Hurt (Vegas Side Story 1)

3.5K 230 151
                                    

Seems like it was yesterday when I saw your face

You told me how proud you were, but I walked away

If only I knew what I know today ....

.


.


.


.



.



.

Ini sudah pekan ketiga, lebih mungkin. Namun kondisi tangannya masih tetap sama. Katakanlah dia berbohong atas kondisi yang sebenarnya, tidak seperti yang disebutkan baik oleh media ataupun surat kabar elektronik, kerusakan syaraf pada jemari kiri itu nyata lebih serius dari apa yang bisa kamu bayangkan.

Seokjin tidak bilang sedang mencoba pura-pura kuat, itu jelas tidak mungkin karena memang kesakitan itu terlalu kentara untuk ukuran sebuah kepura-puraan. Bagaimana sebuah benturan kecil, atau gerakan sederhana yang mengubah struktur jari akan mendatangkan rasa sakit yang tidak bisa dikatakan ringan.

Ini jelas hukuman, untuknya tentu saja. Karena bahkan di tengah konser yang seharusnya berlangsung meriah, dia harus puas bergerak apa adanya. Hanya duduk dalam koreografi sulit dan baru bergabung ketika kondisi fisik memungkinkan untuk itu.

Seokjin benci, karena itu membuatnya semakin terlihat lemah.

"Aku akan kembali sekitar pukul 11, yeobo mau kubawakan apa?"

Keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk sebatas pinggang, Jeon Jungkook merapat ke sudut ruangan di mana kopor-kopor tersebar. Seokjin yang semula termenung menatap jendela hotel langsung menoleh. "Semalam itu? Memangnya habis makan mau ke mana dulu?"

Yang ditanya terdiam sejenak, namun kemudian lanjut memakai pakaiannya dengan tenang. "Salah satu panitia penyelenggara festival meminta kami untuk mengunjungi air mancur. Sekalian promosi, kenapa memangnya? Yeobo tidak-"

"Ani ani, kamu boleh pergi. Nikmati waktu luangmu dengan nyaman." Seokjin memangkas ucapannya dengan segera, mengibaskan lengan yang tidak di gips sambil berusaha tersenyum.

Bohong!

Karena sesungguhnya, dia bahkan tidak ingin Jungkook pergi. Mereka baru bersama dalam beberapa hari, dan itu disela kesibukan latihan juga agenda lain. Dalam kondisi fisik yang sedang rapuh-rapuhnya, Seokjin ingin sekali ada Jungkook menemani. Tapi apakah harus egois hanya karena ingin?

Jungkooknya masih muda. Dalam usia itu aku pun begitu menggebu, ingin melakukan banyak hal. Tidak akan mau selalu terkurung di dalam kamar atau terapis, lebih lagi hanya demi menunggui orang yang tengah cidera.

Seokjin juga tahu ... sekalipun selama ini Jungkook terlihat sabar dan telaten saat merawat, namun bagaimana binar matanya yang kerap begitu tertarik mendengar cerita member lain, juga staff yang senggang berjalan-jalan keliling Nevada, dirinya tidak bisa untuk tidak tahu bahwa Jungkook juga mulai jenuh. Dia juga ingin seperti yang lain.

Dan Seokjin tidak pernah mau dicap sebagai suami yang memasang 'rantai'.

"Begitu? Baiklah, nanti aku usahakan pulang lebih cepat. Yeobo mau makan malam sekarang? Aku pesankan sekalian ya?" Jungkook mendesah lega lantas kembali menawarkan. Namun Seokjin dengan segera kembali menggelengkan kepala.

"Aku belum lapar; tidak usah cemaskan aku. Kalau lapar biar nanti kumintai Namjoon atau Bumzu mengantar makanan ke mari."

Bohong!

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang