Brother Konflik 038

1K 70 11
                                    

"Melodi yang kembali."

********

"Woy bantu gue, buff gue kecolongan mulu aelah," sebal salah satu dari mereka yang tengah main game online bersama. "Zav! Jaga atas, lo tempatnya di exp ngapain ke mid!" tegurnya kepada Zavian yang duduk di sofa samping dirinya. Pandangan mereka semua sama-sama fokus pada benda pipih tersebut.

"Bentar lah gue lagi bantu war, marah-marah mulu lo perasaan, ini cuman classic Bang, chill," balas Zavian sedikit kesal dengan sikap temannya itu, dari awal mereka main dia yang paling berisik. Kalau bisa di mute, Zavian mute itu mulut.

"Sst," desisnya merasakan sesuatu yang tidak bisa ditahan di bawah sana, Zavian segera berdiri dan berjalan ke belakang menuju toilet. "Ck, lagi enak-enak main ada aja." Handphone itu ia letakkan di atas rak, sebelum akhirnya berjalan masuk untuk melaksanakan misi.

Game masih menyala bersama Zavian yang belum keluar dari toilet. Lalu, Garuda yang kebetulan lewat melihat handphone tersebut di atas sana. Entah didasari rasa apa, ia berjalan menghampiri benda pipih itu.

"Ini handphone Zavian," gumam Garuda lalu melihat ke arah pintu yang terdengar suara gemericik air dari dalam sana. Layar yang semula menunjukkan tampilan game, sekarang berubah menjadi panggilan telepon dari seseorang.

Satu alis Garuda terangkat, selepas membaca nama kontak yang muncul di layar handphone. "Orion?" Nama yang asing dan tak pernah ia dengar sebelumnya, dengan rasa penasaran, perlahan ia pun mengambil benda pipih itu untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Zav, gue minta cepetan dateng ke perusahaan Kasela sekarang!"

Dep!

Jantung Garuda seperti dihantam batu dalam satu serangan, matanya terbelalak dengan tangan yang semakin menggenggam erat handphone tersebut. Tubuhnya menjadi beku, bersamaan dengan mulutnya yang juga kaku. "Ini... ini," batin Garuda, jantung yang semula sesaat berhenti kini berdegup kencang. "Suara.... Antarez?"

"Zav, lo denger suara gue kan?" Sahutan suara lagi membuat Garuda semakin yakin tapi juga ragu, tanpa pikir panjang ia kembali menaruh handphone itu dan mengembalikan tampilan awalnya agar Zavian tidak curiga. Ia juga sempat mencatat nomor itu untuk ia lacak lokasinya nantinya.

Ia segera pergi dari markas dengan perasaan berkecamuk, pikirannya terus terngiang-ngiang perkataan yang masih saja berputar seperti kaset rusak. Motor itu melaju cepat, diiringi tanda tanya besar serta ketidaksabaran yang semakin membesar di setiap hembusan napasnya. "Antarez, itu lo kan?" monolog Garuda gemetar disertai bola mata berkaca-kaca.

Sahabat yang telah meninggalkan dia, seseorang yang telah ia anggap sebagai rumah sekarang kembali pulang. Seorang leader yang selama ini selalu didambakan kehadirannya, Garuda tak menyangka bisa kembali mendengar suara berat itu barusan. Dan sekarang, ia ingin membuktikan apakah dugaannya benar atau meleset.

Sesampainya di depan pemakaman, Garuda segera turun dari motor yang diparkir asal. Segera, ia berlari masuk ke dalam sana sambil membawa cangkul yang ia temukan di samping gerbang makam.

Ia berdiri di depan sebuah gundukan tanah dengan batu nisan yang terukir nama seseorang di sana, Antarez Putra Kasela. Genggaman Garuda pada cangkul semakin menguat, "semoga dugaan gue benar," ucapnya dan mulai menggali kuburan tersebut.

Tanah yang semula menggunung lama-kelamaan berubah menjadi datar, Garuda tidak perduli meskipun celana serta pakaian yang ia kenakan kotor karena tanah sekarang. Kondisi makam sedang sepi, jadi ia tak perlu tanggung-tanggung melakukan aksinya.

Sudah lima menit Garuda masih berusaha menggali kuburan itu sendirian, sambil sesekali mengusap peluh yang tak henti-hentinya bercucuran membasahi pelipisnya. Napasnya ngos-ngosan, Garuda berhenti sejenak sambil memegang punggungnya yang terasa panas. "Kurang sedikit lagi," ucapnya lalu kembali melanjutkan.

Hingga, makam itu telah selesai dirinya bongkar. Garuda dibuat sangat terkejut menyaksikan isi di dalamnya, "kosong," cengang nya menatap tak percaya ke bawah sana. Tidak ada apapun, selain tanah dan beberapa kayu.

"Cih, ternyata dugaan gue benar, lo masih hidup Rez," ujar Garuda tersenyum miris.

#Flash back selesai#

"Hiks, kenapa lo bohong sama gue Rez, kenapa? Apa bagi lo gue bukan siapa-siapa, kenapa lo lebih memilih Zavian daripada gue sahabat lo," tangis Garuda yang masih memeluk haru tubuh lelaki tersebut.

"Justru karena lo sahabat gue, gue nggak mau cerita soal ini ke lo, Da," balas Antarez lembut lalu perlahan melepaskan pelukan itu. Ia memandang lekat manik mata Garuda, dan menepuk pundaknya. "Kepergian Bunda Aza sudah membuat lo sangat terluka, gue nggak mau menambah luka lo lagi Da."

Benar, sesosok malaikat yang begitu menyayangi Garuda telah pergi beberapa tahun yang lalu. Meninggalkan sebuah piala yang masih ia taruh di samping makam Bundanya, kemenangan yang tidak berarti dan hanya menjadi tropi kosong tak bernyawa.

Garuda benar-benar terpuruk waktu itu, kehilangan arah dan tersesat, itulah mengapa Antarez tidak mau membagi laranya kepada dirinya. "Saling berbagi luka hanya akan menambah luka lain yang semakin dalam."

Antarez mengamati penampilan Garuda dari atas sampai bawah, terdapat beberapa noda tanah yang mengotori celana, baju, hingga jaket yang dikenakannya. Menyaksikan hal itu ia tersenyum kecil, "jadi lo yang bongkar makam gue," ucapnya dengan nada lebih santai.

"Ya iyalah, siapa suruh lo main mati-matian segala, sebenarnya gue gedeg sama lo, minimal kasih gue spoileran dikit kalau lo matinya pura-pura, susah ngurus geng LEOPARD sendirian kalau lo nggak ada," sebal Garuda menatap kesal, sedangkan Antarez hanya tertawa renyah.

"Dih, malah ketawa si Jamal."

"Yaudah ayo masuk, kita ngobrol di dalem aja." Terdengar suara motor mendekat dan berhenti di halaman depan rumah gubuk, membuat atensi mereka beralih pada sumber suara tersebut.

"Rez, ada uang seratus ribu nggak di rumah lo? Duit gue jatuh kemarin, sayang cepek bisa buat beli rokok dua pack," ujar Zavian sembari melepaskan helm full face nya.

"What the fuck! Si jamet kok bisa ada di sini?!" kaget Zavian bukan main, melihat keberadaan Garuda di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang