Long handwritten note, deep in your pocket
Words, how little they mean when you're a little too late
Stood right by the tracks, your face in a locket
Good girls, hopeful they'll be and long they will wait
.
.
.
.
.
.
"Bukankah tepat ketika kusarankan ada jeda sepekan sebelum konser selanjutnya?"
Seokjin melirik yang lebih muda, mengacungkan dua lembar tiket yang baru saja diterima olehnya dari petugas taman hiburan. Di tempatnya, Hoseok yang menunggu dengan dua kantong camilan serta dua botol minuman berkarbonasi melemparkan cengiran.
Tidak menyesal rasanya, ketika dia yang semula sudah ada janji untuk jalan-jalan dengan Jung Dawon-kakak perempuannya-memilih urung dan memutuskan untuk menghabiskan masa rehatnya hari ini bersama sang hyung tertua. Kim Seokjin lebih terlihat hidup dibanding apa yang dia saksikan tadi malam.
"Loh? Sprite lagi? Hob-ah, tidak kah kamu merasa minuman itu lama kelamaan akan membuat perutmu meledak?"
Seokjin mengernyit, memandang tidak suka pada apa yang dibawa Hoseok. Sebagai sama-sama pemegang kartu prioritas, mereka lebih dari mampu membeli anggur mahal atau vodka, dan Hoseok alih melakukan itu justru memilih makanan ala anak TK serta minuman seharga 2 dollar.
"Hyung masih belum boleh minum alkohol kan? Kita minum ini saja, biar fair." Kilah yang lebih muda, dan Seokjin hanya bisa terkekeh, menyugar surainya yang mulai memanjang dengan jari, lantas mengalihkan pandangan pada pemandangan di luar gedung teater, ada sesuatu yang menarik perhatian, dan itu berasal dari rel kereta api yang tampak tua, namun sepertinya masih berfungsi dengan baik.
"Kamu lihat penjaga kios tembakau di sisi palang pintu kereta?"
Seokjin tiba-tiba berbicara, melirik pada sang adik yang entah kapan ikut berdiri di sebelahnya. Mengamati pemandangan sederhana itu lewat dinding kaca. Hoseok mengangguk.
"Jika yang aku pegang saat ini adalah tiket kereta, dan Jungkook sudah lebih dulu diam di sana, apakah dia akan lelah menunggu dan memutuskan untuk menaiki kereta lebih dulu?"
Hoseok adalah pria yang sederhana, sejak kecil ... dirinya didik tentang bagaimana seseorang tidak melulu mengatakan sesuatu secara 'gamblang'. Kim Seokjin sepertinya bagian dari apa yang disebut 'tidak melulu' itu. Dan dia beruntung cepat mengerti.
"Bagaimana dia akan menaiki kereta jika tiketnya masih ada di hyung? Bahkan jika dia mengutuk lantas mendiamimu sepanjang perjalanan, Jungkook akan tetap diam di sana sampai kau datang." Ucapnya skeptis.
Seokjin menarik sudut bibir, melengkungkan separuh kurva yang sialnya masih terlihat manis sekalipun itu nyatanya senyum masam saja.
.
.
.
.
Cause we had a beautiful magic love there
What a sad beautiful tragic love affair
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...