[41.] Darkside of Me

3.3K 66 19
                                    

"Ini adalah permainan yang tidak akan pernah kita lupakan seumur hidup."

"Oke ... siap?" kataku.

Kang Usep mengangguk.

Lalu aku pun mulai menelanjangi kang Usep sampai ia bugil tanpa sehelai benang pun. Sementara aku masih tetap memakai lingerie ku.

Penting sekali untuk melakukan berbagai persiapan sebelum melakukan seks BDSM. Mulai dari kesiapan fisik sampai dengan mental. Jangan sampai lupa juga untuk menyiapkan P3K untuk berjaga-jaga.

Istilahnya seperti 'regulasi keamanan' (Safety Regulation).

Kubalur seluruh tubuh Kang Usep dengan minyak terlebih dahulu, fungsinya adalah untuk supaya saat dicambuk nanti mengurangi efek damage agar lukanya tidak begitu parah. Selain itu juga supaya mengurangi iritasi pada kulit karena gesekan kasar tali tambang saat diikat.

"Rileks ya kang ... dibawa santai ... rileks, lemesin, jangan tegang." kataku. "ixixixixixiii—" aku tertawa cekikikan dengan ekspresi licik yang tidak bisa kusembunyikan.

"Huh." kang Usep masih grogi mungkin karena bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada dirinya.

Kemudian kusiapkan rangkaian tali temali di tubuh kang Usep. Jangan tanya bagaimana aku bisa begitu pandai melakukan hal ini, pokoknya aku bisa saja.

"Eh ... serius ... ini akang, diiket-iket?" tanya kang Usep.


"Ya ... jadi ini permainan yang namanya Bondage; yaitu permainan tentang 'ikatan' (bond). Jadi ini sebuah simbolis seni dalam membangun ikatan dengan pasangan." kataku sambil terus membuat rangkaian dan simpul-simpul.

sret ... srett ... sreeet ... kutarik simpul-simpul tersebut dan tubuh kang Usep pun langsung terikat kencang bagai terjerat oleh jaring laba-laba.

"aaaaakkhh ... sss—sesaak neng." kata kang Usep.

Nampaknya ikatanku cukup kencang hingga ketat dan membuat sesak. Wah—bagus donk, sepertinya kang Usep bakal sedikit hipoksia karena nafas pendek saat ia ngos-ngosan nanti. Kira-kira bisa nggak ya aku bikin dia sampai pingsan saat aku menyiksanya nanti.

"Iya kang ... makin ketat—makin sesak—makin bagus. Tenang aja kang ... nggak apa-apa koq asal akang—RILEKS." kataku.

Lalu, kupasangkan penutup mata dengan kain.

"Eh ... ke—kenapa ini mataku koq, ditutup?" tanya kang Usep.


"Nah ... permainan ini selain tentang ikatan, ini juga tentang arti dari 'kepatuhan' (Discipline). Jadi mengetahui siapa peran yang dominan (Dominant), siapa yang penurut (Submissive)." kataku.

"Sekarang aku mau akang jadi seorang yang penurut. Jadi ... menurutlah padaku." kataku.

"Astaga ... Rai ... sayaang ... kamu abis mabuk apa sih?? kk—kamu abis menghisap kecubung??" kata kang Usep.

Pasti ia terkejut, karena ia belum pernah melihat sisi lain diriku yang seperti ini. Sejujurnya aku pun kaget dengan diriku, kenapa tiba-tiba dorongan aneh ini muncul dalam diriku.

"sssstt!! Ingat!! Patuh!!" kataku.

Lalu aku pun memasang BALL-GAG itu untuk menyumpal mulut kang Usep.

"hmmffff!! hhmmmhhhmmhh!!" suara kang Usep tertahan oleh bola karet yang tali yang menyumpal mulutnya.


"Inti terakhir dari permainan ini adalah; SADOHIS dan MASOCHISM, ya arti simplenya adalah 'siapa yang menyiksa' dan 'siapa yang disiksa'." kataku.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang