Elevator buttons in morning air
Strangers' silence makes me want to take the stairs
If you were here we'd laugh about their vacant stares
But right now my time is theirs
.
.
.
.
.
Vegas pagi hari, cerah, lebih lagi karena ini masih di bulan april yang hangat. Jeon Jungkook, untuk pertama kalinya setelah sekian malam, bangun dengan senyum tersungging di bibirnya, sekalipun senyum itu kemudian harus berganti ringisan ketika bokongnya bergerak, berusaha turun dari ranjang yang masih beraroma 'cinta' dan 'dia'.
"Yeobo?" Panggilnya, mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang. Jelas ini adalah kamar suaminya, tapi di mana si pemilik kamar?
Kembali meringis, si manis berambut prem merunduk, memungut kemeja oversize Thombrown milik suaminya di sudut kopor lantas memakainya dengan santai, tidak dulu dengan celana, karena Jungkook sedang ingin yang 'mudah-mudah' saja.
Beruntung konser berlangsung lusa, dan itu artinya dia masih punya satu hari untuk beristirahat. Tidak terbayang rasanya kalau harus melakukan koreografi dengan cara jalan yang bahkan 'mengakang' seperti penguin.
Jungkookie mau beralasan apa?
Jatuh di kamar mandi?
Tertatih menuju meja rias, Jungkook yang tadinya hendak mengechek ponsel mendadak tertegun. Mendapati seikat bunga mawar merah muda dengan babybirth yang bahkan masih berembun. Segaris senyum terukir, lebih lagi mendapati sebuah kartu dengan warna yang juga merah muda tergantung di sana.
Jungkook dengan semangat mengambil kartu itu lantas membukanya;
"Kangaroo-aa, sudah bangun? Tidurnya nyenyak sekali, pasti lelah ya? Aku akan keluar sebentar untuk memesan sarapan. Tidak masalah dengan sandwich tuna kan? Kita ajak Jeje juga, jadi, kalau kamu sudah bangun dan membaca ini, jangan hanya tersipu seperti gadis! Lekas mandi dan berpakaian dengan benar, aku tidak mau dikata-katai mesum oleh adikku kalau sampai melihatmu tidak memakai baju.
Ailabyu,
-suamimu-"
Jungkook terkekeh, hidungnya mengkerut dengan lucu. Kembali mengecup bunga-bunga itu dengan perasaan yang jauh lebih berbunga. Ingatannya terbang, kembali ke petang yang sudah terlewat bagai kedipan mata.
Flashback ....
Jungkook mengerjap, memastikan dua kali bahwa perempuan yang ada di hadapannya adalah adik dari sang suami. Dan ketika sosok tinggi namun mungil itu membungkus tubuhnya dengan pelukan. Maka yang Jungkook rasakan adalah, matanya memanas.
Dia bahkan tidak tahu kenapa. Namun dorongannya menjatuhkan air mata begitu kuat.
"Maaf," lirihnya, balas memeluk dengan mata terpejam. "Maaf sudah gagal menjadi pendamping bagi kakakmu." Tenggorokannya tercekat, walau begitu, Jungkook tidak ingin mundur.
Dan si gadis meregangkan pelukan, memegang bahu yang lebih tua lantas mengangkat sebelah tangannya, menyeka air mata di wajah Jungkook dengan lembut. "Appo?" Lirihnya, dan Jungkook spontan mengangguk, kembali memecahkan air mata dengan lebih ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...