Get Sick

4K 178 70
                                    

15 Januari, 2019

Korea adalah negara dengan empat musim, Jungkook tahu itu. Maka sebetulnya bukan hal aneh jika di pertengahan Januari seperti ini, cuaca masih terasa sangat dingin. Lebih lagi jika kau memaksakan diri memakai pakaian berbahan tipis.

Inginnya sih, di pagi hari seperti ini Jungkook habiskan dengan bergelung dalam selimut, ditemani Pie cokelat dan segelas susu pisang mungkin akan lebih baik lagi. Tapi tidak bisa begitu, karena bahkan sejak pukul 5, managernya sudah memborbardir ponsel maknae termuda BTS itu dengan pesan juga panggilan yang memintanya segera ke agensi.

Kepalanya sedikit pening, juga suhu tubuh yang mulai terasa tidak normal. Si manis berusaha bangun dari ranjang Kingsize nya dengan bertumpu pada nakas.

"Jin kepalaku pusing, bisakah- ah aku lupa, dia menginap di Gwacheon hari ini."

Pemuda itu bermonolog sendiri. Semula berpikir di sisi sebelah kanan ranjang ada Seokjin-nya. Tapi dia baru ingat bahwa pemuda yang meresmikan diri menjadi tunangannya hampir setahun lalu itu dipanggil pulang oleh sang ibu ke kampung halaman sejak kemarin. Dan dia mungkin baru akan kembali siang ini.

Memilih untuk mengistirahatkan diri sejenak, si manis bersandar pada headboar sambil lalu meraih ponsel di bawah bantal. Mendial nomor sang kekasih dengan sebelah tangan memijit dahi.

Ini pasti efek dari persiapan konser serta perfoman BTS di acara Award nanti malam. Jungkook dan hyung-hyung nya berlatih siang dan malam, kadang dalam satu malam maka mereka baru memejamkan mata pukul 3 pagi, itupun hanya beberapa jam saja.

Tuuut tuuut

"Jungkook-ah, ada apa?"

Begitu panggilan tersambung, suara khas dari sang kekasih terdengar di telinganya. Jungkook berdeham kecil, memperbaiki posisi duduk sambil tetap memijat pelan kepalanya. "Dua hari lalu kamu beli aspirin dan paracetamol bukan? Bisa katakan di mana dua obat itu kamu taruh?"

Jeda sejenak, lantas suara si tampan Kim kembali terdengar. "Kenapa menanyakan obat? Sayang, kamu sakit?"

Ada nada panik di sana, dan Jungkook kembali berdeham, mencoba bersikap biasa-biasa agar kekasihnya tidak cemas. "Aniyo, aku hanya sedikit kelelahan, Jin."

"Begitu? Baiklah, obatnya ada di laci kedua nakas sebelah kanan tempat tidur kita- tapi sayang, kamu sungguh hanya kelelahan? Aku panggilkan dokter Oh deh ya?"

Seokjin masih terdengar cemas di sana, bagaimanapun Jungkook termasuk anak dengan kekebalan tubuh paling baik. Jadi, jika dia mengeluh seperti ini, biar hanya dengan dalih kelelahan, Seokjin tidak bisa menganggapnya angin lalu.

"Aku sungguh tidak apa-apa Jin, kamu kapan kembali ke sini? Aku kangen, pingin peluk~"

Nadanya berubah manja, dan si manis turun dari atas ranjang, berjalan memutar ke tempat yang disebutkan kekasihnya. Membuka laci seperti yang di minta, lantas mengambil beberapa kantong obat di sana.

"Nanti siang sepertinya sudah sampai di agensi, sayang, kalau kamu merasa tidak enak badan, aku bisa mengambil cuti dari Pd-nim. Kita ke rumahsakit ya?"

Memang, tidak heran bahwa pria seperti Kim Seokjin adalah orang yang sulit dialihkan. Jungkook mendesah, sedikit terhuyung ke luar dari kamarnya menuju pantry. Mencari air minum untuk membantunya minum obat.

"Sudah kubilang aku hanya kelelahan, Jin, itu tidak perlu. Kamu cepet pulang deh makanya, dibilangin pacar kenapa banyak tanya sih?"

Mendengar rengekan Jungkook, Seokjin di sana jadi terkekeh rindik. "Jadi kamu sakit karena semalem enggak ada yang meluk sambil tidur ya? Ututu, kasihan~" godanya, dan Jungkook ikut terkekeh. Kepalanya masih pening, namun suara sang kekasih yang penuh dengan nada manis dan perhatian membuat kondisinya lebih baik.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang