Mungkin, harusnya sejak awal kita tidak pernah saling memiliki.
-Jin-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
'Tahu tidak Jinnie, kebanyakan orang yang paling dekat dengan hati kita hari ini adalah dia yang kemungkinan besar menyakiti di kemudian hari.'
Dulu, dulu sekali ... saat untuk pertama kalinya mengakui perasaan cintanya yang terpendam akan Jungkook, Seokjin pernah mendengar ungkapan itu dari ibunya. Bagaimana ekspresi wajah sang ibu ... dia masih bisa mengingatnya dengan jelas.
Tidak, Seokjin tidak terlalu mengerti maksud ibunya saat mengucapkan hal itu. Atau kenapa saat mengatakannya sang ibu tidak tersenyum secerah biasa.
Tidak penting, itu pikirnya.
Semua berlalu seperti angin, terlupakan seiring berjalannya waktu.
Seokjin abai.
Dan itu adalah sebuah dosa yang pada akhirnya harus mendapat penebusan.
Bagaimana kini, tepat lima meter dari arah pandangan. Sembilu yang tajam terasa amat menyayat ulu hati, sebuah sembilu hidup yang padanya selama bertahun-tahun Seokjin jatuhkan rasa kasih juga cinta yang tulus, kini justru berada dalam jamahan pria berambut pirang yang sialnya adalah salah satu adik Seokjin sendiri. Menggeliat, memukul, meminta berhenti namun tidak lantas didengar.
Seokjin terpaku. Tak kuasa bahkan untuk menggerakan mulutnya, seolah pemandangan menyakitkan itu mengunci tubuh dan suaranya sekaligus.
Selama beberapa jeda dia merasa terdistorsi. Namun ketika akhirnya kesadaran itu timbul, maka yang dia lakukan adalah menerjang;
"Bajingan! Apa yang kau lakukan pada kekasihku?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
4 hari sebelumnya ....
"Tidak boleh! Hyungie tidak boleh pergi!"
Si kelinci buntal menggeleng dengan kuat, memeluk erat tubuh yang lebih tua seolah tidak akan melepaskannya bahkan hingga bulan separuh berubah bulat penuh.
"Sayang~ hyung harus pergi, ini sangat mendesak. Hanya dua hari kok, dan setelah urusannya selesai hyung akan langsung pulang." Seokjin berusaha menjelaskan dengan lembut dan perlahan pada kekasihnya. Sekalipun beberapa kali melirik gusar pada jam dinding dorm mereka yang menunjukan angka 4. Dan artinya dia hanya punya setengah jam untuk sampai ke Incheon tepat waktu.
"Sirreo! Kalau hyungie pergi aku bagaimana? Kita bahkan hanya libur empat hari, dan hyung tega meninggalkan aku di sini?!" Jungkook masih keukeuh, tidak mengijinkan kekasihnya itu melangkahkan kaki ke luar dari dorm.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...