Brother Konflik 012

1K 72 63
                                    

Antarez duduk di sebuah kursi tua dengan kaki kanannya yang dinaikkan ke atas kaki kirinya. Sebelum memulai pembicaraan, ia membakar terlebih dahulu ujung rokok yang sudah ada di bibirnya, perlahan kepulan asap menghembus keluar bersamaan dengan tatapan matanya yang kini beralih kepada Zavian.

 Sebelum memulai pembicaraan, ia membakar terlebih dahulu ujung rokok yang sudah ada di bibirnya, perlahan kepulan asap menghembus keluar bersamaan dengan tatapan matanya yang kini beralih kepada Zavian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, apa tujuan lo datang ke sini?" tanya Antarez dan melihat laki-laki itu menaruh sebuah slayer di atas meja. 

Slayer yang bertuliskan DEATH VENOM, adalah sebuah geng yang didirikan oleh Antarez setelah kepergiannya dari kota Byantara. DEATH VENOM tentu saja tidak kalah kuat dari geng LEOPARD, bahkan bisa  dikatakan jauh lebih kuat. 

DEATH VENOM terkenal menakutkan dan misterius, selain karena aksinya yang brutal, juga dikarenakan setiap kali tawuran wajah mereka selalu bersembunyi dibalik slayer.

"Lo yang kirim mereka kan?" balas tanya Zavian menunggu lawan bicaranya itu menjawab ya. 

"Ya, gue yang kirim mereka ke sana," balas Antarez kembali menghembuskan asap rokok, dan menaruh benda tersebut di atas asbak. Lalu mendorong keras meja itu menjauh dari arah mereka, serta mengeluarkan sebuah pistol dari dalam saku celananya.

BRAKKK!!!

Manik mata Antarez berubah menjadi tajam, mengarahkan senjata api itu ke arah Zavian. "Gue minta lo jaga Antariksa, tapi kenapa dia sampai ditawan geng lain. Lo mau mati, hm?" ujar Antarez membuat tenggorokan Zavian kering, namun berusaha untuk tetap tenang.  

"Gue bisa jelasin, tapi kalau lo bunuh gue, lo nggak akan dapat jawaban apapun," balas Zavian mengangkat kedua tangannya setinggi kepala. 

Antarez kembali menaruh pistol tersebut di atas meja, menunggu penjelasan dari Zavian. Menyaksikan senjata api itu sudah lepas dari genggaman laki-laki tersebut, ada sedikit rasa lega dalam diri Zavian. Setidaknya dia tidak mati muda, dia masih ingin hidup lebih lama dan berkeluarga punya anak lima.

"Gue nggak bisa jaga Antariksa dua puluh empat jam Rez. Selain itu juga, gue nggak mau sampai anak-anak LEOPARD curiga ke gue terutama Garuda, akhir-akhir dia mulai ngawasin gue gara-gara gue sering angkat telepon sembunyi-sembunyi," jelas Zavian mengingat betapa susahnya mereka harus berkomunikasi.

"Dan gue rasa, sepertinya geng RHINOCEROS culik Antariksa karena salah paham. Mereka ngira kalau dia itu lo, wajah kalian kan mirip, dulu geng BLACK PANTHER juga sempet ketipu," sambungnya.

"Tapi Zav, setahu gue walaupun geng RHINOCEROS rival geng kita. Mereka nggak akan cari masalah kalau kita nggak cari gara-gara duluan, geng LEOPARD habis bikin masalah?" tanya Antarez.

"Rencananya kita mau rebut kembali markas geng mereka, Garuda bilang markas geng RHINOCEROS dulu punya geng LEOPARD. Dia mau markas itu balik ke kita, dan syaratnya mereka mau tawuran asalkan ada lo di sana," balas Zavian menjelaskan. "Dan sayangnya, berita tentang kematian lo belum sampai ke telinga mereka, mereka pikir lo masih hidup, itu sebabnya mereka ngira Antariksa itu lo."

Antarez mengangguk beberapa kali, dia mulai paham apa alasan Antariksa sampai dibawa oleh anak-anak RHINOCEROS. "Garuda, bre. Lo masih inget ya ternyata," batin Antarez tersenyum sinis.

"Sorry, mimpi kita buat ratain geng RHINOCEROS bareng-bareng harus hancur. Ada hal lain yang membuat gue sampai seperti ini, dan gue nggak mau berbagi kesakitan gue sama lo meskipun lo sahabat gue. Lo sudah cukup tersiksa semenjak meninggalnya Bunda Aza."

Kepalanya yang semula menunduk kini terangkat kembali, "gimana keadaan anak-anak?" tanya Antarez merasa rindu akan kebersamaannya bersama geng LEOPARD. Sebuah geng yang sudah ia besarkan susah payah, sekarang harus terpaksa dirinya tinggalkan karena sesuatu yang memaksa Antarez melakukan hal itu.

"Geng LEOPARD masih jaya seperti dulu, cuman rasanya kurang lengkap kalau nggak ada lo," balas Zavian membuat ukiran senyum di bibir laki-laki itu.

"Sesekali lo harus pulang Rez, sesekali sang raja harus pulang ke istananya. Lo juga mau lihat wajah Antariksa dari kejauhan kan?" perkataan itu, mampu menciptakan keheningan di antara mereka berdua. Tiba-tiba hati Antarez dilingkupi kerinduan bercampur rasa bersalah.

"Gue tahu, lo mau jaga Antariksa dari jauh. Tapi gue percaya, dipikiran lo pasti pernah terlintas mau pulang dan ketemu sama dia," ucapnya lagi membuat hati Antarez semakin bingung.

"Gue.... gue pertimbangkan lagi baik-baik," respon Antarez tanpa menatap wajah Zavian.

"Oke, tapi gue yakin, cepat atau lambat, lo bakal pulang ke Byantara, karena rumah lo memang di sana," balas Zavian sembari berdiri. "Rumah LEOPARD selalu terbuka lebar untuk lo Rez, silahkan pulang kapanpun lo mau," sambungnya lalu berbalik badan.

"Gue pergi dulu, gue bakal terus kasih perkembangan informasi tentang geng LEOPARD dan Antariksa ke lo, bye," pamit Zavian membuka pintu, lalu menutupnya.

Antarez menyaksikan siluet tubuh itu sampai benar-benar menghilang dari balik pintu, dan akhirnya menyisakan dirinya bersama bayangannya seorang. Antarez kembali merenungkan perkataan dari Zavian, apa benar dia harus pulang? Dia bisa saja meminta kepada anak itu agar memberikan informasi lebih, tapi rasanya belum cukup.

"Apa besok gue pulang aja? Gue cuman mau lihat dia sebentar," gumam Antarez menatap matahari terbenam dari jendela rumah.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang