Brother Konflik 014

1K 68 1
                                    

Dalam perjalanan menuju mal, Antariksa menceritakan semuanya kepada Kenzie di mobil. Mulai dari awal kenapa dia bisa sampai seperti ini, Kenzie cuman bisa geleng-geleng kepala mendengarnya, tapi juga sempat dibuat penasaran dengan cerita bagian akhirnya. Tentang jati diri geng yang telah menyelamatkan Antariksa.

"Satu kata untuk lo Sa, tolol," umpat Kenzie setelah mendengar cerita panjang lebar dari anak itu, kenapa dia sangat suka menantang maut? Setelah sembuh dari penyakit jantung bawaannya, sekarang dia mau mencoba rasa lain dengan bunuh diri dikeroyok anak-anak geng motor.

"Lo udah dikasih sembuh malah mau masuk ke lubang buaya, udah tahu dia masuk ke dalam hutan masih aja diikutin. Bener kata sopir lo, harusnya lo nurut apa kata dia," sambung Kenzie.

"Iya gue tahu, tapi Ken, cowok itu sekilas persis banget kayak Abang gue, makanya gue-"

"Tapi Sa, Abang lo itu udah...." jeda Kenzie menghentikan ucapannya, ia sadar kalau ini bukanlah hal yang pantas untuk dirinya katakan.

"Meninggal," balas Antariksa melanjutkan perkataan Kenzie yang tertunda, "gue tahu Ken, gue sadar, tapi... tapi kayaknya hati gue masih belum bisa menerima itu," kepala Antariksa menunduk sembari mengepal kuat.

"Gue cuman rindu sama dia, bahkan sangking rindunya gue sampai mengira kalau dia bang Antarez, ternyata sakit ya? Rindu dengan seseorang yang sudah pergi jauh dari dunia ini," Kenzie menelan ludah, ia merasa bersalah karena perkataannya membuat Antariksa menjadi seperti itu.

"Sa, gue nggak bermaksud," ujar Kenzie mengulurkan tangan kanannya untuk menepuk pundak Antariksa beberapa kali, berniat untuk menenangkan anak itu.

"Gue paham kok, lagipula ucapan lo juga ada benarnya. Nggak baik kalau gue terus-terusan seperti ini, gue harus berusaha menerima kenyataan meskipun sakit, tapi mau gimana lagi, mungkin ini memang jalan yang mesti gue lalui," Antariksa mengambil napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

"Hm tenang, gue yakin lo pasti bisa. Lagipula gue tahu kok gimana rasanya," balas Kenzie, kepala Antariksa dibuat menoleh kepada laki-laki tersebut.

"Maksud lo? Lo juga pernah kehilangan seseorang?"

Kenzie tersenyum kecil, "semua orang pasti pernah mengalaminya Sa."

"Apa dia orang terdekat lo?" tanyanya sekali lagi.

Tatapan mata pemuda itu berubah menjadi lebih lembut disertai senyuman yang masih tersemat pada bibirnya. "Ya," balas Kenzie seolah-olah membayangkan sesuatu, "dia orang terdekat gue, dan sangat spesial dalam hidup gue," pungkasnya tanpa menghilangkan lengkungan bibir itu.

"Cewek?"

"Ah lo kepo banget sih?! Kayak lagi interogasi penjahat aja," sebal Kenzie sebab rentetan pertanyaan yang diajukan Antariksa.

"Yeee gue kan cuman penasaran, gue udah cerita panjang lebar masa lo nggak mau cerita juga, nggak adil dong."

"Lo sendiri ya yang mau sukarela buat cerita, gue nggak nyuruh," timpal Kenzie tak mau kalah.

"Iya-iya, mal nya udah di depan tuh," respon Antariksa lebih memilih mengalah daripada semakin memperpanjang perdebatan mereka, sebuah bangunan yang cukup besar sebagian sudah terlihat dari kejauhan, mumpung jalanan cukup sepi, Kenzie menambah kecepatan mobilnya supaya cepat sampai.

Sesampainya di dalam mal, mereka mampir ke salah satu tokoh baju laki-laki di sana. Antariksa memilih-milih beberapa pakaian yang sekiranya cocok untuk dirinya pakai.

"Ngapain sih pake beli baju?" tanya Kenzie penasaran, andai saja ada toko yang menjual sifat 'peka', Antariksa pasti akan memborong nya habis untuk diberikan kepada Kenzie.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang