Pagi masih awal, aku yakin sekali itu. Karena alarm yang kusetel tepat pukul 6 bahkan belum berbunyi. Harusnya, di akhir pekan seperti ini, aku tidak perlu bangun buru-buru, lebih lagi setelah kemarin dari pagi hingga lewat tengah malam dihabiskan dengan bekerja juga persiapan comeback terbaru.
Tapi bagaimana bisa tidur, jika objek yang biasanya berada dalam pelukan mendadak hilang?
Mataku terpejam dengan sangat rapat, namun sebelah tangan tidak henti meraba dan memeta, mencari di mana gerangan tubuh dengan aroma kayu manis bercampur amber cutton milikku itu berada.
"Jin hyung?"
Panggilku serak, mengangkat kepala sambil berusaha membuka mata. Dan benar saja, sisi sebelah kanan di mana suamiku biasanya berbaring telah bersalin tempat menjadi milik RJ, boneka domba kesayangannya yang tidak pernah absen 'merecoki' tempat tidur kami.
"Dia ke mana sih? Perasaan masih pagi deh," aku menggumam. Melawan kehendak hati untuk kembali terlelap, kuputuskan untuk segera turun dari ranjang. Mengucek mata juga menggelengkan kepala beberapa kali demi memfokuskan pandangan.
Trek!
Guk!
Guk!
"Bamie-ah ... ayo kejar, hahaha, sini sini, aku sebelah sini!"
Guk!
Guk!
Guk!
"Ehey~ Bamie-ah ... kenapa lambat sekali? Kakimu kan ada empat? Harusnya bisa lari lebih cepat! Ayo Bam ayo, kejar lagi kejar!"
Maksudku membuka jendela adalah untuk menikmati udara pagi yang segar. Siapa sangka justru pemandangan yang jauh lebih segar dengan baik menyambutku tanpa diminta?
Pria yang menghilang di sisi lain ranjang sedang bersenang-senang di sana. Berlari-lari kecil mengelilingi taman kecil kami di belakang rumah, membawa salah satu plushie berbentuk wortel milik Bam sambil menggoyangkannya ke kiri dan kanan. Membuat anjing bongsor itu dengan semangat mengikuti ke manapun larinya.
Tanpa sadar senyumku menggembang, Seokjin hyung dalam hitungan usia Korea sudah 30 tahun sekarang, namun sama sekali tidak terlihat seperti pria dengan usia segitu. Bahkan jika harus dibandingkan dengan diriku, rasa-rasanya akulah yang lebih cepat menua di antara kami berdua.
Dia sangat menggemaskan.
Dan itu membuatku semakin jatuh cinta.
Ah ya, jatuh cinta untuk ke sekian kali dengan orang yang sama bukan kesalahan, iya kan?
"Yeobo!" Panggilku setengah berteriak. Dan bisa kulihat bagaimana dia dengan cepat menghentikan larinya. Mendongak ke arah balkon di mana aku tengah berdiri. Bam berhasil mengejarnya, merampas plushie wortel itu dengan gembira.
"Kok sudah bangun? Katanya mau bangun jam enam?" Dia balas bertanya, menyugar surainya yang entah kenapa dalam hitungan minggu sudah kembali memanjang. Membuat dia dalam balutan training sport grey by Louis Vuitton itu terlihat makin sexy.
Aku tidak langsung menjawab, namun justru membuat gerakan tangan menunjuk dirinya, membuat pose memeluk, lantas menggelengkan kepala ke kiri dan kanan. Memasang wajah cemberut.
Dia terkekeh, kemudian memberi balasan juga dalam bentuk isyarat. Melambaikan tangan, memberi isyarat pelukan, serta memonyongkan bibir dengan pose kecupan.
Aku tertawa dibuatnya, dengan segera menganggukan kepala lantas buru-buru meninggalkan balkon. Berlari kecil menuruni tangga untuk kemudian menuju serambi belakang rumah. Tersenyum lebar melihat priaku sudah berdiri dengan tangan terentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...