[19.] Pondok Mawar (Part II)

4.4K 74 6
                                    

"Bangun bangun banguuuunn!!" Arini naik dan mengguncang-guncang kasur, menggoyang-goyangkan tubuh temannya yang sedang tidur itu.

"Aduuuhhh ... tuh aah ... teteh Rini ... asli deh Evi ngantuk banget nih, cape..."

"Ya elah ... Evi ... sekali-kali bangun pagi. Nanti lu tiba-tiba lupa lho sama gimana rasa sinar matahari."

Wanita yang diganggu Arini itu berambut pendek dan bertubuh paling kecil, penampakannya seperti agak tomboy, toketnya juga tidak besar, sepertinya seukuran denganku saat ini, hanya beda sedikit saja. Wanita itu hanya memperbaiki tanktopnya yang tersibak sampai memperlihatkan sebelah puting susunya karena ia tidak memakai BH. Ia lalu hendak lanjut tidur lagi tapi ditahan oleh Arini.


Seorang wanita lainnya yang bertubuh curvy alias semok, seksi montok padat berisi—toket besar, pantat besar. Wanita dengan toket ukuran Double D itu masih nampak pusing, rambutnya nampak mekar acak-acakan dan wajahnya juga masih ada bekas makeup yang tidak dibersihkan, eyeshadownya pun sudah nampak berantakan memudar-mudar jadi membuat matanya lebih parah dari mata panda.

"Arini apaan sih lu ah, pagi-pagi udah berisik aja. Jam berapa sih ini?"

"Monik, tampang lu ancur banget, main sama siapa sih lu semalam. Rame ya tamunya semalam? Dapet berondong lagi?" kata Arini.

"Gue dapet berondong kelaperan, minta nyusu sepanjang malem. Tapi giliran kentotan cuma lima menitan udah loyo." kata Monik.


"Apaan sih nih, berisik banget sih." seorang wanita yang tidurnya ngengkang dengan celana basah itu pun juga akhirnya ikut bangun. Btw, itu adalah celana dalam—wanita itu hanya tidur dengan kaus pendek seperut dan bawahan celana dalam saja.

"Manda? Ebuset? Celana lu tuh basah—njirr." kata Arini.

"Semalem gue abis digangbang, kontol Afrika semua yang masuk, sampek ke pantat segala, duh ... memek gue masih nyut-nyutan apalagi pantat." kata wanita bernama Manda itu. Ia pun bangun dan berjalan sedikit mengengkang lantas menuju ke WC, dan tanpa menutup pintu dalam hitungan detik terdengar bunyi ...

CHHSSSSHHHHHH ... PREETTTT ... BROOOT.

"ANJYIIRRR MANDA! Tutup napa pintunya!" teriak satu orang lagi yang tiba-tiba langsung bangun.

"Sorry, bocor." kata Manda.

Maklum, memek udah jebol gandos, pipis nggak bisa dibendung, moncor kayak bendungan jebol, plus mendadak bebokeran sepertinya udah nyangsang di ujung pantat, baru duduk udah langsung brojol, ya namanya juga pantat juga abis diobrak-abrik sama kontol Afrika.


Wanita yang baru saja bangun itu bernama Bella. Tubuhnya bisa dibilang yang paling aduhai, karena tubuhnya yang langsing tapi toketnya terbilang besar untuk ukuran tubuhnya yang kecil. Toketnya ukuran cup C, memang tidak sebesar Monik, tapi ukuran segitu lumayan besar untuk ukuran tubuh dan pinggangnya yang kecil.

Duh ... pasti berat tuh bawa melon tiap hari. Rasanya aku ingin toketku cukup sampai ukuran Cup B saja, malah sebenarnya aku mau kalau bisa jangan sampai lebih besar lagi dari yang sekarang.

Wanita itu langsung beranjak dari kasur tanpa basa basi langsung minum air putih dan menyalakan rokok.

"Eh Arini, siapa tuh lu bawa? Anak baru ya? Duh, makin sempit aja dah nih tempat." kata wanita itu.

"Bukan, Bel, ini ... hm ... ah kasih tau nggak ya?" kata Arini.


"Ah, bikin penasran aja lu Rin." kata seorang wanita lagi yang juga akhirnya terbangun. Wanita itu bernama Felin, wanita yang kira-kira sama tingginya denganku dan ukuran tubuhnya juga nampak mirip denganku, hanya saja toketnya lebih montok dariku, ukuran cup B yang bulat sempurna. Ia yang tidur hanya memakai BH dan celana Hotpants.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang