Brother Konflik 034

829 71 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ucapan mu manis sekali ya, sampai membuat ku hampir lupa jika manusia adalah sumber dari segala kepahitan."

*******

Raga Antariksa membeku, dengan isi pikiran yang masih dipenuhi oleh deretan kata dari pria misterius tersebut. "Gue pergi dulu, sampai ketemu lagi.. dek." Sebaris kalimat tersebut masih terngiang jelas, begitu jelas.

Bahkan deru napasnya, aroma tubuh, serta dekapan hangat itu, sempat membungkus nyaman jiwanya dalam beberapa menit yang lalu. Sebuah rasa yang begitu dekat namun terasa jauh, bahkan Antariksa tidak mampu mendeskripsikan perasaannya sendiri, apakah ini khayalan atau nyata?

Derap langkah kaki dari luar ruangan membuyarkan lamunannya, manik mata Antariksa kini terfokus pada objek yang sebentar lagi datang memasuki pintu. Pak Sam segera berlari menghampiri Antariksa yang tengah jongkok di lantai, anak itu pasti ketakutan. Dengan lembut, ia membantu Antariksa untuk berdiri.

"Anda tidak apa-apa Tuan?" tanya Pak Sam khawatir, telapak tangannya basah, ia pasti cemas berada dalam ruangan gelap beberapa waktu yang lalu. Antariksa tidak menjawab, tapi kepalanya menggeleng sebagai tanda jika ia baik-baik saja.

"Syukurlah, saya sempat merasa takut karena sudah meninggalkan anda sendirian di sini tadi," sambung Pak Sam, membuat Antariksa kembali mengingat lelaki misterius tersebut.

"Mm Pak," panggil Antariksa sedikit ragu, Pak Sam pun menoleh, menunggu ucapan selanjutnya yang ingin anak itu katakan.

"Iya Tuan?"

"Apa, apa anda yakin setelah anda keluar tadi anda tidak melihat siapapun? Karena... tadi pada saat lampunya padam, saya merasa seperti ada seseorang yang berada di ruangan ini bersama saya, pada awalnya saya pikir itu anda, tapi ternyata...." jeda Antariksa mengerutkan kening, ada sebuah nama yang ingin ia ucapkan tapi masih tertahan di ujung bibir.

Pak Sam yang mengerti apa maksud dari perkataan Antariksa itu pun menghela napas, orang itu pasti Antarez. Dia pasti memanfaatkan kejadian itu untuk keluar dari ruangan ini. Dengan lembut, Pak Sam menggosokkan tangannya pada punggung Antariksa. "Mungkin tadi anda sedang panik Tuan, tidak ada siapapun di sini selain kita, kegelapan pasti sudah membuat pikiran anda berimajinasi," balas Pak Sam.

Kepala Antariksa mengangguk, kalau dipikir-pikir benar juga. Mungkin ini cuman imajinasinya saja, mungkin dia terlalu cemas dan tidak bisa berpikir jernih. Namun, tetap saja seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. "Hm mungkin," balas Antariksa ragu.

"Kalau begitu Tuan, mari saya antar ke ruangan lain, ada beberapa dokumen yang dititipkan oleh Tuan Agral kepada anda," ujar Pak Sam menyampaikan pesan dari Tuan Agral, yang baru saja dia dapat beberapa menit yang lalu sebelum kembali ke ruangan ini.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang