[86.] New Love

1.3K 59 19
                                    

Kehadiran Reyhan telah membuat suasana baru dalam kehidupanku. Baru kali ini aku merasakan berkenalan dan dipedekate oleh seorang lelaki gentle. Eh ... aku bukannya ge-er, tapi aku bisa merasakan kalau Rey benar-benar lagi mepet-mepet pedekate denganku. Pastinya aku bisa merasakan lah, bagaimana seorang cowok memberikan perhatian yang berbeda kepada seorang wanita. (Jangan lupa, apalagi aku juga pernah jadi cowok kan).

Tapi, ya jangan bayangkan bagaimana aku dan kang Usep memulai hubungan kami dulu—aku yang dulu diperkosa, dipaksa, digabrut habis-habisan. Walaupun pada akhirnya aku pun luluh dan malah menyukai kang Usep seiring berjalannya waktu.

Lelaki bernama Reyhan ini benar-benar sosok yang berbeda 180°. Ia sungguh-sungguh mendekatiku dengan sewajarnya, sebagaimana layaknya seorang lelaki sejati dalam melakukan pedekate—yaitu, memberikan rasa nyaman.

Karena kunci untuk memulai suatu hubungan yang baik pastinya nomor satu adalah; rasa nyaman. Setelah adanya rasa nyaman, tentu saja selanjutnya adalah; membangun rasa saling percaya. Kalau sudah sama-sama nyaman dan saling percaya; selanjutnya, yang namanya pegangan tangan, berdekatan, bahkan sampai berpelukan sekalipun semua pasti akan jadi sesuatu yang tidak lagi terasa sungkan, dan justru akan jadi sesuatu yang sangat menyenangkan.

Reyhan memang cukup sibuk mengurus bisnisnya, apalagi mengingat bisnisnya adalah sebuah startup. Tapi kebetulan, sekarang ia punya sebuah working space di Jakarta karena juga sedang fokus urusan bisnis dengan client-client serta investornya yang saat ini lebih banyak berpusat di ibukota. Sehingga di luar kesibukannya ia selalu bisa saja menyediakan waktu untuk ketemuan denganku. Selama tinggal di Jakarta, Rey menyewa sebuah apartemen studio di distrik bisnis daerah Kuningan.

Semenjak saling berhubungan, tidak hanya sekedar ketemuan pastinya kami suka jalan berdua sewajarnya anak muda.

Tidak habis-habisnya aku diledek Alexandra.

"Wwoow, edaan. Ciyee Rai ... anak mahasiswi digebet sama cowok eksmud (eksekutif muda)."

"Ah, apaan sih lu Lexa, kesannya kayak aku ... ayam kampus aja." kataku.


***


Suatu sore hari Rey menjemputku di kampus ketika aku sudah habis jam kuliah.

"Hai, Rai." sapanya yang menungguku di taman kecil halaman parkir kampus.

"Eh, Rey." aku memanggilnya.

"Hai Lexa." sapa Rey. Kebetulan Alexandra berada bersamaku juga kala itu, kami sama-sama baru keluar kelas.

"Ciyee, mo ke mana nih hari ini?" kata Alexandra.

"Ah, biasa paling cari tempat buat nongki-nongki santai aja." kata Rey.

"Kamu mau ikut? Ikut aja yuk." kataku.

"Ah, nggak deh. Aku ada urusan yang lain. Kalian aja tuh ... biar makin lancarrr pedekatenya." ledek Alexandra.

"Ah, dasar lu incess." kataku meledek balik.

"Huu~~ udah sana jalan lah kalian." kata Alexandra yang cekikikan.

Kadang Rey suka mengajakku makan-makan atau hangout di cafe, kadang pergi nonton bioskop.

Sore ini kami mau bersantai menikmati suasana sore di Pantai Indah di Utara Jakarta—kebetulan kami sama-sama suka dengan suasana pantai.

Singkat perjalanan, kami pun tiba di cafe beach club tempat yang biasa kami singgahi untuk hangout dan menikmati chill vibes suasana sore di pantai utara ibu kota Jakarta ini.

Gadis Ruyuk CisangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang