Decalcomania (2)

3.1K 172 28
                                    

"Tahu, bagimu ... selamanya diriku memang tidak pernah punya arti."

.

.

.

.

.

.

Tiga hari dua malam sudah Jungkook dan Jimin berkeliling di negeri matahari terbit itu. Mendokumentasikan seluruh kegiatan mereka, khususnya Jimin selama ada di sana. Dimulai dari Tokyo hingga Osaka.

Dan ini adalah malam terakhir sebelum mereka kembali ke Seoul besok pagi lewat penerbangan pertama.

"Aku tidak mengerti hyung, sudah hampir tiga hari kita di sini, dan saat mencoba menghubungi ponsel Jin hyung tetap saja tidak aktif."

Jungkook merebahkan tubuhnya di salah satu dipan. Demi efisiensi mereka sengaja memang memesan satu kamar dengan twins bed.  Diperhatikannya riwayat pada log panggilan, masih sama. 20 panggilan tak terjawab dari nomor sang kakak tertua di tanggal terakhir keberangkatan mereka.

Dia baru mengetahui missed call itu ke esokan harinya saat sudah sampai di Tokyo. Efek jetlag juga prosedur bandara yang sangat ketat dan dituntut cepat membuat dia sama sekali tidak punya waktu untuk sekadar membuka ponsel.

Dan begitu tahu Seokjin menghubunginya berkali-kali, dia tampak sangat kaget, mencoba menghubungi balik namun nomor yang bersangkutan tidak kunjung aktif. Hingga sekarang.

"Kenapa tidak tanya Yoongi hyung saja? Biasanya kalau bukan bersama Seokjung hyung ya dia dengan si manusia kucing itu." Jimin menimpali, tetap terfokus pada layar ponselnya. Tidak peduli dengan kantong belanjaan yang berceceran di lantai.

"Sudah, tapi Yoongi hyung bilang juga tidak tahu. Lagipula dia di Daegu, mungkin pulangnya sama dengan kita." Si maknae memasang wajah lelah. Entah, dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini.

Aneh, karena biasanya Seokjin adalah orang yang paling rajin mengiriminya pesan jika tengah berada di lokasi berbeda seperti ini. Sekalipun Jungkook tak jarang abai dengan pesan-pesannya. Bahkan pernah hingga satu bulan, pesan yang dikirim sang kakak tertua baru dia balas.

Bukan karena tidak peduli, pesan-pesan itu selalipun terkesan hanya spam garing dan tidak berarti namun kerap jadi obat penat saat jenuh kalau dibaca berulang kali.

Jungkook menyukainya, dan merasakan kehilangan saat beberapa hari ini tidak ada lagi pesan, pun apapun yang bisa mengobati rindunya.

Iya, rindu. Jungkook rindu sekali pada Seokjin-nya.

"Sudah, tidak usah banyak pikiran. Besok pagi kan kita sudah kembali ke Seoul. Kau bisa bertanya pada Jin hyung langsung nanti." Jimin menyarankan. Dan sang maknae hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Mungkin benar, dia hanya perlu menunggu hingga besok. Dan bertanya langsung pada sang kakak.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Jin hyung tidak ke agensi hari ini, dia mengabariku akan langsung ke tempat rehearsal saja."

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang