Eps 70

6.1K 487 61
                                    

"I miss you brother,"-Antariksa Gifar Kasela-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I miss you brother,"
-Antariksa Gifar Kasela-

********

Setibanya di sekolah, Antariksa menjalani kehidupan remajanya sama seperti sebelumnya. Mulai dari masuk ke dalam kelas, bel jam pertama berbunyi, lalu dilanjutkan dengan istirahat.

Akan tetapi, ada satu hal yang belum Antariksa lakukan akhir-akhir ini, yakni menyapa Antarez kakaknya. Dia terbiasa berjalan melewati depan kelas Antarez hanya untuk sekedar melihat wajah anak itu, namun kini berbeda, bangku yang selalu menjadi tempat duduk Antarez di kelas, selalu kosong.

Antariksa sama sekali tidak mengetahui kemana kepergian kakaknya, semenjak dia masuk rumah sakit waktu itu dan dalam keadaan koma beberapa hari, Antariksa tidak tahu lagi kemana Antarez pergi.

Di lorong sekolah tepatnya, Antariksa melihat Garuda yang sedang berjalan seorang diri di sana. Dengan cepat-cepat Antariksa langsung berlari menghampiri laki-laki tersebut. "Garuda!" panggil Antariksa, membuat atensi anak itu menoleh ke arahnya.

Kini Antariksa sudah berdiri di depan Garuda, kedua manusia itu masih belum memulai pembicaraan sama sekali. Garuda malah sibuk memandang wajah Antariksa, sebuah tubuh yang sangat amat mirip dengan mendiang sahabatnya. "Antarez," batin Garuda tersenyum kecut.

"Garuda!" panggil Antariksa sekali lagi, membubarkan lamunan Garuda. "Kok Lo lihatin gua kayak gitu sih?"

"Hm," deham Garuda kembali sadar. "Ada apa Lo panggil gua?"

"Mmmm gua boleh tanya sesuatu gak?"

"Boleh, cepetan gua mau balik ke kelas nih," balas Garuda sambil melirik ke arah jam tangannya, sebentar lagi bel masuk jam kedua akan berbunyi.

"Kakak gua kemana Da? Sudah beberapa hari ini gua gak lihat dia masuk sekolah," tanya Antariksa menatap kedua manik mata Garuda sungguh, dia amat ingin mendapatkan sebuah jawaban dari dirinya.

"Biasanya dia bareng sama Lo Da, sekarang gua gak pernah lihat sama sekali Lo jalan bareng sama dia, kak Antarez kemana Da?" tanya Antariksa sekali lagi.

Sepuluh detik Garuda menatap mata Antariksa, sebelum akhirnya membuka mulut untuk menjawab. "Lo mau ketemu sama Antarez?" balas Garuda berbalik bertanya, mencoba memastikan.

"Iyah, gua mau ketemu sama dia," jawab Antariksa sungguh.

"Oke, pulang sekolah temui gua di parkiran sekolah, gua bakal bawa Lo ketemu sama dia," balas Garuda lalu berbalik badan dan pergi begitu saja meninggalkan Antariksa.

Senyuman lebar terukir jelas di bibir Antariksa, yah akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang yang sangat dirinya rindukan.

********

Di pelajaran jam terakhir, Antariksa sama sekali tidak bisa fokus. Sedari tadi bola matanya hanya melihat ke arah jam dinding yang tergantung di atas papan tulis. Kurang sepuluh menit lagi, bel pulang akan berbunyi.

"Ayo cepetan!" batin Antariksa merasa tidak sabar, Antariksa ingin segera bertemu dengan kakaknya, seluruh kata-kata rindu sudah tersusun rapi di dalam pikirannya.

"Baiklah anak-anak, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi, kita lanjutkan besok, jangan lupa kerjakan tugas dari Ibu!" ujar Ibu guru membereskan beberapa bukunya yang tergeletak di atas meja.

"Woy Sa Lo mau kemana!" teriak Bams kepada Antariksa yang sudah berlari begitu saja keluar dari kelas.

"Temen Lo kenapa sih Hans?" heran Bams kepada Hans.

"Mana gua tahu, ada urusan penting kali," jawab Hans.

Antariksa masih berlari melewati semua siswa-siswi yang bersamaan berjalan memenuhi koridor sekolah, sama seperti perjanjiannya bersama Garuda. Ia segera menuju parkiran sekolah untuk menemui anak itu.

Napas Antariksa ngos-ngosan, menopang kedua tangannya di lutut. "Haah," hela Antariksa bergantian memegang tiang lampu di sebelahnya, berusaha mengatur napasnya kembali.

Dari sana dia bisa melihat Garuda yang sedang menunggu kedatangannya, sambil duduk di atas joke motor dengan sebatang rokok yang terdapat di mulutnya.

"Garuda!" sapa Antariksa kepada Garuda membuat laki-laki itu menoleh, satu hisapan terakhir, Garuda lalu membuang puntung rokok tersebut dan menginjaknya menggunakan sepatu.

"Naik!" titah Garuda menyalakan mesin motornya.

"Oke," balas Antariksa lalu naik ke atas motor Garuda.

Suasana yang cukup canggung, Antariksa tidak berbicara apapun selain menurut kemana Garuda akan membawanya pergi. "Leopard," ujar Antariksa membaca tulisan jaket geng yang dikenakan oleh Garuda, sepertinya anak itu sangat menyayangi jaket ini. Benda yang berharga.

"Kita sudah sampai," ucap Garuda memberhentikan sepeda motor ninjanya di depan pintu masuk pemakaman.

Garuda meminta Antariksa untuk turun, supaya dia bisa memarkirkan sepeda motor tersebut. Kedua alis Antariksa menyatu, tempat pemakaman? Untuk apa Garuda membawanya kemari?

"Da, buat apa Lo bawa gua ke sini? Gua mau ketemu sama kakak gua, bukan ke kuburan," tanya Antariksa bingung.

"Lo bisa lihat sendiri nanti," balas Garuda datar, lalu berjalan mendahului Antariksa masuk ke dalam pemakaman tersebut. Sedangkan Antariksa yang memang tidak mengerti apa-apa, mau tidak mau dia hanya mengikuti kemana Garuda pergi.

Di dalam sana, Antariksa melihat Garuda yang sudah berdiri di depan sebuah makam seraya menunduk ke bawah. Tatapan lelaki itu nampak begitu sendu.

Dengan berbekal rasa penasaran, Antariksa melangkah untuk menghampiri Garuda di sana.

"Da, sebenarnya maksud Lo apa?" tanya Antariksa kepada Garuda yang berdiri di sampingnya.

"Lo mau ketemu sama Antarez kan?" ucap Garuda terdengar dingin, pandangan Garuda masih tidak berubah, kepalanya masih menunduk ke bawah.

"I-iyah," jawab Antariksa sedikit ragu.

"Sekarang dia sudah ada di depan Lo," balas Garuda tersenyum getir, dadanya kembali terasa sesak.

"Di... di depan gua?" batin Antariksa sangat terkejut, apa maksud dari anak itu.

"Antarez kita sudah ada di sini Sa," sambung Garuda dengan bola mata berkaca-kaca.

Takut namun bercampur rasa penasaran, Antariksa mencoba memberanikan dirinya untuk melihat kepada sebuah makam yang berada di hadapannya.

"A-Antarez Pu-Putra Ka... Kasela," Antariksa membaca sebuah nama yang terdapat di batu nisan itu dengan gemetar, dia bisa merasakan jantungnya berhenti sesaat sangking terkejutnya.

"Ka-kakak," batin Antariksa bersama ribuan air mata sudah berselancar bebas membasahi pipinya.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang