Eps 36

6.5K 450 24
                                    

-Kantin sekolah SMA Darmawangsa.

"Berita pagi ini, ditemukan sebuah mayat yang hancur di rel kereta api dengan tubuh yang sudah tidak berbentuk. Para polisi masih berusaha untuk mengenali identitas korban tersebut, dan menyelidiki lebih lanjut," ujar seorang reporter di televisi kantin.

"Ngeri banget, bisa sampai kayak gitu mayatnya," ujar Garuda yang duduk berdua dengan Antarez seraya memakan makanan mereka, Garuda merasa ngeri melihat kondisi korban yang ditayangkan di kaca televisi.

"Rez, kira-kira penyebabnya apa yah? bisa sampai separah itu kondisinya, menurut Lo, dia dibunuh, atau bunuh diri?" tanya Garuda kepada Antarez yang sibuk memakan nasi gorengnya.

"Entah," balas Antarez mengangkat kedua bahunya. Kalau seandainya Garuda tahu, sebenarnya, Antarez lah yang telah membunuh Regan. "Mungkin memang sudah takdirnya dia mati dengan cara seperti itu," sambungnya.

"Oh yah nih!" Garuda mengeluarkan selembar formulir pendaftaran turnamen futsal kepada Antarez yang ia taruh di atas meja, "Lo isi yah, sekarang harus dikumpulin."

"Da, gua kan-"

"Ssttt tidak ada penolakan, tinggal isi aja apa susahnya sih? Ayolah Rez, sekali ini aja turuti permintaan gua, satu kali aja, setelah itu Lo bebas mau berbuat apapun," ucap Garuda memotong perkataan Antarez, dia menangkupkan kedua tangannya memohon dengan sungguh.

"Yah, mau yah Rez, tim kita juga butuh Lo."

"Haha," kekeh Antarez, "Lo semua kenapa sih hah? Takut banget kalau gua gak ikut."

"Yah iyahlah, Lo kan jagoannya sekolah kita kalau urusan sepak bola, sebagai leader Lo juga tegas banget dan baik, jadi serasa kurang kalau di turnamen kali Iki Lo gak ikutan," jelas Garuda.

"Oke deh gua bakal ikut, tapi nanti kalau gua dihajar sama bokap gua kita bagi dua yah, gua lebam di wajah Lo cedera di perut," ujar Antarez memberikan penawaran, membuat Garuda kesulitan menelan ludah.

"Oke deh oke," jawab Garuda ragu-ragu.

********

Di ruang kepala sekolah, Antariksa diminta untuk datang ke sana oleh pak Dayat kepala sekolah SMA Darmawangsa karena sebuah urusan.

Antariksa baru saja sampai di depan pintu berwarna coklat itu, dia mengetuk pintu dan mengucap salam. Di dalam sana, sudah ada pak Dayat yang duduk di kursi kerjanya, dengan seorang gadis berkuncir kuda berdiri di sampingnya.

Gadis yang tidak ia kenal itu mengenakan baju seragam SMA yang berbeda, dari situ Antariksa bisa menebak kalau dia berasal dari sekolah lain.

"Selamat pagi Antariksa," sapa pak Dayat kepada Antariksa dan dibalas senyuman ramah oleh anak itu.

"Iyah pak pagi," balas Antariksa lalu berdiri di depan pak Dayat, sekilas dia melirik ke arah perempuan yang berdiri tak jauh dari dirinya, ia hanya menunduk, mungkin saja karena gugup atau malu.

"Hari ini di sekolah kita kedatangan murid baru, namanya Yovela, dia anak pindahan dari SMA Gajah Mada, bapak minta tolong sama kamu antarkan dia ke kelasnya sepuluh MIPA 7," ujar pak Dayat.

"Baik pak," balas Antariksa, dan pak Dayat pun meminta murid baru itu untuk ikut bersama dengan Antariksa untuk diantarkan menuju kelas barunya.

Di dalam perjalanan melewati koridor sekolah, mereka berdua hanya diam, tidak ada yang berani untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. Terlebih lagi Antariksa, ini baru pertama kalinya bagi dia berjalan berdampingan dengan seseorang yang baru saja dia temui.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang