Get Sick (2)

3.7K 190 66
                                    

Jungkook mencintai pekerjaannya. Sejak dulu, karena dengan itu dia bisa jadi dirinya yang sekarang. Ditakdirkan menjadi seorang penyanyi, menggiring pria kelahiran Busan itu bertemu dengan cinta dalam hidupnya. Dan itu adalah hal terbaik yang bisa dia pikirkan.

Tapi hari ini, dia ingin sekali menarik kata-kata itu. Dia sangat benci, benci dengan pekerjaan serta kesibukan yang memaksanya berada jauh dari seseorang yang ditiap hela napas-nya selalu terucap nama. Dan itu disaat terburuk. Yang seharusnya dia bebas menggenggam serta memeluk.

'Akan jadi hal yang mencurigakan ketika kamu muncul di sana juga. Kami berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Jin, jadi kamu tidak perlu cemas.'

Ucapan Sejin hyung sudah dua jam terlewat, namun Jungkook tidak bisa mengenyahkan nya barang semenit. Bagaimana sopir mereka serta manager dan pengawal menggiring suaminya menuju rumah sakit, serta beberapa asisten serta maid yang menahan Jungkook agar tidak ikut berlari mengejar.

Ini jelas siksaan.

'Bagaimana bisa aku diam di sini bagai orang bodoh? Sementara di sana suamiku meraung kesakitan? Hyung, please ... biarkan aku pergi.' Jungkook merengek, memohon dengan sangat agar managernya luluh, namun pria tambun itu seperti batu, tetap kukuh pada keputusannya.

'Kamu hanya akan menebar rasa panik dan kecemasan jika berada di sana. Dan suamimu butuh-'

'Dia butuh aku!! Tidak kah hyung mengerti?! Jari tangannya hampir patah hyung! Dan aku menyaksikan sendiri bagaimana dia jatuh di kamar mandi kami, bagaimana bisa aku tidak ada di sana?!' Jungkook meraung marah. Pikirannya kalut, dan yang dia inginkan hanya berada di sisi suaminya.

Pagi tadi, sekitar pukul tujuh lebih sedikit, Jungkook yang sedang memilih busana di walk in closet dikejutkan dengan bunyi benturan yang cukup kencang disusul kegaduhan lain dari arah kamar mandi.  Dirinya langsung tergopoh menghampiri, lebih lagi ketika erang kesakitan yang dia yakini adalah suaminya terdengar menggema.

Kim Seokjin, dengan masih mengenakan piyama meringkuk di lantai dengan kesakitan. Setengah tubuhnya tergenang air, dan demi Tuhan, Jungkook berusaha untuk tidak menjerit demi melihat salah satu dari jemari kirinya menekuk dengan tidak wajar, bengkak, juga merah luar biasa.

'Aku mengerti, tapi dengan panik seperti ini kamu hanya akan menambah masalah, dia akan ditangani oleh pediatris terbaik, dan aku bersumpah padamu Kook-ah, dia akan akan kembali dengan segera.' Sejin hyung tampak berusaha meyakinkan. Sungguh, bukan maksud hati untuk tega, memisahkan sepasang suami istri disaat salah satunya terluka. Tapi Jungkook adalah anak yang paling tidak bisa menyembunyikan apapun jika sudah dilanda kepanikan. Sejin tidak bisa membiarkan wajahnya terlihat oleh orang luar dalam kondisi seperti itu. Hanya akan menimbulkan banyak spekulasi, juga masalah lebih pelik bagi mereka semua.

Dan demi mendengar hal itu lah akhirnya yang bisa Jungkook lakukan hanya mengangguk, mengiyakan. Menunggu dalam cemas di rumah sementara suaminya dilarikan ke unit gawat darurat Samsung Medical Center.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Berbaring dengan gelisah, hingga kini sudah lewat dari jam makan siang. Yang Jungkook lakukan hanyalah berbaring sembari memeluk plushie di sofa livingroom, berusaha mengalihkan perhatian dengan bermain sosial media, namun hal itu sama sekali tidak efektif untuknya. Orang-orang mengoceh dalam polling-nya, dan tidak ada yang benar-benar paham.

Jungkook tidak mangatakan bahwa fans-nya adalah orang yang dangkal. Dia tahu pasti tidak satu dari sekian juta manusia di luar sana akan mengerti bahwa Jungkookie sedang merana dan putus asa menanti kabar suaminya.

Manager Sejin masih belum memberi kabar, dan dia juga tidak bisa menghubungi suaminya secara langsung karena ponselnya ada pada Jungkook saat ini.

"Yeobo-ya ... bagaimana keadaanmu sekarang?"

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang