Till The End (Special Fiction 2)

2.9K 204 227
                                    

Cieee yang kobam sama special effect😆😆

.

.

.

.

Tolong jangan hujat Jungkookie, author masih sayang soalnya :)

.

.

.

.

.

Lagunya jangan lupa di reply yaaa
.

.

.

.

Dua tahun berlalu ....

Bukan tentang seperti apa bentuk dan wujudnya, tapi bagaimana pandanganmu sendiri tentang objek itulah yang pada akhirnya mempengaruhi segalanya. Ah ya, kalimat yang panjang, namun cukup menggambarkan alasan keterdiaman pria bergigi kelinci itu begitu turun dari Audi R8 nya.

Menatap dengan mata terpaku pada mansion dua lantai itu.

Sudah lebih dari dua tahun sejak  terakhir kalinya dia keluar dari tempat ini. Tidak, tidak ada yang berubah bahkan itu cipratan cat-tube berwarna ungu yang tak sengaja mengotori dinding saat dia tengah melukis dan sang suami terus menerus mengganggu.

'Hyungie ih~ jangan ganggu terus! Lihat, cat nya jadi belepotan!'

'Biarin wlee~ siapa suruh pagi-pagi sudah selingkuh dengan kuas dan kanvas seperti itu? Suamimu ini jauh lebih tampan loh sayang~'

'Astaga, bahkan pada benda mati saja hyungie cemburu? Benar-benar ... sini sini! Ku kelitiki sekalian biar nanti sakit perut!'

'Andweeee ... jangan hahaha ... jangan digelitik, hahaha'

Jungkook memejamkan mata, berusaha menepis bayangan itu dari benaknya. Ditariknya napas lebih dalam sebelum akhirnya menekan beberapa digit angka, bunyi klik terdengar bersamaan dengan pintu yang perlahan terbuka.

Sepi, tak ada seorangpun di dalam sana selain tirai-tirai putih menjuntai yang menutupi perabotan.

"Seokjin hyung berangkat ke Jerman dengan pesawat terakhir di tanggal 13 itu juga Kook, dia bahkan hanya pamit dengan mengirimi kami pesan."

Penjelasan Jimin tempo hari kembali terlintas. Iya ... sebelum memutuskan untuk datang ke tempat ini, dia sempat menanyakan keberadaan Seokjin. Takut ... dan merasa segan kalau-kalau Seokjin masih ada di sana.

Dan ya ... rumah kosong ini adalah bukti nyata bahwa setelah pesta kejutan itu ... baik Seokjin maupun dirinya tidak lagi menginjakan kaki di tempat ini.

Butuh dua tahun bagi Jungkook hanya untuk menumpuk keberanian agar bisa menginjakan kakinya di rumah yang penuh dengan kenangan akan sang mantan suami.

Dia bajingan, dan dia tahu akan hal itu. Menyakiti seorang suami yang rela memberikan nyawa untuk kebahagiaannya adalah sebuah dosa besar yang tidak layak akan pengampunan.

Karenanya ... setiap detik dari tarikan napasnya, Jungkook selalu berdoa agar Seokjin-nya bahagia di manapun pria itu berada. Tapi memangnya masih pantaskan dia menyebut pria itu sebagai prianya? Setelah begitu brengsek menorehkan luka dan pengkhianatan?

Setapak demi setapak, langkahnya berat menaiki anak tangga menuju lantai dua tempat di mana kamarnya dan Seokjin berada. Bergetar, saat jemarinya kembali memasukan pin. Masih sama, masih tanggal pernikahan mereka.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang