Eps 47

6.3K 548 40
                                    

-Kantin sekolah.

"Hallo bro!" sapa Zavian seraya berjalan menghampiri dua remaja yang tengah duduk-duduk di dalam kantin sambil memakan semangkok bakso.

Zavian lalu duduk di samping Antarez, Zavian Narendran Adhi anak OSIS sekaligus anggota inti geng LEOPARD.

"Tumben Lo ke sini, biasanya sok sibuk jadi anak OSIS," nyinyir Garuda kepada Zavian.

Zavian memasang muka sinis kepada Garuda. "Yah maaf, akhir-akhir ini gua jarang kumpul sama kalian, OSIS memang sesibuk itu bro," balas Zavian.

"Haha, mau aja jadi babu sekolah," timpal Garuda lagi.

"Bangke, mulut Lo bisa diem gak sih?" kesal Zavian, niatnya datang kemari untuk bisa berkumpul lagi bersama mereka berdua, tapi ternyata malah mendapat cibiran pedas dari Garuda.

"Gua ke sini juga mau minta izin ke Lo Rez, entar malem gua gak bisa kumpul lagi sama anak-anak," ucap Zavian kepada Antarez yang masih sibuk memakan semangkok baksonya.

"Hm," deham Antarez nampak acuh.

"Rez, gua beneran gak bisa, sekarang anak OSIS beneran sibuk banget sama kegiatan, apalagi banyak anak baru."

"Perasaan kemarin udah ada anak baru deh, masak sekarang ada anak baru lagi," heran Garuda.

"Mana gua tahu, emang gua kepala sekolahnya? Ck si Antariksa juga, pake acara gak masuk sekolah lagi."

"Antariksa?" ulang Antarez.

"Iyah, Antariksa saudara kembar Lo itu, hari ini dia gak masuk sekolah," jawab Zavian.

"Kalau gua boleh tahu, apa alasan dia gak masuk?" tanya Antarez penasaran, padahal baru kemarin dia dan Antariksa pergi bermain bersama, dan Antariksa juga terlihat baik-baik saja.

"Emang Lo belum tahu Rez? Setiap hari Jum'at Antariksa selalu gak masuk sekolah, tadi pagi gua juga lihat pak sopirnya dateng bawa surat ke pos satpam," jelas Zavian.

Antarez terdiam sejenak, tiba-tiba perkataan Bunda waktu itu kembali terputar di dalam pikirannya. "Adik mu itu sakit nak, dari kecil Antariksa sering sakit-sakitan."

"Apa benar alasan Antariksa gak masuk sekolah karena sakit? Tapi kalau iyah, dia sakit apa?" batin Antarez.

Seketika pikiran Antarez menjadi cemas, nama Antariksa mampu memenuhi isi otak anak itu sekarang.

"Rez Lo mau pergi kemana?" tanya Garuda melihat Antarez berdiri dari tempat duduknya.

"Gua ada urusan sebentar, kalian berdua lanjutin aja ngobrolnya," balas Antarez lalu pergi terburu-buru meninggalkan kantin, Garuda dan Zavian saling menatap satu sama lain, mereka sama-sama merasa bingung dengan kepergian Antarez.

Kaki Antarez menapaki jalanan paving blok sekolah dengan tempo cepat, lalu melewati koridor yang langsung terhubung ke ruangan pintu kaca yang bertuliskan ruang OSIS.

Sesampainya di depan ruangan tersebut, Antarez mengetuk pintu itu beberapa kali. "Masuk!" terdengar sahutan jawaban dari seseorang mempersilahkan Antarez untuk masuk ke dalam.

Pintu mulai terbuka, memperlihatkan seorang siswa yang sedang duduk sendirian sibuk mengerjakan sesuatu. "Owh Lo, ada perlu apa ke sini?" tanya Kenzie dingin, kepada Antarez yang masih berdiri di ambang pintu.

"Dimana Antariksa?" tanya Antarez dan mendengar Kenzie tertawa renyah.

"Haha, tumben Lo cariin Antariksa, kesambet setan apaan Lo semalem?" balas Kenzie.

"Jangan coba-coba bikin gua marah, gua tanya kemana Antariksa?" tanya Antarez sekali lagi berusaha meredam amarahnya.

"Waduh takut gua, si paling kuat marah," balas Kenzie mengejek dengan gelagat seperti orang ketakutan.

"Lo pikir dengan Lo masang muka serius gitu gua bakal takut? Enggak, dimata gua Lo sama sekali gak lebih dari anak berandalan sekolah," sarkas Kenzie.

Rahang wajah Antarez mengeras, napasnya memburu begitupun juga dengan sorotan matanya, sangat tajam. Dia melangkah cepat menuju Kenzie, dua bogem mentah anak itu hadiahkan pada wajah juga perutnya.

"Lo bukan tandingan gua Ken, jadi gak ada gunanya Lo lawan gua, terutama pakai mulut busuk Lo itu," ucap Antarez melihat Kenzie yang duduk di atas lantai seraya memegang rahang wajahnya yang terasa sakit.

Antarez berjongkok di dekat Kenzie. "Cowok itu yang dipakai ototnya, bukan mulut," pungkas Antarez menjambak rambut Kenzie ke belakang, terdapat luka lebam kebiruan di bagian pipinya.

"Gua tanya sekali lagi, kemana Antariksa?"

"Gua jadi kasihan sama Antariksa, bagaimana bisa dia punya saudara kembar kasar macam Lo, yang selalu mikirin dirinya sendiri," ujar Kenzie tersenyum.

"Dari dulu Lo selalu bilang kalau Lo benci sama Antariksa, dan sekarang Lo tanya ke gua dia ada dimana? Ngelawak Lo Rez?"

"Jawaban yang Lo cari ada di laci meja," Antarez melepaskan tangannya dari rambut Kenzie, dan berjalan menuju laci meja lalu membukanya.

Di dalam sana, terdapat sebuah kotak yang berisikan banyak sekali surat, iris mata Antarez tertuju pada sebuah amplop putih yang tertulis nama Antariksa di bagian ujung atas surat tersebut.

Antarez segera memeriksa isi surat itu dan membacanya dengan teliti, semakin ke bawa dahi Antarez semakin berkerut, dia tidak percaya apa yang tertulis dalam selembar kertas itu.

"Lihat, Lo juga pasti gak percaya kan? Sama gua juga, pertama kali gua pikir kenapa alasan Antariksa gak masuk sekolah di hari tertentu, karena dia cuman sakit biasa. Tapi ternyata, dia sedang menjalankan operasi," ujar Kenzie selepas melihat Antarez selesai membaca surat tersebut.

"Antariksa mengidap penyakit jantung bawaan, dia baru mau cerita sama gua beberapa hari yang lalu itupun juga karena gua paksa. Dan apa Lo tahu apa amanah yang Antariksa berikan ke gua?"

"Jangan sampai kak Antarez nya tahu, sebab dia gak mau bikin Lo kepikiran sama penyakitnya dia. See Rez? Antariksa itu sayang sama Lo! Tapi Lo malah jadi kakak yang buruk buat dia."

Antarez masih terkejut, dia baru tahu kalau adiknya Antariksa mengidap sebuah penyakit yang tidak biasa. Bahkan sebagai saudara, Antarez tidak mengetahui apa-apa.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang