Eps 10

8.8K 770 110
                                    


"Dia yang sering menangis, bukan berarti dialah manusia paling tersiksa di dunia ini. Bisa jadi, dia yang terlihat kuat memiliki rasa trauma yang paling hebat."

-Vino.pi_

°•••Brother konflik•••°

Antarez terlihat begitu dingin, nafasnya memburu. Tangan kanannya terkepal kuat hingga nampak akar-akar otot timbul, semakin terlihat jelas bersama kulit putihnya.

//Grep// Dengan cepat Moza langsung menggapai tangan Antarez yang hampir saja sekali lagi mengenai Antariksa, untuk menghentikannya saja Moza memerlukan tenaga cukup lebih.

"Lo mau apa?" Tanya Moza menekan nada bicaranya, balik menatap tajam kepada Antarez.

"Lo gak perlu ikut campur," Balas Antarez semakin menambah kekuatannya, agar kepalan tangannya itu bisa terlepas dari genggaman Moza.

"Gua tanya Lo mau apa!" Sentak Moza menghempaskan genggamannya, membuat tubuh Antarez mundur beberapa langkah.

"GUA MAU BUNUH DIA!" Bentak Antarez sambil menuding tepat pada wajah Antariksa. "Hah," Isak nya tak percaya dengan kata-kata apa yang baru saja keluar dari mulut sang kakak barusan.

Membunuh? apakah di dunia ini masih ada seorang kakak yang tega menghabisi nyawa adiknya sendiri?. Cukup membayangkannya saja sudah membuat kita merasa ngeri.

Lelaki itu sudah tenggelam terlalu dalam, hingga sampai pada dasar kebencian. Tersirat sangat jelas melalui kedua manik matanya, bahwa sudah tidak ada lagi arti saudara didalam sana. Antarez telah menghapus sepenuhnya dalam pikiran juga hidupnya.

Seorang kakak yang baik, itu hanyalah sebuah kenangan pahit.

"Tapi dia itu adik Lo Rez!" Marah Moza tidak mengerti lagi, apa yang ada didalam otak anak itu saat ini.

Mendengar perkataan dari Moza membuat Antarez mengerenyitkan dahinya. "Dia bukan adik gua, saudara, maupun keluarga."

Hh saudara?, apa itu saudara?. Keluarga?, sebuah kata yang kebanyakan orang mereka sebut sebagai rumah, tetapi malah berhasil menggoreskan luka paling dalam.

Mungkin dimata mereka semua, si adik Antariksa lah yang paling patut untuk dikasihani. Sedangkan sang kakak Antarez?, anak itu terlalu hebat untuk menyembunyikan rasa sakitnya. Hingga mampu membohongi kita semua, kalau dia terlihat seperti baik-baik saja.

Disaat Moza sedikit lengah, Antarez tidak membuang kesempatan. Ia langsung berlari kearah Antariksa dan mencengkram erat kerah baju anak itu, hingga membuatnya kesulitan bernapas.

"Ka-kakak," Rintih Antariksa merasakan sesak dibagian lehernya. "Tolong ... tolong lepasin kak, sakit."

"Kenapa gua harus terlahir kembar, kenapa gua harus punya saudara macam Lo!" Tangan kekar itu semakin menjerat kerah baju Antariksa, dengan kedua tangan sang adik memegang lemas tangan sang kakak. Meminta untuk melepaskannya. "Tolong kak, sakit," Pintanya dengan mata berkaca-kaca.

"ANTAREZ!!!" Garuda langsung turun tangan, melihat perbuatan gila yang temannya itu lakukan. Tubuh Antarez ditarik paksa menjauh dari Antariksa, walaupun Antarez memberontak tapi Garuda tetap berusaha membawa anak itu pergi dari sana.

"Lo kenapa sih hah!. Lo gak sadar?, Lo tadi hampir aja bunuh saudara Lo sendiri Rez," Ujar Garuda, ingin sekali dia menonjok muka anak itu agar pikirannya kembali waras.

"Gua sadar dengan apa yang gua lakukan. Gua memang mau bunuh dia," Balas Antarez santai, dengan melirik Antariksa menggunakan ekor matanya.

Garuda hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, mendengar jawaban dari Antarez. "Lo sudah terlalu benci sama dia Rez, sadar. Bagaimanapun juga dia itu saudara Lo."

"Apa?, saudara Lo bilang?. Dia itu saudara gak tahu diuntung tahu gak!. Gua sudah bela-belain datang sendiri ke markas black panther buat tolongin dia. Tapi lihat, apa balasannya?"

"Dengan bodohnya dia telpon polisi nyuruh mereka untuk datang ke sana, sampai membuat geng Leopard kehilangan separuh anggota. Dan Lo sebagai wakil, harusnya Lo juga marah!" Kesal Antarez mendorong kasar tubuh Garuda.

"Kalau memang begini ujungnya, dari awal gua gak bakal punya inisiatif buat tolongin dia. Biarin aja dia mati dibunuh sama anak-anak black panther, itu lebih baik daripada gua harus kehilangan separuh anggota geng Leopard," Lirih Antarez lalu berjalan menuju sepeda motornya.

"Gua cabut duluan," Pamitnya dan pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.

"Biarin aja dia mati dibunuh sama anak-anak black panther, itu lebih baik daripada gua harus kehilangan separuh anggota geng Leopard," Kalimat itu kembali terputar didalam pikiran Antariksa, sembari melihat sang kakak dan motornya pergi menjauh.

"Jadi, kakak sama sekali tidak perduli kalau aku mati?" Batin Antariksa menundukkan kepala, menatap nanar kearah sepasang sepatu sneaker nya.

"Antariksa," Panggil Garuda membuat kepala anak itu kembali terangkat, matanya terlihat merah dan bibirnya pucat. Garuda dapat mengerti bagaimana perasaan Antariksa.

"Soal omongan Antarez, jangan Lo masukin kehati yah," Ujar Garuda menepuk-nepuk pundak Antariksa, berniat untuk menenangkannya.

"Lo tahu sendiri kan kalau kehidupan anak motor itu keras, sekarang Antarez cuman lagi marah aja. Karena dia gak bisa bawa utuh anak-anak Leopard pulang, Lo juga harus ngerti soal posisi dia sebagai ketua," Sambung Garuda.

"Iyah, gua juga minta maaf yah. Gara-gara perbuatan gua kalian semua harus kehilangan separuh anggota, gua pikir dengan menelpon polisi semuanya pasti bakal teratasi. Tapi ternyata enggak."

"Iyah, kita semua maafin kok. Yaudah, mending sekarang Lo pulang yah, takut bunda Lo nyariin."

"Bang, anterin Antariksa pulang yah!" Suruh Garuda kepada Moza, dan dibalas anggukan oleh lelaki itu.

"Gak perlu, mending aku pulang sendiri aja," Tolak Antariksa. "Gua sudah bikin susah kalian semua, gua gak mau ngerepotin lagi."

"Mending Lo nurut aja sama gua Sa, Lo baru aja pulang dari markas geng black panther. Sekarang mereka pasti lagi ngincar Lo, dan pasti juga bahaya kalau sampai Lo ketemu sama mereka dijalan," Tutur Garuda.

"Gua gak mau sampai Lo kenapa-kenapa, dan pasti Antarez juga bakalan khawatir kalau adiknya dalam bahaya," Pandangan Antariksa kembali sayu, apa benar kalau kakaknya itu masih mempunyai rasa sayang kepada dirinya?.

"Oke Garuda, thanks yah," Balas Antariksa tersenyum tipis, dan segera menaiki sepeda motor milik Moza untuk diantarkan pulang oleh lelaki itu.

°•••Brother konflik•••°

Sudah selesai nih baca eps 10 nya, gimana?, semoga kalian suka yah^^. Boleh dong pencet tombol bintangnya biar aku makin semangat lanjut ke eps selanjutnya 😊🌟. Papayo👋 ....

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang