[100.] Carribean Vibes

958 41 22
                                    

Tiba di Lombok, fast boat yang kutumpangi merapat di pelabuhan bernama Teluk Nara. Begitu turun ada banyak travel-travel freelance lokal yang menawarkan jasa tumpangan dengan tarif yang tawar menawar.

Kemudian Rey menunjuk ada seorang cowok, usianya mungkin awal paruh baya. Tinggi berbadan gelap dan gagah. Cowok itu membawa papan bertuliskan namaku "Rai Ekadewi".

"Eh, itu jemputan kita." kata Rey. Ia ternyata sudah mengenali siapa orang tersebut yang merupakan anak buah yang bekerja di Cafenya mamanya Alexandra.

Astaga ... beneran si Lexa yang arrange jemputan buatku.

"Siang mas Rey." sapa orang tersebut kepada Rey.

"Apa kabar om?" sapa Rey.

"Siang mbak Rai, saya Adi, yang disuruh non Lexa buat jemput mbak Rai." ia menyambutku dengan ramah.

"Ayo kita cabcuzz." kata Rey.

Om Adi membawa kami ke mobil convertible merk PW Golep yang diparkir di parkiran pelabuhan. Untung bawaanku tidak banyak, hanya satu koper travel kecil. Rey malah hanya membawa satu ransel backpack.

Mobil antik dengan atap terbuka itu melaju menyusur jalan tepi pantai. Jalan yang mengingatkanku seperti rute jalan raya tepi pantai yang mirip Anyer menuju Tanjung Lesung Jawa Barat. Tapi ... astaga ... yang ini jauh teramat jauh lebih indah.

Pulau ini punya nuansa dan keeksotisannya tersendiri. Sungguh baru pertama kali aku landing dan melihat pulau karibia surga dunia. Seumur-umur aku tidak tahu kalau mama punya kampung halaman seindah ini.

≡≡≡

dengerin aja lagunya ^^

≡≡≡

Seperti sebuah pemandangan yang surreal. Di sebelah kiri terlihat perbukitan tinggi dan di sebelah kananku terlihat tebing yang menjorok ke arah laut yang birunya nan jernih bagai warna langit.

Kepulauan Nusa Tenggara adalah jajaran kepulauan surga dunia dan itu adalah kekayaan alam negeri kita tanah air Zamrud Katulistiwa.

Pulau Lombok masih terlihat begitu sepi dan terkesan masih sangat tradisional. Jadi gambarannya, kalau Bali adalah kota pantai yang lebih modern dengan vibes eksotis nan glamor, tidak heran mendapat julukan Balifornia. Sedangkan Lombok jauh lebih kedaerahan dan tidak banyak glamorisasi. Tapi inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pulau kecil ini.

Aku menduduki jok senderan belakang kugapai tanganku ke arah langit dan aku pun berteriak gembira. Sepanjang perjalanan aku bernyanyi mengikuti lagu di audio mobil.

§


Sekitar 25 menit perjalanan menyusur jalan pantai yang berkelok-kelok, naik turun tanjakan tebing bak mendaki gunung melewati lembah. Kami pun tiba di kawasan keramaian. Mulai terlihat deretan hotel-hotel, bungalow, homestay, cafe, restoran, sampai warung-warung dan kios informasi dan tour guide lokal.

"Ini namanya kawasan wisata Senggigi mbak." kata om Adi yang mengemudikan mobil.

Kemudian mobil pun berbelok ke sebuah cafe besar yang ada di pinggir pantai. Cafe dengan konsep tradisional bambu yang estetik.

"Oh, ini?" kataku.

"Rumahnya Alexandra." kata Rey.

Seorang gadis imut berpakaian tanktop dan celana hotpants yang wajahnya sudah sangat tidak asing lagi langsung keluar menyambutku yang turun dari mobil.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang