Katakanlah, waktu tiga hari yang Jungkook dan Seokjin habiskan untuk bulan madu ke dua di Pulau Jeju berjalan bagai kedipan mata. Hari pertama dengan bercinta, lalu memancing, lalu memasak, makan, bercinta di atas kapal pesiar, jalan-jalan, bercinta di kolam air panas tepi pantai dan-
"Apakah tidak ada lagi yang bisa kau ceritakan dari liburanmu selain bertarung di atas kasur?"
Hoseok menyela, niatnya menelpon salah satu dongsaengnya bukan untuk mendengarkan celoteh Jungkook tentang bagaimana dia dan suaminya menghabiskan sesi bulan madu dengan banyak gaya bercinta. Selain karena hal itu sama sekali tidak menjadi minat Hoseok, apa yang Jungkook ceritakan lebih terdengar seperti penggalan novel erotis tentang dua pria yang sama-sama berada dalam gairah cinta yang meledak-ledak.
Jungkook terkekeh dengan ringan. Kalau Hoseok bisa melihat wajahnya secara langsung, maka dipastikan anak itu tengah tertawa hingga kepalanya tengadah ke belakang. Jangan lupakan mulut yang terbuka hingga gigi kelincinya menyembul ke luar.
Menyebalkan.
Tapi lucu.
Dan Hoseok sudah terlanjur sayang.
"Hyung kapan kembali ke Seoul? Besok aku dan hyungie ada rencana ke perkebunan strawberi." Jungkook kembali berbicara, mengubah topik agar tidak lagi membahas kasur dengan sang kakak ketiga.
Sembari mengapit telpon di antara telinga dan bahu, si manis tampak mulai memasukan peralatan boxingnya ke dalam tas khusus. Ini adalah jadwalnya pergi ke tempat pelatihan Boxing, harusnya bersama sang suami, karena pada dasarnya personal training mereka adalah orang yang sama. Tapi entahlah, Jungkook sedikit tidak yakin, karena bahkan hingga hari sudah sesiang ini, Kim Seokjin masih betah bergelung dalam selimut.
"Benarkah? Aku harus berangkat ke Seoul secepatnya kalau begitu. Jangan lupa bawakan strawberi yang banyak untukku oke?" Hoseok terdengar sangat bersemangat, dan itu membuat Jungkook kembali tertawa.
"Kangaroo-aa ... jadi ke tempat boxing?"
Suara serak terdengar, dan Jungkook bisa melihat suaminya terseok-seok ke luar dari dalam kamar, masih mengenakan piyama, dengan satu tangan menggosok mata, sementara satunya lagi masih mendekap boneka domba.
Lucu.
"Jadi, ah sudah dulu ya Hobie hyung, nanti kutelpon lagi." Jungkook menyahut suaminya lantas segera mengakhiri percakapan dengan sang kakak. Tersenyum tipis seraya menghampiri yang lebih tua.
"Yeobo jadi ikut? Atau mau di rumah saja?"
Alih langsung menjawab, pemuda 29 tahun itu justru menjatuhkan kepalanya di bahu yang lebih muda, dengan sepasang lengan yang merengkuh erat pinggang ramping Jungkook. "Aku masih ngantuk, tapi ingin ikut." Ucapnya, sedikit teredam karena masih betah menenggelamkan wajah di ceruk leher beraroma vanilla itu. Jungkook sudah wangi, sepertinya sudah mandi sejak pagi tadi.
"Kan aku sudah bilang tadi malam supaya hyungie langsung tidur, ini malah main game dulu." Jungkook sedikit mengomel, masih agak kesal dengan suaminya yang setelah melakukan penerbangan malam dari Jeju justru malah bermain game hampir semalam suntuk di depan PC-nya.
Diomeli begitu si tampan Kim justru tertawa kecil, pelukan yang semula hanyalah pelukan dengan perlahan mulai berubah mejadi rabaan. Nakal jemari yang croaked itu mulai menelusup ke balik pakaian, mengelus dan memeta hingga si empu yang jadi objek 'kenakalan' mendesah.
"Mhhh~ jangan diraba anghh~ terus-"
Suara Jungkook tersedat, agak sulit menolak isyarat sang suami namun mau tidak mau harus tetap menolak karena janji dengan sang pelatih sudah lebih dulu ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...