[99.] Bali - Lombok

1.1K 44 14
                                    

"Emang mama kamu di mana?" tanya Rey padaku.

"Di Lombok." jawabku.

"Oh yaa?"

"Iya." kataku. "Eh, aku belum pernah bilang ya, mamaku itu keluarga ibunya orang Lombok keturunan Bali. Dia tinggal di kampung Bali di daerah Cakranegara Mataram."

"Ah, kamu nggak pernah bilang." kata Rey. "Kalau gitu, aku akan menemanimu. Kebetulan aku juga akan perlu untuk pulang ke Bali. Kita bisa ketemu di Lombok. Alexandra kan lagi ada di sana juga."


Singkat cerita,

Aku mulai merencanakan keberangkatanku ke pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat. Sejujurnya, aku malah belum pernah menginjakkan kaki di tempat yang masih merupakan kampung halaman mamaku juga.

Di Lombok mama tinggal di rumah keluarga yang dihuni oleh paman dan bibinya (keduanya otomatis juga adalah masih kakek nenek buatku).

Supaya tidak ada apapun yang menyangkut konflik personal, maka aku memutuskan untuk berangkat sendiri saja, biar aku yang bicara pada mama dan mengajak mama pulang.

Aku bilang pada papa Udi agar ia tidak perlu khawatir. Karena Rey juga bilang ia akan menjagaku, kebetulan Rey sedang berada di rumah keluarganya di Denpasar. Apalagi Alexandra juga tinggal di Lombok bersama orang tuanya.

Aku pun langsung memesan tiket penerbangan untuk rute Bandung - Denpasar, karena aku akan menemui Rey terlebih dahulu di Bali.


Bali

Pada hari H tanggal keberangkatan, aku langsung jalan diantar supir ke Bandara Husein Sastranegara. Maskapai penerbangan yang kutumpangi berangkat pada pukul 9:00 pagi dan aku pun tiba di Denpasar pada jam 11:50.

Aku bertemu dengan Rey yang menjemputku di bandara Ngurah Rai Denpasar.

Begitu melihat kehadirannya di bandara, tanpa ba-bi-bu aku langsung saja berlari dan memeluknya dengan begitu erat. Tak peduli siapapun yang melihat di sekeliling, kami pun ... berciuman.

Uhuy, udah kayak adegan di film layar lebar aja.

Rey memeluk pinggangku sampai tubuhku terangkat.

Aku bersorak meluapkan kegembiraanku.

Hari ini aku akan menginap di Bali, karena aku baru akan beranjak ke pulau Lombok besok dengan kapal fastboat yang akan berangkat pagi jam 9:30 dari pelabuhan Serangan.

Aku bermaksud menginap di hotel, tapi Rey mengajakku untuk bermalam di rumahnya saja. Tentu saja aku tidak berani karena merasa malu. Tapi kata Rey kedua orang tuanya sudah tidak sabar ingin menemuiku.

Sebelum kami berangkat keluar bandara, Rey menelepon mamanya terlebih dahulu dan bilang kalau ia akan membawaku ke rumahnya. Dan mamanya pun langsung mengiyakan.

Setelah itu, kami pun langsung berkendara keluar bandara.

Rupanya jalan kota Denpasar sungguh tidak kalah macet dari ibu kota DKI dan kota Bandung.

Atmosfer suasana kota Denpasar terasa sangat khas. Ukiran-ukiran, patung, Pura tempat peribadahan, sesajen yang ada di mana-mana; pinggir jalan, persimpangan, bahkan lampu merah sekalipun. Ornamen yang mewarnai khasnya pulau Dewata terlihat di mana-mana.

Dan satu hal yang harus kuakui, Bali adalah pulau yang sangat bersih. Penduduk di sini juga sangat ramah-ramah. Mungkin ini faktor yang membuat turis betah tinggal berlama-lama di sini.

Rumah keluarga Rey terletak di daerah Canggu, daerah pantai yang terletak di Kuta Utara.

Sewaktu memasuki daerah Kerobokan, jalan mulai tidak begitu macet. Dari jalan raya utama kami masuk ke jalan yang lebih kecil.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang