[105.] Landing di Bandung

778 48 12
                                    

"Ada apa dengan kang Usep, tante?" tanyaku.

"Rai, Usep ... dia ada di Bandung. Katanya dia mau mencari kamu!" kata tante Ratu.

"Apa!!?" aku pun terkejut bukan main. "Ngapain lagi kang Usep mencariku? Aku udah nggak ada hubungan apa-apa sama kang Usep. Lagipula kang Usep kan sudah menikah!" kataku.

"Rai ... siapa bilang kang Usep sudah menikah? Ternyata yang kamu lihat di kampung tempo hari lalu itu ... dia bukan Usep! Itu saudara sepupunya, mereka memang mirip-mirip!" kata tante Ratu.

"Ah! Apa maksud tante?? Jangan main-main ah..." aku sungguh terkejut bukan main mendengarnya.

"Tante juga baru tau! Jadi, beberapa hari yang lalu ... setelah sekian lama nggak ketemu, tiba-tiba aja Usep datang ke rumah tante. Tante juga kaget. Dia cerita banyak hal .... Ah, tante nggak bisa jelasin semua. Biar Usep aja yang langsung bicara sama kamu." kata tante Ratu.

Aku terdiam, sungguh aku benar-benar bingung.

Selama ini aku mengira kang Usep sudah menikah. Ternyata setelah sekian lama ini....

"Rai, Usep mau menemui kamu? Boleh tante kasih nomor kamu ke dia?"

"Ja—jangan tante." kataku. "Biar aku aja yang langsung menemui dia."

Lantas tante Ratu pun memberitahu tempat kang Usep menginap, yaitu di sebuah hotel kecil di dekat stasiun. Aku tidak tahu lagi apa yang kupikirkan, aku langsung keluar dan mencari taksi di Bandara.

§


Padahal baru saja aku menjejakkan kaki di Bandung, tapi aku malah bukannya kepikiran untuk pulang terlebih dahulu. Melainkan, aku langsung menuju ke tempat di mana kang Usep menginap.

Kusuruh taksi menungguku di parkiran hotel tersebut.

Aku pun menuju ke resepsionis dan meminta agar dipanggilkan tamu bernama Usep Kamariyatna. Setelah itu aku menunggu di Lobby.

Tidak lama kemudian, datanglah seseorang dengan wajah yang sangat tidak asing lagi bagiku. Lelaki itu tersenyum namun ia masih hanya terdiam memandangku.

"Kang Usep?" aku memanggilnya.

Lelaki itu kemudian menggelengkan kepalanya.

"Saya bukan Usep." ucapnya.

Aku pun terkejut, tapi kudengar suaranya memang berbeda dari kang Usep. Kalau kuperhatikan juga dengan lebih seksama, ternyata raut rahang dan dahi memang nampak pula sedikit perbedaan dari kang Usep yang kukenal.

"Perkenalkan ... saya Isep. Saya sepupunya Usep." ucapnya.

Aku pun terkejut dan masih terbingung-bingung.

Kemudian muncul lah kang Usep yang sesungguhnya, ia datang dengan bu Sari dan seorang wanita muda.

"Ini lah Usep yang kamu kenal selama ini." kata kang Isep padaku. "Dan wanita ini yang kamu lihat tempo hari bersama saya, ini adalah istri saya, Munasaroh."

Isi pikiranku benar-benar kacau berputar-putar.

"Waktu itu, saya dan istri saya melihat kamu. Saya sudah menduga kalau kamu akan menyangka saya adalah Usep. Saya berusaha mengejar kamu, tapi ... kamu sudah lebih dulu pergi." kata Isep padaku.

Segala memoriku lantas flashback kepada kejadian terakhir ketika aku dan papa Udi pergi ke Cianjur dan aku menyangka kalau aku sudah kehilangan kang Usep di sana. [Ref; Chapter 67]

"Saya ingin meluruskan semua yang terjadi. Saya yakin kamu dan adik sepupu saya ini masih saling mencintai. Kami ingin kalian bahagia." kata Isep padaku.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang