Eps 25

6.7K 530 32
                                    

Antarez pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu, lalu memilih-milih deretan baju yang terdapat dalam almari Antariksa, dan memutuskan mengenakan baju hitam polos dengan logo planet Saturnus kecil dibagian dadanya, serta bawahan celana pendek selutut.

Setelah dirasa pas dengan baju yang ia kenakan, barulah Antarez turun ke bawah untuk makan siang bersama Bunda.

Satu persatu kaki Antarez menapak menuruni anak tangga, di bawah sana sedang terlihat bunda tengah menyiapkan makanan dibantu beberapa pembantu rumah. Antarez tersenyum kecil, mata lelaki itu ikut menyipit. Ia kembali teringat kenangan kecilnya dulu.

Bunda melihat kedatangan Antarez yang masih berdiri di atas tangga, wanita itu tersenyum hingga nampak kerutan di pipinya. Bunda melambai-lambaikan tangannya, "Sini sayang, kita makan!" ajak nyonya Mawar kepada Antarez, ia pun mengangguk antusias.

Antarez duduk di kursi samping Bunda, piring kosongnya mulai terisi beberapa lauk dan nasi putih, tak lupa segelas susu coklat sebagai pelengkapnya.

"Kok ada susu sih Bun?" tanya Antarez kepada Bunda.

"Antariksa kan suka susu coklat sayang," balas Bunda mengelus lembut kepala Antarez. "Cih, bocil banget Lo Sa," batin Antarez berdecak, dirinya yang merasa si paling kopi itu pun menatap risih ke arah segelas susu coklat tersebut.

"Iyah halo?" Nyonya Mawar menempelkan layar handphonenya pada telinga kanannya, tengah menerima telepon dari seseorang.

"Baik, sebentar lagi saya berangkat," balas nyonya Mawar kepada orang yang menjadi lawan bicaranya di dalam telepon, Antarez hanya mendengarkannya dengan seksama, sebelum panggilan itu tertutup.

"Bi, saya mau pergi ke kantor dulu sebentar yah, insya Allah sore nanti saya pulang," ujar nyonya Mawar, kepada pembantu rumahnya yang bernama Bi Nay.

"Iyah nyonya, hati-hati dijalan," balas Bi Nay sedikit membungkukkan badan.

"Bunda mau pergi kemana?" tanya Antarez menarik pelan pucuk baju nyonya Mawar, seraya memasang raut wajah sedih.

Yah mau bagaimana lagi, ini baru pertama kali setelah sekian lamanya Antarez bisa bertemu dengan Bunda, ia tidak mau kalau sampai momen berharga ini berakhir dengan cepat begitu saja.

Antarez semakin memperdalam ekspresi sedihnya, bibirnya mengerucut, alis saling bertaut satu sama lain, serta mata puppy eyes. Mungkin terlihat cukup aneh dan tidak biasa bagi seorang ketua geng terbesar seantero Byantara, bisa menjadi begitu manja seperti ini.

Kalau saja ada Garuda di sana, ia akan mengolok-olok ketuanya itu habis-habisan, dan menyebarkan foto imut Antarez ke semua fans-fans beratnya dengan harga seratus ribu per piece.

"Bunda mau pergi kerja dulu sebentar sayang," balas nyonya Mawar begitu lembut seperti biasanya, matanya yang teduh semakin membuat Antarez melihatnya nyaman.

"Tapi aku gak bisa makan kalau gak disuapin," ujar Antarez memutus kontak mata dengan bunda, mengalihkan pandangannya kepada sepiring nasi di atas meja makan. "Bunda mau lihat aku kelaparan?"

Entahlah, Antarez juga tidak paham dengan dirinya sendiri, kata-kata itu seperti spontan keluar begitu saja. Harga dirinya sebagai ketua geng motor yang sangar, terasa lenyap seketika. "Kampret! omongan Lo jijik banget bangsat!" sisi jiwa lakik Antarez meronta-ronta.

"Kamu kenapa sih sayang? kok manja banget hari ini," Nyonya Mawar menghadap Antarez, menempelkan telapak tangannya pada dahi anak itu. "Yah sudah, Bunda suapin kamu sebentar," Hati nyonya Mawar luluh dan tidak bisa menolak permintaan menggemaskan dari Antarez.

********

"Buset, kamar kakak kenapa ada samsak tinju segala?" bingung Antariksa melihat ada samsak tinju yang digantungkan dekat jendela kamar. Serta sebuah jaket kebesaran geng LEOPARD berlogo macan tergantung di belakang pintu kamar.

Antariksa langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, hari ini terasa begitu lelah, banyak sekali tugas sekolah, belum lagi tugas-tugas OSIS yang menjadi tanggung jawabnya. "Sekolah makin lama, makin gila aja," gumam Antariksa memijat-mijat keningnya.

"Jadi anak TK lagi enak kayaknya," mata Antariksa melihat ke arah langit-langit atap, tidak ada apapun di sana, selain lampu dan cicak kecil yang numpang lewat. Tetapi, suasana yang tenang itu, membuat pikiran Antariksa sedikit tenang.

"Eh," seperti ada benjolan kecil yang mengganggu punggung Antariksa di atas kasur, ia pun meraba raba area kasur tersebut dan merasakan ada sesuatu yang membuat punggungnya tidak nyaman.

Antariksa turun dari atas ranjang untuk memeriksanya, kolong yang cukup gelap dengan pencahayaan yang minim. Nampak dua buah kardus di bawah sana, dengan rasa penasaran Antariksa menarik keluar dua buah kardus itu dari dalam kolong kasur.

"Piala nya banyak banget," kejut Antariksa melihat banyak sekali piala, medali emas, dan beberapa sertifikat penghargaan, rata-rata semuanya adalah kategori lomba futsal. "Keren," Antariksa menatap bangga ke arah puluhan tropi berwarna emas mengkilat itu, dia tidak menduga kalau kakaknya sangatlah berprestasi dalam bidang olahraga.

Selepas puas mencuci mata dan berdecak kagum dengan semua penghargaan itu, bola mata Antariksa seketika menjadi sendu ketika melihat apa isi kardus selanjutnya. Bukan penghargaan ataupun benda menakjubkan lainnya, malahan kardus itu hanya berisi bekas suntikan, beberapa obat-obatan, dan sisa-sisa perban yang masih ada bekas noda darah.

"Itu.... darah kakak?" ujar Antariksa tidak tega melihat semua ini, ternyata di tempat itulah Antarez menyimpan segala rasa sakitnya.

Tujuan dia datang ke rumah ini bukan untuk menyaksikan pemandangan menyakitkan ini, tapi Tuhan mempunyai maksud lain, sekarang Antariksa telah mengetahui salah satu rahasia dari kakaknya.

//Tiiitttt// tiba-tiba kedua telinga Antariksa berdengung sangat nyaring, jantungnya berpacu cepat dan terasa sakit, napasnya terengah-engah, sangat sulit untuk bernapas walau satu tarikan saja.

"Gawat, gua telat minum obat," Antariksa mencengkram dadanya kuat, lalu tergopoh-gopoh mencari sebuah obat di dalam tasnya, botol kecil berwarna oranye yang berisikan kapsul putih.

Ia langsung mengeluarkan obat kapsul tersebut di atas telapak tangannya yang sudah pucat dan bergemetar, lalu menelannya bersamaan dengan air putih dari botol tumblr minum yang ia bawa.

Napas Antariksa mulai kembali normal, begitupun dengan jantungnya, perlahan-lahan dia bisa mengontrol napasnya kembali.

Antariksa mengidap penyakit yang bernama kelainan jantung bawaan, penyakit ini sudah ada ketika Antariksa lahir. Antarez dan Antariksa memanglah terlahir kembar, tetapi nasib Antariksa tidak sebaik dan sesehat kakaknya. Dokter mengatakan kalau Antariksa tidak boleh beraktivitas terlalu berlebihan, hingga membuat tubuhnya lelah.

Tapi akhir-akhir ini, Antariksa mulai lupa dan seringkali mengabaikan nasihat dari dokter, terlebih lagi jadwal sekolahnya yang padat, membuat penyakit Antariksa sering kambuh dan harus rutin kontrol ke rumah sakit.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang