Adegan yang kurindukan
Matahari terbenam pada waktu yang tetap
Dan jalanan menjadi sepi
Namun hanya satu orang yang tetap di tempat yang sama seperti kemarin
Yang tidak bisa pergi
(Next Stop - IU)
.
.
.
.
Lagunya reply deh, asli nge feel👍
.
.
.
Waktu berjalan dengan sangat lambat, ketika mata terbuka, di pagi hari ke 24 pada bulan Desember dengan salju yang masih berguguran, meninggalkan bilur kabut juga kristal es membeku di sela-sela jendela.
Peluknya terasa sangat hangat, entahlah ... aku tidak bisa menghitung dalam waktu hampir 11 tahun lamanya mengenal suamiku, berapa banyak peluk yang telah kurasakan? Tidak terhingga, begitupun dengan rasa hangat yang tidak pernah berubah biar usia kami tidak lagi sebelia dulu.
"Aku tidak mau bangun~ tolong jangan bangunkan aku sayang, jebal~"
Rengekan itu teredam, karena si empu yang punya suara menenggelamkan wajahnya di ceruk leherku, sengaja mengubur kepalanya sendiri dengan selimut tebal kami.
"Tapi aku harus bangun sekarang yeobo, pak Han akan tiba setengah jam lagi." Kuelus surai panjangnya pelan, sembari menyibak anak rambut yang menutupi dahi lebarnya. Masih, dia tidak mau membuka mata almond manisnya itu.
"Sayang~ tidak bisakah kamu pergi nanti malam saja? Aku sungguh tidak mau berpisah darimu saat ini." Suamiku mengeratkan pelukan, membuka matanya lantas memberiku tatapan memohon yang kentara. Entahlah, aku tidak mengerti kenapa hari ini dia sangat menempel kepadaku. Memelukku dengan erat seolah ini adalah pelukan pertama kami.
Dan entah kenapa juga ... sekalipun ada hal yang harus kulakukan hari ini, aku sama tidak inginnya melepas pelukan kami. Aku takut jika pelukan ini terlepas maka kami tidak akan bisa berpelukan lagi dalam waktu yang lama.
Konyol!
Tentu saja itu tidak mungkin bukan? Aku hanya izin pergi ke Busan selama satu hari untuk menemui eomma, appa, juga hyung. Bukan cuma aku, tapi suamiku pun punya rencana yang sama, dia akan pergi ke Deoksan merayakan natal bersama keluarga Kim lebih awal. Dan kami berjanji akan bertemu di petang pertama hari natal.
"Kalau ... kalau perginya nanti malam, maka besok pagi aku tidak akan bisa pulang, begitupun kamu yeobo. Jadi ayo bangun oke? Kita berangkat sama-sama." Bujukku.
Seokjin masih tidak mau beranjak, mengusakan hidung bangirnya pada leherku lantas memberi beberapa kecupan di pipi juga rahang hingga berakhir di bibir.
Ini bukan jenis ciuman berhasrat yang selalu dia tunjukan. Rasa ciuman kali ini seperti biskuit yang akan kau makan jika memang ingin. Begitu ringan, namun akan sangat-sangat dirindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...