[5.] Jeritan Batin (Part I)

9.1K 98 26
                                    

Sayup-sayup aku membuka mata, aku baru sadar melihat tirai kamar yang terbuka dan hari sudah terang. Aku baru saja bangun dari tidurku. Segera aku teringat kejadian semalam.

Kuperhatikan sekelilingku, aku masih di dalam kamar hotel. Aku juga masih dalam keadaan bugil, telanjang bulat total tanpa sehelai benang pun yang menutup tubuhku. Aku mencari-cari apapun untuk menutup tubuhku tapi bahkan selimut pun tidak ada. Aku mencoba bangun, tubuhku terasa remuk, linu di mana-mana terutama bagian pantatku yang terasa perih.

Cklek ... pintu terbuka dan kulihat orang yang masuk itu adalah kang Usep.

"Ah, ternyata kamu sudah bangun mas." katanya padaku.

Aku memandang jijik ke arah kang Usep, kutukan dan sumpah serapah bercemarut di dalam dadaku.

"Dasar maniak kamu kang! Kamu sudah memperkosa saya!"

"Semalam itu jujur saya suka karena berkesan sekali." balas kang Usep dengan santai.

Edan, sinting, laki-laki maniak itu bahkan menjawab seakan apa yang terjadi semalam itu adalah hal yang biasa.

"Mana baju saya kang?"

"Oh, baju-baju kamu udah saya bakar."

"Terus, masa saya harus telanjang gini?"

"Oh, tenang aja, nanti saya bawakan baju baru, baju wanita tentunya ya. Nanti saya juga akan minta seseorang untuk mendandani kamu biar benar-benar cantik seperti layaknya wanita." balas kang Usep.

"Baju wanita?? Dandan? Apa maksudnya kang?"

"Ya, seperti yang saya bilang, walaupun saya suka mengentot pantat lelaki, tapi saya bukan gay, jadi saya ingin kamu berpenampilan cewek."

"Manusia sinting!! kamu nggak berhak melakukan ini kepada saya kang!!" kataku dengan ketus.

"Halaaahhh ... sudahlah ... ayo sekarang kamu ikut saya." kata kang Usep lagi.

"Maksud kang apa? Ikut ke mana? Masa saya telanjang begini?"

"Ya ... masalahnya ... sekarang kamu belum punya baju mas, jadi ya ... terpaksa kamu telanjang dulu."

Gila!! pikirku dalam hati.

"Masa gue harus telanjang gini?? Kalau gitu saya nggak mau keluar dari kamar ini!!" kataku.

Tanpa banyak biacara dua lelaki kekar suruhan kang Usep masuk ke dalam kamar dan menarik paksa tubuhku.

"Iya kang ... ampuun ... iya saya ikut ke rumah kang, tapi masa saya harus lewat lobby dalam keadaan telanjang gini?"

"Sekarang mumpung lagi sepi mas ... ya ... kita jalannya harus cepat berarti." kata kang Usep lagi-lagi dengan nada yang sangat santai.

Gilaaa ... laki-laki sinting ... aku menjerit dalam hati. Entah apa yang kupikirkan, aku benar-benar menurut kang Usep. Aku keluar kamar bersama kang Usep dan ditemani dua bodyguard suruhan kang Usep. Lorong kamar memang sepi. Aku berjalan di belakang dua bodyguard kang Usep dalam keadaan tubuhku yang polos seperti bayi baru dilahirkan. Kontolku gontai-gontai kesana kemari saat aku jalan.

Untungnya memang tidak ada orang sama sekali di lorong hotel tersebut pagi itu. Kemudian saat di depan reception, kang Usep menyuruhku untuk masuk ke mobil di parkiran depan lobby yang ditunjuk olehnya. Ia sudah membukakan kunci pintu dengan remote di kunci mobil.

Tanpa babibu aku langsung berlari ke mobil tersebut.

Staff reception sempat melihatku, meskipun sama-sama cowok tetapi tetap saja aku malu. Pasti aku sudah dianggap orang gila.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang