[103.] La Vida es Loca (Part III)

870 38 8
                                    

"Rai ... apa yang kamu lakukan?"

"Menurutmu?" tanyaku balik.

Kuarahkan tanganku ke bagian bawah tubuh Rei—daerah vital kelelakiannya. Oh, ternyata Rey tidur hanya memakai celana boxer saja dan tidak pakai dalaman lagi. Aku bisa merasakan bentuk batangnya yang masih terlapis bahan celana. Kuraba dan kuelus dengan lembut, bagian tersebut masih terasa lembek.

"Aa—hh..." desah Rey.

"Ssst, rileks sayang, nikmati aja." kataku.

'Tentu saja aku sangat tahu betul bagaimana memberi kenikmatan pada milikmu ini' kataku dalam hati. 'Karena aku juga pernah memilikinya dulu.'

Bagian vital yang kuelus-elus itu pun perlahan mulai menunjukkan denyut ereksinya. Otot-otot pada batang tersebut mulai terisi keras dan semakin memanjang. Mulailah kuremas-remas dan kuurut dari pangkal ke ujungnya dengan pijatan yang sedikit bertenaga.

Hal tersebut pastinya membawa kenikmatan, terlihat batang kelelakian milik Rey semakin mengeras dengan sempurna.

"Ugh... aahhh..." Rey nampak menikmati permainan tanganku.

Kuturunkan celana Rey dan keluarlah batang panjang menjulang yang sudah berdiri tegang sempurna tersebut. Ah, pasti pada tahap ini cowok sudah mulai merasakan denyut-denyut kegelisahan dan keinginannya agar bisa mendapatkan kenikmatan keluarnya cairan putih.

Kutarik kain kembenku dan payudaraku pun bergelayut keluar munjung ke arah wajah Rey dengan pucuk kecolatanku yang pluffy mencuat dan menantang. Aku yakin pasti hawa feromon tubuhku pun juga saat ini sudah merangsang insting kelelakian Rey.

Dan benar saja, tanpa ba-bi-bu, Rey langsung mencium payudaraku.

"Aahhh! Sss... ahhh..." aku langsung menutup mulutku menahan desahanku.

Bibir lembut Rey langsung melahap dan melumat payudaraku, lidahnya menari-nari melingkari tonjolan puting susuku dan menghisapnya.

"Gilaaa... sumpah enak banget sayaankk..." desahku dengan berbisik.

Aku sangat menikmati puting susuku yang dikenyot, hal tersebut membuatku kelojotan nikmat seketika, vaginaku rasanya sampai ikut kenyut-kenyut seperti menahan kencing yang sudah di ujung tombak. Rasanya ingin sekali kumengejan mengeluarkannya tapi saat ini denyutan itu hanya datang dan pergi menyiksaku dengan kegelisahan yang tidak bisa kugambarkan.

Aku ingin sesuatu yang lebih malam ini.

"Rey, tunggu," kataku.

"Kenapa sayang?"

Tanpa menjawab aku tersenyum nakal dan aku pun merangkak ke dalam selimut. Di balik selimut langsung kujilati dan kuhisap batang sosis milik Rey tersebut. Jangan tanya, tentu saja aku punya pengalaman dan jam terbang untuk melakukan servis tersebut. Aku tahu betul bagaimana memberikan pada titik kenikmatan lelaki. Ada sebuah kombinasi hisapan pada titik frenulum yang disertai pijatan pada titik perineal lelaki yang terletak di skotrum. Dan itu akan membuat lelaki tergila-gila.

"Oohh..." Rey nampak merasakan nikmat dari hisapanku.

Kurasakan pahanya yang gemetar-gemetar.

Batang sosis itu sampai sudah penuh dengan air liurku.

Sambil kujilati dan kunikmati batang kejantanan lelaki tersebut, kuselipkan tanganku ke dalam celana dalamku dan jemariku sendiri bermain di area genitalku.

"Mmmhhh... mmmhhh..." aku kembali menggelinjang kegelian sendiri sewaktu mencolok-colok vaginaku.

Cairan cintaku kembali becek mengalir di tanganku.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang