[59.] Kembali Ke Kampus (Part III)

1.7K 64 1
                                    

Kegiatan ekstrakurikuler pendukung akademis memang sangat penting, terutama untuk mendukung karir pada saat kita lulus kuliah nanti. Selain hard skill, mengembangkan bakat dan soft skill juga sangat penting, bahkan di jaman yang serba dinamis dan cepat seperti sekarang ini soft skill dan EQ jauh lebih dikedepankan ketimbang sebatas IQ dan hard skill.

Banyak sekali pelajar-pelajar pintar, IQ tinggi, nilai sempurna, lulus cum-laude, tetapi mereka sulit sekali direkrut oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan fresh graduate. Alasannya simple, karena banyak perusahaan menilai tidak hanya dari hard skill yang dibawa oleh kandidat, tapi juga soft skill.

Hari ini diadakan sebuah ekshibisi, pameran modelling untuk fashion dan fotografi. Tentu saja melibatkan para mahasiswa/mahasiswi dari club model, fotografi dan fashion. Acara tersebut disponsori oleh berbagai industri hiburan seperti majalah dan rumah produksi. Acara kecil namun cukup bergengsi itu biasanya selalu dihadiri oleh penggiat fashion dan industri hiburan setempat juga para pencari bakat. Ajang kegiatan positif untuk mahasiswa yang akan berkarir di masa depan.



"Hai kak." Alexandra menyapaku saat kami bertemu lagi di kampus. "Wow, rok mini ... seksi." ucapnya saat melihat outfit yang kukenakan hari ini.

"He-he-he..." aku tertawa kecil.

Blouse, jaket tipis santai, dan rok mini menjadi outfitku hari ini. Alexandra juga nampak begitu cantik dengan kaus lapis bolero lengan 3/4 dan rok selutut, rambut panjangnya dibiarkan tergerai indah sepunggung dan dicatok keriwil di ujung-ujungnya.

"Eh, kamu salon di mana sih? Aku mau rapihin rambutku nih." kataku. Rambutku baru kucatok pagi ini tapi rasanya aku tidak puas dengan modelnya. Aku rindu tante Ratu yang dulu merawat rambutku.

"Ah, gampang, nanti ke tempat langgananku ya." balas Alexandra.

"Eh, Rai, nanti mau datang ke ekshibisi modelling itu kan, bareng ya." Alexandra mengingatkan tentang event kecil yang akan diadakan di aula. Acara tersebut diadakan dari jam 14:00 sampai 16:00.

"Oh, iya iya." kataku.

Kami mengobrol-ngobrol bertukar jadwal kuliah, ruang kelas Alexandra masih di ujung lorong, karena masih searah jadi kami jalan bareng dan ia menggandeng lenganku. Saat tiba di depan kelasku, kami pun berpisah.

Ketika aku masuk ke ruang kelasku, ada seseorang yang menoleh dan langsung mengenali wajahku. Ia bersorak dan melambaikan tangan ke arahku sambil menepuk kursi meja di sampingnya yang kosong. Seorang cowok dengan postur tubuh tanggung dan bertubuh pendek, memakai kaus oblong abu-abu dan jaket krem lusuh dan gaya rambut pendek yang acak-acakan—Erwin.

Sebenarnya aku malas sekali duduk di samping Erwin, tapi baiklah kali ini aku akan menemaninya.



Jam kuliah belum dimulai,

seperti biasa, anak itu nyerocos-cos-cas-cos-cas-cos...

"Eh Raya, lu lagi deket sama adek tingkat kita ya, siapa sih namanya? Cantik banget deh tuh anak. Kenalin dooonk, eh kali aja dia mau jadi pacar gue ..."

Walah ... ngarep dot com, ya kali liat dulu, dia level apa kagak sama cowok macam elu.

"Eh eh, lu sekarang jadi gampang deketin cewek karena dilihatnya lu sama-sama cewek yaa ... gitu yaa?? Wah, asik juga yaa ... asik asik ... eh, ajarin donk gue jadi pengen ceding juga siapa tau banyak cewek jadi deket sama gue." Erwin mengerling sambil menaik turunkan alis matanya.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang