The Truth Untold (1)

3.8K 158 26
                                    

🎶Mungkin saat itu,
Sedikit,
Hanya sebanyak ini,
Jika aku mendapat keberanian untuk berdiri di hadapanmu,
Akankah segalanya menjadi berbeda sekarang?🎶

(Kim Seokjin - The Truth Untold)

.

.

.

.

.

.

.



Hari itu, malam sudah bukan awal lagi. Menjelang pagi, di mana sebagian besar orang harusnya tengah damai bergumul dalam selimut. Berkelana di alam mimpi.

Jin juga seperti itu, lebih lagi dia bekerja lembur selama dua hari terakhir, nyaris tidak tidur sama sekali karena harus menghadiri satu acara ke acara lain, tampil di sana sini, dan masih tetap dituntut berlatih koreografi tambahan setelahnya.

Lelah? Tentu saja.

Tapi tidak ada pilihan kecuali menerima dan menjalani. Sebagai member paling tua, juga satu-satunya orang tanpa latar belakang musik dan seni tari, dia harus bekerja lima kali lebih keras dibanding member yang lain.

Tak ingin jadi beban, itu tekadnya.

Drtttt drttt drttt

Istirahat yang tak seberapa lama itu tiba-tiba saja terusik saat getar hebat terasa di bawah bantalnya.

Satu kali, si tampan berbahu lebar memilih abai dan melanjutkan tidur. Namun tidak bisa begitu getar-getar lain menyusul bertubi-tubi.

"Astaga ... tidak bisakah mereka membiarkan mataku terpejam sebentar saja?" Menggeram kecil, dan akhirnya pemuda itu memutuskan bangun dari posisi tidurnya. Sedikit kesulitan tentu saja, karena untuk kesekian kali, seorang pria berotot menyelinap diam-diam. Ikut masuk ke dalam selimutnya dan terlelap di sana.

Siapa lagi?

Jungkook, tentu saja.

Dengan tangan dan kaki yang melingkari tubuhnya rapat-rapat. Seperti koala yang memeluk pohonnya, atau apalah yang bisa kau bayangkan tentang itu.

"Ya Pd-nim?"

Si tampan mengusap tombol hijau pada layar ponsel kemudian mendekatkan benda pipih itu ke telinga. Tersenyum tipis ketika mendapati wajah Jungkook menyembul dari balik selimut dengan mulut terbuka, dan mata yang tak sepenuhnya tertutup.

"Kenapa lama sekali mengangkat telpon-nya? Kau pikir kerjaku hanya menelponmu?!"

Seokjin memejamkan mata, menjauhkan ponsel itu dari telinga. Pekak tentu saja, karena suara itu berteriak dengan cukup kuat.

'Dan kau pikir kerjaku terjaga di jam seperti ini setelah tak tidur hampir dua hari?!' Seokjin memaki dalam hati.

"Joseohabnida Pd-nim. Aku terlalu lelap tidur barusan. Ada apa?"

Itu yang pada akhirnya dia katakan. Tentu saja, seorang Kim Seokjin yang terkenal sopan santun lagi beradab tak mungkin memaki atasan sendiri. Sekalipun orang itu memang pantas dimaki-maki.

"Cepat ke agensi sekarang, ada yang harus kukatakan padamu!" Tekan suara sengak di ujung sana tanpa basa-basi.

"N-nde? S-sekarang?"

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang