[20.] Cipok Mountain

4.5K 81 17
                                    

Kami pun keluar Pondok Mawar dengan awalnya jalan kaki bareng-bareng, lalu Felin mencolek Bella.

"Ssttt ... sstt..." Felin memberi kode kepada Bella, menunjuk ke sebuah mobil Multi Purpose Van Susuki Carrier 1000 berplat kuning.

Bella mengangguk dan keduanya pun tertawa nakal. Lalu Bella yang memakai hotpants itu pun pamer paha dan sopir angkot yang memang sedari tadi sudah melirik ke arah kami pun menepi. Si kang angkot yang item, tonggos berderet gigi kuning itu cengar-cengir ngingik udah kayak kuda. Matanya langsung jelalatan memandang tubuh Bella yang cetar membahenol atas bawah.

Angkotnya masih kosong, kami duduk di belakang sementara Bella yang duduk di depan sendiri sama si kang angkot.

Padahal Bella pakai baju atasan kaus lapis jaket sweater, tidak memperlihatkan belahan dada sama sekali, tapi karena ukuran toketnya yang munjung melon yang sangat kontras dengan ukuran bodinya yang kecil dan langsing, jadilah pikiran bang angkot travelling membayangkan isi di balik kaus Bella yang busung menggunung di bagian dada itu.

Bella duduk di kursi depan di samping kang Angkot yang sudah keringetan. Kang Angkot hepi bukan main walau hanya menikmati memandang dan menghirup wangy nya parfum yang berpadu dengan aroma tubuh Bella. Sesekali ia dapat beberapa detik kesempatan menyenggol paha mulus Bella sewaktu lagi oper ganti presneling.

Padahal cuma menyenggol dikit saja, tapi di alam pikiran si akang mungkin udah melalang buana membayangkan meraba dan menggrepe meremas-remas sampai puas. Eh, crot ... eh...

Lanjut...

Suara musik dangdut koplo goyang Tik'en'Tod Pantura Raya berjudul 'Sakit Hati Yang Indah' karya Merana Band berkumandang di seisi mobil Multi Purpose Van Susuki Carrier 1000 tersebut.

Bangsat ... lirik lagunya gue dan Maya banget. Untung udah di-koploin jadi nggak jadi bikin mood haru biru mendayu-dayu.

Akhirnya kami menepi di depan sebuah Cafe di sekitar daerah Puncak Pass—tanpa harus membayar sepeserpun. Karena kebaikan kang Angkot akhirnya si Bella menghadiahi ciuman di pipi. Ya, cukup sekali dan satu detik saja, kecupan di pipi. Tapi sepertinya sampai magrib si akang sopir tidak akan cuci muka, supaya tidak kehilangan wangy lipstik dari bibir si bohay Bella.

"Eh, tau nggak, manager di Cafe ini tergila-gila sama Monik." kata Manda kepadaku.

"Oooh, pantesan." kataku. Jadi ceritanya mo cari kesempatan makan gratis.

Dan benar saja, kami disambut oleh seorang lelaki, gendud–buncit–bulet, agak keriput, dan bantet, tapi untung masih ada rambut di kepalanya. Lelaki itu langsung adu flirting sama si semok Monik. Nampaknya ia sudah lapar ingin makan siang dengan minum Susu Cimory ala Monik, Cipok Mountain Dairy Montok Nikmat Double D.

"Itu ... pacarnya Monik?" tanyaku dengan polosnya.

"Sssttt ... bukan." kata Felin.

"Trus apa donk?" tanyaku lagi.

"Cuma 'temen dengan azas manfaat'." sahut Felin bisik-bisik.

Oooo ... Pren With Benepit. a.k.a, FWB – Friend With Benefit. Partner Ngentot Berkeuntungan.

Lalu Monik pun ikut bersama lelaki itu dibawa ke ruangan pribadinya, entahlah mungkin kantornya.

"Hmmhh ... tu dah ... nenen dulu dah." kata Manda.

"Nenen?"

"Iya, bayi gede mo nenen ..." kata Manda. "Nyepong ... ah elah ... sepong-sepongan, masa kagak paham lu. Yang satu nenen, yang satu ngisep sosis."

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang