Eps 17

7.2K 586 130
                                    

"Aku mencintai dirinya, tapi membenci sifatnya."

-Antariksa_

°•••Brother konflik•••°

Di sebuah gedung bertingkat, lebih tepatnya di ruang rapat sedang terjadi pertemuan antara dua pemilik perusahaan ternama, diketahui mereka tengah melakukan bisnis penting.

-Ruang rapat.

Sudah dua jam rapat itu berlangsung, satu-persatu dari mereka mulai berjalan keluar dari dalam ruangan, serta sedikit yang tersisa sedang sibuk membereskan beberapa dokumen.

"Saya tidak pernah menyangka, kalau perusahaan keluarga Anderson akan menjalin hubungan bisnis dengan keluarga Kasela," Ujar tuan Agral ayah kandung dari Antarez dan Antariksa, kepada nona Mawar mantan istrinya.

"Apa itu menjadi masalah tuan Kasela, hanya karena dulu kita pernah menjalin sebuah hubungan?" Balas nona Mawar, sejak mereka berpisah beberapa tahun yang lalu, nona Mawar membesarkan Antariksa seorang diri.

Akan tetapi akhir-akhir ini, perusahaan keluarga Anderson yang ia kelola mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan. Nona Mawar tidak bisa membiarkan perusahaannya bangkrut begitu saja, dan satu-satunya perusahaan yang terkenal dan bisa membantu dirinya hanyalah perusahaan Kasela milik mantan suaminya itu.

"Tidak, tidak ada. Hanya saja, haaah bagaimana kabar Antariksa? apa dia tidak merindukan papanya?" Balas tuan Agral menyalakan sepuntung rokok.

"Dia bahagia bersamaku, aku mendidiknya dengan baik, kau tidak perlu mengkhawatirkan soal kondisinya. Dan sebentar lagi nama marga Antariksa akan saya rubah menjadi Anderson, serta menghapus Kasela di belakang namanya," Ujar nona Mawar.

Memang begitu sepatutnya, tuan Agral dan nona Mawar telah bercerai, sekarang wanita itu sudah tidak punya hak untuk menggunakan nama marga Kasela milik suaminya. Semuanya kembali seperti semula, menjadi nona Mawar Anderson, dan berencana untuk merubah nama Antariksa sama seperti itu juga.

"Kau terlalu egois Mawar," Ujar tuan Agral lalu menyesap kembali putung rokoknya, dan menghembuskannya dengan perlahan.

"Apa kau tidak memikirkan bagaimana nasib kedepannya Antarez dan Antariksa?"

"Mereka terlihat asing sekarang."

/Brak/ "Lalu apa kau berpikir, perselingkuhan itu hal yang wajar! kau yang memulai perpecahan ini terlebih dahulu tuan Kasela!" Bentak nona Mawar seraya menggebrak meja.

"Kau menikmati waktu bersenang-senang mu dengan wanita jalang itu, dan selalu memukulku tanpa alasan. Dan sekarang, kau berpikir aku adalah ibu yang buruk untuk mereka."

"Lebih baik, koreksi diri anda terlebih dahulu tuan, sebelum mengomentari hidup orang lain," Pungkas nona Mawar kepada tuan Agral, lelaki tua itu hanya diam, tidak berkomentar sama sekali. Gelagatnya terlihat tenang, seperti tidak perduli.

"Aku dengar dari Antariksa, kalau sekarang Antarez memiliki kepribadian yang kasar, bahkan menjadi ketua geng yang sering ikut tawuran. Dimana peran mu sebagai orang tua? seharusnya kau mendidik dia dengan benar."

"Antarez itu anakku, kau tidak perlu ikut campur soal bagaimana aku harus mendidiknya. Kau sendiri yang meninggalkannya bukan? jadi, untuk apa kau harus peduli?" Balas tuan Agral.

"Terserah aku harus mendidiknya dengan cara apa, aku hanya ingin dia mempunyai mental yang kuat sama seperti papanya," Tuan Agral berdiri dari tempat duduknya, seraya merapikan jas yang dirinya kenakan.

"Mental yang kuat? aku tidak bisa terima kalau sampai anakku Antarez, memiliki sifat tempramental seperti dirimu!" Sarkas nona Mawar.

Tuan Agral tertawa kecil, "Haha, memangnya kau siapa? mungkin sekarang anak itu sudah membenci dirimu, memiliki saudara kembar dan hanya satu yang dianggap spesial, Antarez pasti merasa kecewa."

"Yang tersisa saat ini hanyalah soal urusan bisnis, jadi jangan ikut campur dalam urusan pribadi, antara aku dengan Antarez," Ujar Tuan Agral berjalan menuju pintu, lalu berhenti.

Ia menolehkan kepalanya ke samping, melirik nona Mawar menggunakan ekor matanya. "Apa anda mengerti, nona Anderson," Pintu pun tertutup, meninggalkan nona Mawar seorang diri di dalam ruang rapat tersebut.

"Ck," Decak nona Mawar selepas kepergian tuan Agral, ia tidak pernah menyangka kalau kesalahan kecil yang dulu pernah ia lakukan. Bisa berdampak besar seperti ini.

*********

-Di dalam toilet siswa.

"Aaakkhh," Erang Antariksa memuntahkan air ludah bercampur cairan merah pekat di wastafel toilet, mencengkram kuat dadanya yang terasa sakit.

Bibir Antariksa kering, wajahnya pucat, menatap sayu ke arah pantulan kaca di hadapannya. Antariksa mencoba mengatur kembali napasnya yang terasa berat, cucuran keringat dingin membasahi pelipisnya.

"Kenapa harus sekarang? plis, jangan dulu, gua belum mau mati," Batin Antariksa lalu membasuh mukanya dengan air.

"Sa Sa! udah selesai belum? Lo gak kenapa-kenapa kan?" Panggil teman Antariksa dari luar pintu toilet.

"Iyah bentar," Balas Antariksa sedikit keras, dan berjalan menuju pintu keluar toilet lalu membukanya.

"Maaf Ken, sudah buat Lo nunggu lama," Ucap Antariksa kepada temannya yang bernama Kenzie itu.

"Ya Allah Sa, muka Lo kenapa hah? kok pucet gitu?" Kejut Kenzie melihat wajah Antariksa nampak lemas, suaranya pun terdengar serak.

"Gua baik-baik aja kok Ken, yuk balik ke ruang OSIS, kita ada rapat kan."

"Mending Lo pulang aja deh Sa, kayaknya Lo lagi gak enak badan," Khawatir Kenzie tersirat begitu jelas di wajahnya, kalau ia tengah mengkhawatirkan tentang kesehatan Antariksa.

"Gua sehat kok Ken, udahlah ayo balik, kasihan anak-anak udah pada nungguin," Balas Antariksa bersikukuh, dan meminta kepada Kenzie agar tidak terlalu khawatir.

"Yang bener Lo Sa? wajah Lo pucet gitu mirip ikan kekurangan air, enggak apa-apa Sa Lo izin aja sehari, lagipula anak-anak pasti maklumin kok, udah pulang saja sana, biar gua yang urus."

Antariksa berpikir sejenak, "Oke deh, gua pulang dulu yah, bilangin sama mereka sorry gua gak bisa ikut. Thanks yah Ken," Balas Antariksa menepuk pundak Kenzie wakil ketua OSIS tersebut, lalu berpamitan pergi untuk pulang ke rumah.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang