Eps 51

6.1K 461 130
                                    

Nampak puluhan anak berkumpul di sebuah markas, mengenakan jaket berwarna hitam dengan logo macan dibagian punggung bertuliskan LEOPARD. Sebuah geng yang sangat ditakuti seantero Byantara, sang penguasa jalanan. Antarez, si ketua geng sedang duduk-duduk manis di sebuah sofa bersama semua anggota.

"Welcome Bang!" sambut Garuda kepada laki-laki bertubuh kekar memasuki markas sambil menaiki motor.

"Yoi!" balas Moza bersalaman kepada tiap-tiap anggota, lalu duduk di dekat Antarez dan Garuda.

"Mana si Zavian? Gak dateng lagi dia?" tanya Moza, bola matanya berlari-lari mencari sesosok laki-laki dengan ciri khas satu lesung pipi itu, Zavian Narendran Adhi. Kelihatannya dia tidak datang malam ini.

"Enggak," balas Antarez singkat, lalu kembali menyesap rokoknya.

"Kenapa? Udah tiga hari dia gak ikut kumpul," tanya Moza sekali lagi.

"Biasalah Bang, anak OSIS si paling sibuk, lagi ngebabu dia di sekolah," sahut Garuda menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Haha, Vivi jadi OSIS di sekolah? Yang bener Lo, rajin juga tuh anak. Gua jadi pingin tahu gimana reaksi temen-temennya, kalau Vivi itu anak motor," tawa Moza terbahak-bahak. Vivi, adalah nama panggilan khusus Moza kepada Zavian. Memang sih terdengar seperti cewek, dan Zavian juga tidak menyukai nama aneh itu. Kodrat Zavian sebagai laki-laki seketika rusak, ketika Moza memanggilnya dengan sebutan Vivi.

"Gimana perkembangannya? Semua amankan?" tanya Antarez mengetuk-ngetuk kan putung rokoknya di bibir asbak, membuat debu-debu abu itu berjatuhan.

"Santai Rez, semua aman. Sejauh ini gak ada geng manapun yang berani bikin masalah sama kita. Sepertinya, kita sudah berhasil buat mereka paham tentang siapa raja jalanan yang sebenarnya," balas Moza.

"Bagus, soal geng sebelah Lo dapet informasi lain gak?"

"Black panther maksud Lo? Entah, akhir-akhir ini gua sudah jarang lihat mereka, apalagi Regan. Gua pernah waktu itu penasaran, dan iseng diem-diem datang ke markas geng mereka, cuman satu dua anak yang gua lihat di sana."

"Kayaknya, geng Black panther mau bubar sejak hilangnya si Regan, gua juga masih penasaran sebenarnya itu anak pergi kemana."

"Udah, gak perlu ngurusin urusan orang, mau Regan pergi kemana bagi gua itu gak penting," balas Antarez. "Intinya, kita semua sudah berhasil bikin geng LEOPARD sekali lagi diakui, sebagai geng terkuat se-kota Byantara," pungkas Antarez tersenyum puas.

"Yoi dong, wajib ada pesta gak nih?" seru Moza kepada semua anggota yang hadir di sana. Dan dibalas heboh oleh mereka semua, pesta? Gass lah.

********

|Ruang OSIS|

Hari ini sedang diadakan rapat secara mendadak, seluruh anggota OSIS mulai dari kelas sepuluh sampai sebelas diminta untuk menghadiri rapat tersebut. Antariksa sebagai ketua, memimpin jalannya rapat dan membagi tugas kepada tiap-tiap anggotanya.

"Gua sudah bagi semua tugas kalian di sini," ujar Antariksa menunjuk ke arah papan tulis putih yang sudah terdapat nama-nama anak terbagi menjadi beberapa kelompok.

"Tiap kelompok terdiri dari dua anak, di papan sudah gua tulis kelas mana aja yang harus kalian razia, kalau semisal nanti ada yang selesai duluan kalian langsung kembali ke sini, dan kumpulkan semua barang-barangnya di atas meja."

"Paham?"

"Paham kak," Jawab mereka semua bersamaan.

"Kalau begitu, kalian boleh berangkat sekarang," ucap Antariksa menyuruh agar semua anggotanya segera melaksanakan tugas.

Kebetulan, hari ini adalah waktunya Zavian bersama satu teman OSIS lainnya merazia kelas sebelas MIPA 1.

Sesampainya di dalam kelas tersebut, Zavian bersama satu temannya meminta izin terlebih dahulu kepada guru pengajar yang berada di kelas itu, setelah diberi izin, mereka berdua meminta kepada seisi kelas agar berdiri di depan, agar razia bisa segera dilaksanakan.

Zavian mulai menghampiri satu persatu tas siswa-siswi, lalu memeriksa isi dalam tas tersebut dengan teliti. Bukan benda-benda membahayakan yang mereka temukan, melainkan lebih ke arah aneh tentunya.

"Ngapain dia bawa celana dalem?" gumam Zavian terkejut tapi juga geli-geli gimana gitu. "Mana masih basah lagi, jijik," Zavian menemukan benda keramat itu di dalam sebuah kantong kresek hitam yang terdapat di dalam tas salah satu anak.

"Gua ambil apa enggak yah? Masa beginian harus gua bawa sih," batin Zavian diambang kebingungan.

"ITU KOLOR GUA ZA, JANGAN DIBAWA YAH!" terdengar teriakan dari seorang siswa kepada Zavian, sontak membuat anak itu menoleh ke belakang.

"Ngapain Lo bawa CD ke sekolah?" tanya Zavian kepada anak tersebut.

"Kemarin kelas kita habis renang, pelajaran olahraga. Gua lupa buat keluarin itu dari tas," jawabnya menjelaskan. "Jangan diambil yah Za, baru beli soalnya."

"Lo malu-maluin sumpah!" bisik teman perempuannya.

"Biarin, punya gua ngapain Lo yang sewot. Namanya juga lupa."

"Hah yaudah, lain kali jangan diulangi lagi yah, kali ini aja gua kasih kesempatan," tutur Zavian dan beralih untuk memeriksa tas yang lainnya.

"Alhamdulillah, sempak gua selamat," batin anak itu mengelus dadanya lega.

Sekarang kantong celana Zavian sudah mulai penuh, terisi oleh barang-barang razia yang ia dapatkan dari dalam tas para siswa-siswi. Mulai dari alat kosmetik, rokok, serta satu buah pisau lipat.

"Eh, ini bukannya?" kejut Zavian saat memeriksa isi tas salah satu anak, ia menemukan sebuah barang yang cukup familiar. "K-kok bisa ada di sini? Siapa yang bawa?" batinnya menolehkan kepalanya sedikit ke belakang, melihat ke arah siswa-siswi yang berdiri di dekat papan tulis.

"Gua harus laporin soal ini ke Antarez," pikir Zavian lalu memfoto benda tersebut secara diam-diam.

"Za! Udah belom?" tanya temannya yang sudah selesai merazia semua tas.

"Udah," balas Zavian seraya menutup kembali tas ransel tersebut.

Zavian meminta kepada semua anak sebelas MIPA 1 agar kembali duduk ke tempat mereka masing-masing, ia pun berpamitan kepada guru pengajar, dan lekas pergi dari sana karena telah selesai menyelesaikan tugas.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang