau begitu, Kookie harus tumbuh besar dulu, Kookie harus jadi anak yang pintar, anak yang cantik dan baik ... soalnya Om suka anak yang seperti itu. Janji?"
"tapi, tapi, Om juga harus berjanji ..." si mungil mengasongkan kelingkingnya yang tampak pendek juga gemuk.
"Janji? Janji apa sayang?"
"Om hanya akan menikah dengan Kookie."
Seokjin tertegun, menatap bola mata yang bersinar layaknya galaksi di langit malam itu dengan perasaan yang sukar di jelaskan. Selama dua detik dia hanya terdiam, namun kemudian tersenyum di detik berikutnya, menautkan jari kelingking miliknya juga.
"Janji. Dan selama itu ... bisakah Kookie menunggu Om kembali? Om akan pergi cukup lama dan tidak tahu kapan bisa pulang. Apakah Kookie mau menunggu selama itu?"
Jungkook mengerjap-ngerjapkan mata, memandang wajah 'ahjussi' di hadapannya dengan sorot mata yang tidak bisa dijelaskan. "apakah setelah itu Om akan membawakan Kookie robot Iron Man yang sangat besar?"
Seokjin terkekeh, namun kemudian mengangguk. Bocah mungil di hadapannya melonjak dengan gembira, melompat ke dalam pelukannya .
"Janji!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...