Sudah tiga hari.
Iya, tiga hari 6 jam 15 menit 42 detik lebih tepatnya. Jungkook merajuk, kesal, dan marah pada suami tampannya. Mogok bicara, enggan bersentuhan, dan yang paling parah adalah enggan satu kamar dengan Seokjin-nya.
Kok bisa?
Ya kalian salahkan saja si world wide handsome kebanggaan Hybe itu/ini kata Jungkook loh ya/ yang tidak menepati janjinya tempo hari. Sudah susah-susah mengatur jadwal kosong agar bisa berlatih boxing bersama, si tampan paling tua di group itu malah mangkir dan menghabiskan seharian waktunya di Daegu bersama Yoongi. Meninjau lokasi perkebunan Tangrine yang sudah masuk tahap penanaman bibit.
Benar, kakak beradik beda orangtua itu memang bekerja sama membangun perkebunan Tangrine di pinggiran kota Daegu. Sebuah rencana jangka panjang yang baru terealisasi tahun ini.
Jungkook juga tahu sebetulnya, dan tidak mempermasalahkan karena semua bisnis yang Seokjin bangun toh untuk masa depan mereka juga. Masalahnya adalah ... janji boxing mereka dibuat lebih dulu! Dan seharusnya itu yang diprioritaskan oleh sang suami.
"Aku kan sudah minta maaf sayang~ lagi pula di sana pun aku ini tidak main-main loh ... sudah ya merajuknya? Hyung kangen." Seokjin menarik pelan ujung kemeja oversize ungu yang dikenakan istrinya. Selepas makan malam si pemuda berambut ikal itu mau langsung pergi tanpa ingin menatap suaminya.
Jungkook tak mengatakan apapun selain dengusan. Seokjin-nya itu pandai merayu dan membujuk. Dan dia tidak mau dicap gampangan karena untuk kesekian kali mudah luluh hanya dengan kata-kata.
"Kita bisa kosongkan jadwal pekan ini dan berlatih boxing selama yang kamu mau bagaimana?" Pemuda bermarga Kim tidak pantang menyerah. Bagaimanapun caranya dia bertekad menarik sang istri kembali ke kamar mereka malam ini.
Seokjin kan tampan, mapan, rupawan, dermawan ... punya istri yang super sexy dan super cantik seperti Jungkook kenapa harus tidur sendirian?
Gunanya kasur mahal apa?
"Tidak mau! Sudah tidak ingin!"
Untuk pertama kali selama tiga hari membisu si imut Jungkook membuka suara. Itupun dengan nada ketus dan dingin.
"Kalau begitu sayangku ini ingin apa hm? Ayo katakan ... apa saja akan hyung lakukan asal kamu tidak marah lagi." Seokjin memasang tampang memelas.
Sebetulnya dalam hati ingin sedikit menyanggah, toh benar dia berangkat ke Daegu itu demi pekerjaan. Lahan perkebunan seluas 16 hektar itu sangat penting bagi masadepan mereka berdua. Memang dia salah karena mengingkari jadwalnya bersama sang istri, tapi kan ya ... tidak harus dihukum sampai berhari-hari.
"Tidak ada! Sudah ah lepas, aku mau sendiri dulu!" Jungkook menghentak seraya melepaskan jemari Seokjin pada pakaiannya dengan sedikit kasar.
Dan Sang suami mengerjap, tidak sempat mengatakan apapun bahkan sampai Jungkook menghilang di undakan tangga paling atas. Meninggalkan dirinya dengan bantingan pintu yang terasa sakit sampai ke ulu hati.
Tidak, bukan cuma Seokjin yang merasakan itu. Karena begitu pintu kamar mereka tertutup, Jungkook juga berjenggit sendiri. Memegangi dadanya yang terasa nyeri.
'Apa aku sudah keterlaluan?' Begitu pikirnya.
Ya ... naif bila dibilang dia tidak merindukan Seokjin-nya. Tiga hari tak berada dalam selimut yang sama, juga tidak berbicara pada sang suami membuat hari-harinya suram.
Karenanya si pria bermata rusa berbalik dan membuka pintu. Bermaksud kembali pada suaminya untuk minta maaf. Namun yang didapati hanya kursi kosong dengan menu yang hanya habis separuh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Jinkook oneshoot)
FanfictionTentang Seokjin dan Jungkook dengan segala cerita yang membuat pikiranmu abu-abu. Just Fanfiction, jangan dilibatkan dengan dunia nyata oke? Enjoy ur Journey! Let's Get It!!! #1 Jinkook (29082021),(05092021) #1 Taejin (30092021) #1 Taejinkook (26022...