Hello Bunny, Do U Miss Me?

3.6K 184 64
                                    

"Jin bilang kamu stay di Busan dulu, sekarang kok udah di Seoul lagi?"

Pria besar lagi kekar itu bertanya pertama kali saat tiba di aula gymnasium, di mana sang anak didik yang sudah dibimbingnya berlatih boxing selama empat tahun terakhir, meminta janji temu untuk melanjutkan jadwal rutinan mereka yang sempat tertunda dalam perjalanan ke LA sebulan silam.

Dari sudut pandangnya, Jeon Jungkook telah tumbuh dengan sangat baik tiap harinya. Postur semakin tangguh juga kuat, dengan lapisan otot yang tercetak jelas hampir di tiap bagian. Walau begitu ... yang tidak berubah hanyalah wajahnya, selalu ... biar ditambah selusin pernak pernik, tetap saja terlihat seperti bayi yang biasa jadi model di kotak susu anak-anak.

Menggemaskan, terutama gigi kelinci dan matanya.

Sayangnya, hari ini ... berdasar sudut pandang sang pelatih, mata seorang Jeon Jungkook tidak sebersinar biasa. 

"Bagaimana bisa tetap stay di Busan? Suamiku sedang sakit kalau hyung lupa." Bibir tipis itu mencebik, dengan tangannya yang terampil memasang elastic-verban untuk melapisi sarung tinju yang akan digunakannya.

"Lalu? Bukankah sakitnya suamimu tidak memungkinkan untuk ditemui?" Personal training itu melemparkan pertanyaan bernada menggoda. Dan Jungkook lagi-lagi mencebikan bibirnya yang seranum cerry.

"Memangnya kenapa kalau tidak bisa ditemui? Aku khawatir, tidak tenang kalau harus berjauhan terlalu lama dengannya."

Oke, kalimat itu terdengar sangat tulus dan serius. Tommy-si personal training- tidak lagi bisa menggodanya. "Lantas sekarang kamu tinggal di mana? Kudengar Hoseok dan yang lainnya tidak boleh ke kawasaan Hannam dulu bukan?"

Jungkook menghela napas, menyelesaikan ikatan perban-nya lantas kembali menatap sang pelatih. "Aku di Itaewon, bersama Bamie, Seong, dan Paeng." Ucapnya, mengabsen anjing kesayangan bersama dua lagi yang sebetulnya juga milik sang kakak. Selama ini dua anjing italian greyhound itu memang dirawat oleh kakaknya, dan karena sang kakak sedang sibuk mengurus perusahaan, serta Jungkook yang memang sedang dalam masa istirahat, jadilah dua anjing itu diserahkan kepada Jungkook.

"Kenapa tidak pulang ke mansion? Kan Jinnie dikarantina di apartemen kalian?" Pelatihnya mengejar, dan Jungkook mengendikan bahunya. "Tempat itu terlalu besar tanpa suamiku di dalamnya. Sudahlah~ aku ke sini kan mau latihan hyung! Kok malah diwawancarai sih? Hyung mau beralih profesi jadi wartawan gosip ya?"

Tidak heran dengan sikap Jungkook yang sekarang lebih santai kalau bicara, hidup bersama Seokjin selama bertahun-tahun membuat sikap humble anak itu menular pada rekan hidupnya.

Tommy terkekeh, lantas mulai bersiap menerima pukulan dari sang anak didik, mengerahkan kekuatannya karena sadar bahwa Jungkook, kalau sedang melakukan teknik boxing, tidak pernah setengah-setengah.

.

.

.

.

.

.

.


.

.

.

"Ehey~ kamu tidak perlu memasang wajah iblis hanya karena memakai piyama iblis Jimin!"

Suara Seokjin terdengar nyaring dari layar yang di pasang pada salah satu sudut gymnasium. Betul-betul tampak seperti sales promotion boy yang tengah mempromosikan produknya. Sesuai jadwal, maka hari ini sudah dimulai promosi pemasaran merchandise hasil desain para personil BTS. Seokjin mendesain piyama dan bantal, diberi tema Good Day dan Bad Day.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang