[21.] Sebuah Persahabatan

3.6K 87 5
                                    

"Justru itu, lu semua harus tau ... kalo gue ... gue ini sebenarnya..."

Mereka menanti-nanti kata-kataku.

"Gue bukan cewek."

Mereka semua lantas terdiam.


Mungkin ada sekitar satu menitan yang terdengar hanya suara kendaraan yang lewat dan guyuran hujan.

"Oooh ... lu waria??" kata Monik.

"Sebenarnya gue ... hm, gimana ya gue jelasinnya ... gue ini sebenarnya cowok." kataku.

Mereka semua memandangku dengan heran.

"Lu cowok tapi koq kek cewek?" kata Felin.

"Maksudnya gimana sih? Lu waria?" sambung Monik lagi.

"Bukaan—tapi, hmm ... gue ... jadi gue ini tadinya cowok, tapi terus ... gue sekarang, hmm ... begini." aku malah jadi bingung sendiri menjelaskan keadaanku.

"Ooh, ya udah bilang aja lu waria kan?" kata Monik.

"Eh Mon, jangan bilang waria, tersinggung kali dibilang waria, dia itu transgender." kata Felin.

"Ooo—iyaaa—TRANSGENDER." kata Evi dan yang lainnya saling dengang-dengung bergumam.

"Tau lu ah Mon ... transgender tuh sensitif lho. Walaupun transgender dia tuh juga cewek." kata Bella.

"Oooh ... iya ... iya ... duh maap say, maap." kata Monik.

Rasanya aku mau tepok jidat jungkir balik guling-guling, sekarang aku malah dianggap transgender.

"Aaah—elaaah, kirain lu makhluk apaan?" kata Manda yang mengacak-acak rambutku.

"Makhluk Tuhan yang paling SEKSI!" teriak Evi.

"HWAKAKAKAKA ..." kelima cewek itu tertawa terbahak-bahak.


Lantas mereka pun berjoged Tik'en'Tod dengan lagu;

Kamu lah makhluk Tuhan

yang tercipta

yang paling seksi (diucapkan dengan sedikit mendesah; seksiiiehh ... ahhh ...)

Tentunya dengan goyangan yang erotis mengacengkan dan dengan ekspresi nakal terutama saat lirik kata 'seksi'.


"OOooohhh ... pantesaaan!! Udah gue dugaaaa!!" teriak Monik yang langsung membuatku nyaris serangan jantung. "Usep tuh GAY! Makanya dia nggak suka cewek." lanjut Monik.

"Hwakakakakaka ... njiiiirrr..." semuanya pun tertawa.

"Eh, tapi ... kalau dia gay, nggak mungkin dia suka sama Rai yang cantiknya minta ampun gini." kata Bella.

"Ya justru itu ... dia itu Gay Denial, gay yang nggak mau jadi gay. Dia TAKUT sama cewek tulen makanya dia cari yang kayak Rai gini." kata Monik yang membuat kesimpulan sendiri berkata kepada Bella.

"Mon ... lu tuh emang dasar kegedean isi toket daripada isi kepala ya, teori lu tuh nggak masuk di akal. Gay ya Gay cowok suka sama cowok. Cowok tulen ya cowok suka sama cewek." kata Bella.

"Hwakakaka..." lagi-lagi semuanya tertawa.

Di tengah guyuran hujan itu pun aku jadi ikut tertawa-tawa.

"Ah, udah lah, yang penting, pokoknya sekarang Rai udah jadi bagian dari kita." kata Monik sambil memelukku, dan yang lain pun ikut memelukku.

Aku lagi-lagi dibuat terharu dengan tingkah konyol mereka.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang