[SPESIAL PART]

6.3K 471 75
                                    

Kira-kira bagaimana jadinya jika orang yang telah pergi hadir kembali ke dalam pelukan kita? Bagaimana rasanya jika dia yang sudah menghilang kembali lagi menggenggam tangan kita? Bercanda tawa, sampai-sampai semesta iri melihatnya.

Kalian akan menemukan jawaban itu di sini, enjoy! Brother konflik [SPESIAL PART]

********

Di kediaman Kasela, kebetulan Tuan Agral bersama Nyonya Mawar sedang keluar untuk menghadiri sebuah acara. Meninggalkan ketiga anak laki-laki mereka sendirian di rumah.

"KAK ANTAREZ KAK GENAN NAKAL!!!" pekik Antariksa sangat keras.

"Lo apain adik gua?" tanya Antarez yang baru saja tiba, dia langsung berlari terburu-buru setelah mendengar suara teriakan dari Antariksa.

"Gua cuman minta susu coklatnya dikit," balas Genandra, manik mata Antarez melirik ke arah gelas bening yang berisi sisa-sisa susu coklat.

"Sedikit tapi habis, itu bukan minta namanya!" sebal Antariksa menatap tajam Genandra. Salah satu hal yang bisa membuat anak itu marah besar adalah, jika ada seseorang yang berani menghabiskan susu coklat kesukaannya.

"Sudah, biar kakak buatin lagi yah," ujar Antarez lembut, mengacak gemas rambut adiknya.

"Abang Genan juga buatin dong!" pinta Genandra memasang ekspresi seimut mungkin. Bukannya luluh, Antarez malah jijik.

"Goblok!" tangan kanan Antarez menampar keras pipi mulus Genandra. "Jijik bangsat, jangan sok imut lo!" pungkasnya.

"Gua ini kakak lo kampret! Enak aja tangan lo main gampar pipi gua yang semulus pantat bayi, sopan dikit kek," emosi Genandra, kalau sudah berhadapan dengan Antarez, harga dirinya sebagai kakak sudah tidak berguna lagi.

"Bodo," acuh Antarez lalu berjalan menghampiri laci meja, dan mengambil wadah susu bubuk coklat, ia mulai membuatkan kembali segelas susu untuk Antariksa.

Setelah selesai, dia membawa gelas tersebut yang airnya masih sedikit mengepul asap karena hangat. Antarez menarik lengan Antariksa untuk ikut bersamanya. "Ayo Sa! Main sama gua aja!" ajak Antarez sambil memegang tangan Antariksa.

"WOY! AJAK GUA JUGA BAMBANG!" teriak Genandra seperti dianggap nyamuk oleh mereka, haha dunia hanya untuk Antarez dan Antariksa saja sepertinya.

********

Nampak kilauan sinar matahari muncul dari ufuk timur, burung-burung berkicau mengepakkan sayapnya, berterbangan di langit jingga. Dedaunan kering berjatuhan karena sapuan angin.

"Antariksa berangkat bareng gua!" ujar Antarez yang sudah duduk di atas joke motornya, dengan tas ransel yang menggantung dia kedua pundaknya. Tak lupa benda yang paling penting, jaket geng LEOPARD.

"Enggak! Antariksa sudah janji mau berangkat sekolah sama gua," balas Genandra tidak terima.

"Kata siapa? Sa, lo berangkat sama gua kan?" kini pandangan Antarez beralih kepada Antariksa, anak itu bingung harus menjawab apa.

"Emm mm anu."

"Loh, kalian bertiga kok belum pada berangkat? Nanti telat loh sekolahnya," ujar Bunda ikut keluar sebab mendengar suara keributan, yang berasal dari ketiga putranya.

"Maaf Bun, sebentar lagi kita berangkat kok," jawab Antariksa canggung.

"Yaudah cepetan berangkat dong, mau nunggu apa lagi? Owh, Bunda ngerti."

"Kalian bertiga naik mobil!" titah Bunda, dan memanggil pak sopir untuk segera mempersiapkan kendaraan.

"Tapi Bun, Antarez mau naik motor," balas Antarez menolak perkataan Bunda.

"Enggak, gak ada yang naik motor. Kalian bertiga naik mobil, udah cepetan masuk!"

"Gak mau," tolak Antarez terus menerus.

"Antarez!" sebal Bunda, lalu memaksa mereka untuk masuk ke dalam mobil putih tersebut. Walaupun cukup sulit, untung saja Bunda berhasil. Kalau tidak, sampai nanti pun tidak akan selesai, hanya karena perkara memperebutkan Antariksa harus berangkat dengan siapa.

Suasana dalam mobil sangat sepi, ketiga anak itu hanya fokus pada ponselnya masing-masing. Hingga tak terasa, waktu sudah membawa mereka sampai di depan gerbang SMA Darmawangsa.

Genandra, Antarez, dan Antariksa keluar dari dalam mobil, aura yang mereka hasilkan sungguh kuat dan menarik perhatian. Wajah tampan, tubuh tinggi, serta sifat yang memiliki daya tarik tersendiri.

Bahkan di sepanjang perjalanan pun, tak jarang siswa-siswi saling berbisik hingga berani menyapa ketiga pangeran sekolah ini. Genandra dan Antariksa hanya bisa tersenyum menanggapi semua suara itu, sedangkan Antarez, manusia kutub tersebut hanya diam, dengan sorot mata dingin lurus ke depan.

"Apaan sih, ganteng juga enggak, biasa banget malah, mereka semua pada buta kali yah," sindir seorang siswi berbandana merah bersama kedua teman perempuannya. Membicarakan soal kedatangan Antarez, dan dua saudaranya.

"Hm, udah ngerasa cantik lo ngomong kayak gitu?" ketiga siswi itu dibuat terkejut bersamaan, saat menyadari Antarez sudah berdiri di hadapan mereka dengan raut wajah datar.

"A-Antarez," ucap gadis berbandana merah, gemetar.

"Sorry yah gua emang jelek anaknya, sampai-sampai harus tolak cinta lo sepuluh kali," ucap Antarez menekan kata-kata terakhir, dan dilanjutkan dengan senyuman smirk. Yah, cewek berbandana merah tersebut memang sudah berkali-kali mengungkapkan perasaannya kepada Antarez, namun semua itu Antarez tolak mentah-mentah.

Mungkin alasan ia mengatakan hal itu tadi, karena kesal telah menerima berkali-kali penolakan yang sama dari pujaan hatinya.

"Kalau gak bisa ngaca, minimal diem," pungkas Antarez terdengar seperti ribuan jarum kecil, yang berhasil menusuk hati siswi tersebut.

"Udah Rez, balik ke kelas yuk!" ajak Genandra kepada Antarez agar tidak semakin berlarut.

"Iyah kak, ayo!" tambah Antariksa.

"Hm," deham Antarez mengangguk, dan berbalik badan, berjalan beriringan menuju ke kelas.

"Kalau sama cewek jangan gitu kali Rez, dia mungkin cuman bercanda aja," nasihat Genandra kepada Antarez yang sempat mendengar perbincangan mereka.

"Gua gak perduli," balas Antarez dingin.

"Gua gak bisa pandang jenis, kalau sudah menyangkut soal saudara-saudara gua. Siapapun itu gua gak perduli," tegas Antarez.

"Uh gitu yah, berarti lo sudah mengakui kalau gua ini kakak lo," ujar Genandra mulai bertingkah.

"Iyah kan Rez? Kalau begitu boleh dong, adek gua yang paling ganteng panggil gua kak Genan sekarang juga," pinta Genandra.

"Jangan maksa gua, buat melakukan tindak kekerasan di sekolah," kecam Antarez.

"Ck gak asik lo, tadi bilangnya saudara sekarang ngancem mau gebukin gua, gua ini kakak lo Jamal bukan karung beras!"

Antarez tertawa mendengar jawaban lucu dari Genandra, bahkan kedua matanya sampai berair karenanya. "Yaudah," ucapnya.

"Tapi gua gak mau panggil lo kakak, gua panggil Abang aja yah?"

"Dek, gua pergi ke kelas dulu," pamit Antarez kepada Antariksa.

"Iyah kak," angguk Antariksa.

"Bang, gua duluan yah!" sambung Antarez sembari melihat wajah Genandra.

"Abang," batin Genandra, merasakan desiran aneh muncul di dalam hatinya. Pipi anak itu mulai memerah, serasa ada ribuan kupu-kupu hinggap dalam perutnya.

"AKHIRNYA YA ALLAH, ANTAREZ PANGGIL GUA ABANG!"

°•••Brother konflik•••°

























BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang