Mari trowback sejenak, pada masa di mana baik Jin maupun Jungkook belum menyadari apa arti sesungguhnya debar dan rasa ... juga luka.
.
.
.
.
Oktober 2017
Sudah segar, sudah manis, dan tentu saja sudah siap dengan sebuah bingkisan sederhana berwarna hitam dengan pita abu-abu di ujungnya. Pemuda itu, yang ... dengan hanya melihat bagian belakang tubuhnya dari jarak dua ratus meter saja kau akan tahu siapa dia.
Iya, tebakanmu sama sekali tidak salah. Dia Kim Seokjin, hyung tertua BTS.
Kalau menelisik bagaimana penampilan si tampan hari ini ... maka kau akan berpikir bahwa dia hendak melakukan kencan dengan seorang gadis. Butuh satu jam di kamar mandi, satu jam memilih pakaian, dan satu jam lagi untuk berhias.
"Tuan muda, ada kiriman dari toko bunga dan supermarket."
Sebuah ketukan pada pintu kamar, serta suara ramah dari ahjuma pelayan. Dan itu mengalihkan dengan segera atensi si tampan dari standing mirror di kamarnya.
Omong-omong, saat ini dia sedang ada di rumah sang ibu. Sengaja tadi malam pulang jauh-jauh ke mari demi bisa 'berkeluh kesah' dan meminta 'nasihat' akan sebuah keputusan yang mengusik hari-harinya enam bulan terakhir sepulangnya dia dari tour USA.
"Ahjuma ambil dulu paketnya ya? Aku keluar sebentar lagi." Si tampan menyahut singkat kemudian merapihkan kerah kemeja untuk terakhir kalinya. Mengantongi kotak persegi itu kemudian ke luar dari dalam kamar.
"Menyatakan cinta macam apa ini Jinnie? Kok yang dibawa malah susu pisang?"
Baru saja hendak memasukan sekardus besar berisi puluhan botol susu rasa pisang ke dalam bagasi mobil, tahu-tahu sang ibu menghampiri seraya berkomentar.
Seokjin terkekeh, menutup bagasi dari Lamborgini Aventador yang masih sangat baru itu sebelum menjawab pertanyaan ibunya. "Ya bagaimana lagi eomma? Yang mau Jinnie jadikan kekasih sikapnya masih macam bayi. Kalau tidak susu pisang, yang dia sukai ya es krim rasa mintchoco dan bola-bola cokelat dalam susu." Si tampan menjelaskan dengan wajah jenaka. Kembari teringat akan si pujaan yang berhasil mencuri hatinya selama hampir 6 tahun ini.
"Astaga ... dia menggemaskan sekali sih sayang, eomma jadi enggak sabar loh buat jadiin dia calon menantu." Si ibu Kim tampak gemas sendiri, memikirkan bocah lugu yang lima tahun lalu pertama kali diperkenalkan putranya sebagai adik bungsu-nya di Bangtan.
"Makanya, eomma doakan Jinnie ya? Semoga saja dia mau menerima pernyataan cinta ini." Si tampan meraih kedua tangan ibunya untuk digenggam erat. Berusaha mendapat kekuatan dan keyakinan atas keputusan ini.
"Iya sayang ... eomma pasti akan selalu mendoakan Jinnie. Ah ya, ngomong-ngomong dia sudah dikabari? Jangan sampai kamunya sudah sangat siap sedia, dianya malah tidak ada atau ada jadwal lain." Si ibu cantik mengingatkan.
"Tidak eomma, ini kan kejutan. Aku hanya memintanya berjanji untuk datang ke Villa milik appa yang ada di Unvillage." Seokjin menjawab pertanyaan ibunya dengan yakin.
"Kalau begitu bergegaslah, nanti keburu malam. Eomma tunggu kabar baiknya."
"Pasti eomma, aku pamit ya."
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...