Eps 38

5.9K 450 24
                                    

Antarez sudah sampai di depan pintu rumahnya, tangannya begitu ragu hanya untuk memegang gagang pintu berwarna emas kekuningan itu.

Dia terlalu takut untuk menghadapi sesuatu yang sedang menunggu dibalik pintu coklat tersebut, bagaimana kalau Papa tengah berdiri dengan raut wajah datar serta membawa sebuah cambuk di tangan kirinya. Semua hal mengerikan itu sudah tergambar begitu jelas di dalam pikirannya.

Antarez menarik napas panjang lalu menghembusnya secara perlahan, mencoba menenangkan degup jantungnya yang sedari tadi berpacu tidak karuan.

Pintu sudah terbuka, Antarez masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu tersebut dengan perlahan.

"Darimana saja kamu?" suara berat itu membuat Antarez sedikit terkejut, lalu membalikkan tubuhnya menghadap Papa.

"Tadi di sekolah ada pelajaran tambahan Pa," jawab Antarez mencari alasan.

Tuan Agral menaikkan satu alisnya, "pelajaran tambahan?" ulang Papa.

"Pelajaran tambahan apa sampai rambut basah kuyup gitu? tubuh kamu juga, kayak habis lari-lari," sambungnya melihat pucuk-pucuk rambut Antarez basah karena keringat.

"Mmm," bingung Antarez harus menjawab apa, Papanya memang susah untuk bisa dibohongi.

"Tadi, di kelas Antarez kebetulan AC nya lagi rusak Pa, tiba-tiba mati. Jadi terpaksa panas-panasan sampai badan aku keringetan semua, katanya besok baru diperbaiki."

"Owh," balas Papa walau masih terlihat keraguan di dalam wajahnya. Tapi berusaha menepis semua prasangka buruk itu jauh-jauh, putranya tidak mungkin sampai berani berbohong kepada dirinya.

"Kalau begitu, kamu cepet masuk ke kamar, setelah itu turun ke bawah, Bi Rina sudah siapin makan buat kamu."

"Baik Pa," jawab Antarez dan cepat-cepat naik ke atas menuju ke kamarnya.

********

Keesokan harinya, terjadi peristiwa yang begitu mengejutkan satu sekolah, dimana ada seorang siswi yang sedang berdiri di tengah-tengah lapangan upacara seraya mengenakan riasan yang begitu menor, berkepang dua, serta name tag dari kardus bekas yang dikalungkan di lehernya dengan tali rafia.

"Hahahaha Lo kenapa dek?" tawa seorang siswa kepada gadis tersebut, yang diduga nama dia adalah Yovela. Yah benar, murid baru kemarin yang diminta berdandan seperti ini oleh Antarez.

"Lo punya malu apa kagak sih mbak? malu-maluin aja," tambah teman perempuannya.

"Miris, anak baru tapi malu-maluin, jangan caper jadi cewek Lo!"

Semua orang semakin menyoraki dan mencemooh Yovela, kerumunan semakin ramai dan berisik. Lapangan upacara begitu padat saat ini.

"Ada apaan sih rame-rame," heran Garuda melihat ke arah kerumunan para siswa-siswi itu, Garuda dan Antarez baru saja memarkirkan sepeda motor mereka di tempat parkir.

"Bodoh," gumam Antarez tersenyum miring.

"Ada pertunjukan gratis kali Da, Lo gak mau nonton?" balas Antarez berdiri di sisi Garuda, ikut melihat kerumunan massa itu dari jarak jauh.

"Enggak ah, emang pertunjukan apaan?"

"Pertunjukan manusia konyol yang putus urat malu, gua denger sih gitu."

"Hah?" heran Garuda mengerutkan keningnya, memangnya ada pertunjukan aneh seperti itu?

"Udahlah, kuy balik ke kelas," ajaknya dan diangguki oleh Garuda.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang