Eps 30

7.1K 473 22
                                    

"Kala itu, delapan tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kala itu, delapan tahun yang lalu."
-Antarez_Antariksa-

********

"Asek, dapet surat dari siapa lagi Sa?" goda Kenzie kepada Antariksa yang lagi-lagi mendapatkan surat-surat dari siswi-siswi pengagum rahasianya di dalam loker.

Selain Antarez yang lokernya tidak pernah kosong dengan surat cinta dari seseorang, begitupun juga dengan Antariksa. Kedua kakak beradik kembar itu memang most-wanted nya SMA Darmawangsa.

"Apaan sih Ken," malas Antariksa lalu membuang surat-surat itu ke dalam tong sampah di dekat sana. Bukannya tidak suka, tetapi dia sudah berjanji kepada nyonya Mawar kalau dia akan fokus belajar, dan nyonya Mawar juga yang melarang Antariksa untuk tidak pacaran.

"Udah punya selir berapa Lu?" tambah Kenzie sekali lagi, dia sangat hobi menggoda Antariksa, ekspresi wajah anak itu begitu lucu kalau sedang kesal.

"Diem Ken," balas Antariksa berusaha menahan amarahnya, ini masih pagi jangan sampai energinya terbuang habis hanya karena meladeni Kenzie.

"Bagi satu lah Sa, masa satu sekolah semua ceweknya Lo ambil semua, lah gua harus sama siapa? Bu Siti? cantik sih cuman udah punya suami, gua kan kagak mau dicap pelakor."

"KENZIE!"

"Santai Sa santai, gua kan cuma berjanda," balas Kenzie cengingisan.

"Bercanda Ken, Lo mau jadi janda? duda yang bener," celetuk Antariksa membenarkan ucapan Kenzie yang salah.

Tiba-tiba terdengar suara mesin motor begitu menggelegar, dan suara klakson motor yang saling bersahut-sahutan berasal dari luar. Sama seperti anak-anak yang lainnya, Kenzie dan Antariksa juga ikut keluar, untuk memeriksa darimana asal suara bising yang sangat mengganggu telinga itu.

Kenzie beserta Antariksa hanya berdiri di dekat pintu kaca, kedua mata mereka tertuju kepada segerombolan motor-motor besar beriringan masuk ke dalam sekolah, semua murid terutama para siswi juga ikut menyambut kedatangan mereka disertai sorakan. Yah, siapa lagi kalau bukan geng LEOPARD, cogan-cogannya SMA Darmawangsa.

"Berisik Bambang! sakit telinga gua," sebal Kenzie menatap tak suka kepada mereka, bagi Kenzie geng LEOPARD itu tak lebih dari  sekumpulan anak nakal yang susah diatur. "Bisa biasa aja gak sih? apa kerennya coba?"

Antariksa tidak memperdulikan keluhan dari Kenzie yang berada di sampingnya, pandangan lelaki itu hanya tertuju kepada satu titik, Antarez. Yang berada di barisan paling depan.

"Mulai sekarang jangan panggil gua kakak, jijik! apalagi disebut sama saudara pengkhianat macam Lo," pikiran Antariksa kembali teringat akan kata-kata Antarez waktu itu. Sakit! hatinya kembali terasa perih, pengkhianat? apa benar dia adalah seorang pengkhianat?

"Sa, bilangin kakak Lo dong, biasa aja kalau bawa motor, dia pikir ini sekolah arena balap, mentang-mentang dikasih kepercayaan sama kepala sekolah buat ikut jaga keamanan di sekolah juga, jadi berbuat seenaknya sendiri," pinta Kenzie.

Antariksa mengangkat kedua bahunya, "entahlah Ken, kita gak punya hak buat ngelarang mereka, biar itu jadi urusan kepala sekolah," balas Antariksa.

"Gua juga gak mau hubungan gua dengan dia semakin menjauh, sebelum gua mati, gua mau hubungan gua dengan kakak membaik seperti dulu lagi," batinnya mengingat penyakit Antariksa yang semakin memburuk.

--Flash back--

Di rumah sakit Melati, tepatnya di ruang pasien, seorang laki-laki tampan sedang terbaring lemah di atas brankar pasien dengan infus yang terpasang di pergelangan tangan kanannya.

"Bunda," ujar Antariksa serak, membuka kedua matanya dengan perlahan, ia bisa mencium aroma khas seperti obat menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.

"Kamu sudah bangun sayang," balas Bunda lembut, dengan seorang dokter berdiri di sampingnya.

"Gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Bunda membelai lembut kepala Antariksa, belain yang begitu hangat.

"Sudah baik, cuman sedikit pusing," jawab Antariksa, anak itu ditemukan pingsan di depan pintu kamarnya akibat penyakitnya yang tiba-tiba saja kambuh.

"Antariksa," panggil dokter membuat perhatian Antariksa beralih tertuju kepada dirinya. Melihat raut wajah dokter yang seketika berubah, Antariksa harus siap mendengar informasi apa yang akan dokter itu berikan.

"Dari hasil yang saya terima, kesehatan kamu turun drastis nak, kalau terus-menerus seperti ini, semakin kecil kemungkinan kamu buat sembuh," ujar dokter tersebut.

Antariksa terdiam sejenak, lalu mulutnya kembali terbuka. "Tidak apa-apa dok, lagipula saya sudah tidak punya semangat lagi untuk terus hidup," jawabnya sangat pelan.

"Saya katakan sekali lagi Antariksa, jangan terlalu lelah, jangan menguras energi kamu terlalu banyak, saya tahu kamu mengikuti organisasi OSIS di sekolah, tapi juga harus dibatasi," nasihat dokter.

"Saya takut, kalau kamu terus seperti itu, kesehatan kamu akan semakin menurun dan bahkan lebih buruk, dan nantinya bisa-"

"Mati?" potong Antariksa menyelat ucapan dokter. "Kalau beberapa hari atau Minggu ke depan itu beneran terjadi, tidak apa. Mungkin memang itu saatnya aku pergi," pungkas Antariksa pasrah.

"ANTARIKSA!" bentak Bunda.

"Kenapa Bun? memang benar kan? semua yang hidup di dunia ini pasti akan mati, terutama manusia, dan itu adalah kita, termasuk Antariksa," jawab Antariksa mampu membuat mulut nyonya Mawar terbungkam.

Yah benar, perkataan Antariksa memanglah tidak salah, semua makhluk hidup yang ada dunia ini pasti akan mengalami kematian, entah itu kapan dan dengan cara apa, kita hanya perlu menunggu waktunya saja.

Tetapi, tidak bisakah anak itu memiliki rasa semangat sedikit saja untuk menjalani hidupnya? sejak hubungannya dengan kakaknya Antarez semakin jauh, rasa kebencian tumbuh begitu besar diantara mereka berdua. Sejak saat itulah, Antariksa tidak menemukan warna indah di dalam hari-harinya, semuanya gelap. Seperti mendung tak berujung.

--flash back off--

********

-Tempat parkir SMA Darmawangsa.

"Antarez! Garuda! kita balik ke kelas dulu yah!" pamit beberapa anggota LEOPARD yang selesai memarkirkan sepeda motor mereka, tentu saja, geng LEOPARD memiliki tempat parkirnya sendiri, dari separuh parkiran sekolah yang mereka klaim sebagai tempat khusus, hanya anggota geng LEOPARD yang boleh memarkirkan kendaraannya di sana.

"Yoi, jangan lupa pulang sekolah kita kumpul yah," balas Garuda.

"Rez, yuk ke kelas!" ajak Garuda kepada Antarez yang baru saja selesai memarkirkan sepeda motornya.

"Hm," dehamnya mengangguk.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang