Eps 19

6.6K 562 161
                                    

"Hi ayang!"-Garuda wakil ketua geng Leopard-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hi ayang!"
-Garuda wakil ketua geng Leopard-

********

Di sebuah markas besar geng Leopard, sedang terjadi pertemuan antar anggota di sana, bukan rapat penting hanya sekedar untuk bermain dan mempererat tali silaturahmi sesama anggota.

Serta untuk merayakan kepulangan separuh anggota geng Leopard yang sebelumnya tertahan dibalik jeruji besi, mereka merayakannya dengan makan-makan. Tetapi tetap, walaupun mereka adalah geng motor jalanan, tidak mengonsumsi alkohol atau barang berbahaya lainnya.

"Rez, jelasin sama gua! kenapa tiba-tiba separuh anggota kita bisa bebas? Lo yang lakuin ini semua?" Tanya Garuda di dalam sebuah ruangan yang cukup kecil, hanya terdapat meja serta dua buah kursi di sana.

Antarez duduk di atas kursi tersebut, seraya mengangkat kedua kakinya ke atas meja. "Iyah," Balas Antarez.

"Tapi- tapi bagaimana caranya? pasti butuh biaya besar buat bebasin anak sebanyak itu, Lo dapat uang darimana?" Tanya Garuda sekali lagi.

"Dari bokap gua."

"Papa Lo?"

"Iyah, gua minta bantuan dia supaya bebasin semua anak geng Leopard dari penjara, dengan syarat gua harus turuti segala kemauannya."

"Tapi Rez," Ucap Garuda mengerutkan keningnya, dia tidak bisa terima, jika temannya harus terus-menerus menuruti sikap egois papanya itu. Garuda sudah tahu bagaimana sifat tuan Agral, bahkan dia pernah melihatnya sendiri menggunakan mata telanjang.

"Its okay Da, mungkin memang nasib gua dibuat seburuk ini. Anak-anak Leopard sudah gua anggap seperti keluarga, jadi memang sepantasnya, gua harus menolong saudara-saudara gua sendiri," Balas Antarez membuat Garuda merasa sedih.

Dia harus merelakan cita-citanya sebagai pemain sepakbola hanya karena permintaan papanya itu. Setiap anak pasti memiliki sebuah cita-cita yang ingin mereka raih, apakah salah jika mau membuat takdir sendiri dan mewujudkan angan kecil itu? dan terpaksa harus berhenti karena pemikiran orang tua yang dianggap lebih baik?

"Abang Antarez!" Panggil Moza berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut.

Antarez melirik kan matanya kepada Moza, sebagai kode agar lelaki itu mengucapkan apa yang ingin dia katakan. "Ada anak baru diluar, katanya mau gabung jadi anggota geng kita," Ujar Moza.

"Widih, geng Leopard bakal nambah satu personil lagi nih," Sahut Garuda, Antarez yang mendengarnya pun tersenyum kecil. "Oke," Balas Antarez lalu memutuskan untuk keluar menemui anak tersebut.

Sesampainya diluar sana, sudah ada seorang anak muda mengenakan kaos putih polos yang dibalut dengan jaket kulit berwarna hitam, serta celana jeans. Entahlah, setahu dia setelan baju anak motor itu seperti ini.

"A-Antariksa, Lo ngapain disini?" Kejut Garuda melihat kedatangan Antariksa di markas geng Leopard.

Antariksa tidak membalas pertanyaan dari Garuda, ia malah mengalihkan pandangannya kepada wajah kakaknya, Antarez. "Aku mau bergabung menjadi anggota geng Leopard," Jawab Antariksa, sontak membuat seluruh orang terkejut mendengarnya.

"Ditolak," Ketus Antarez menolak permintaan Antariksa secara mentah-mentah. "Kita gak butuh bocah ingusan di sini," Pungkasnya memandang Antariksa remeh, lalu tertawa sinis.

"Tapi kak, kakak belum lihat kemampuan Antariksa, kakak gak bisa tolak aku begitu aja," Protes Antariksa merasa tidak terima.

"Oh yah? memang kemampuan apa yang Lo punya? selain main lapor ke polisi hah? dasar tukang cepu," Sarkas Antarez.

Moza menyenggol pelan bahu Antarez, menegur dirinya, agar tidak membahas soal kejadian itu lagi.

"Lo mau masuk geng gua kan? ada satu syarat yang harus Lo penuhi terlebih dahulu," Ujar Antarez lalu menjentikkan jarinya, bersamaan dengan itu ada salah satu anggota geng Leopard datang menghampiri Antariksa, dan pukulan keras langsung dihantamkan pada wajahnya.

Antariksa jatuh tersungkur dengan luka lebam di pipinya, ludah bercampur darah menimbulkan rasa aneh di dalam mulutnya.

"See, you're just a kid," Ucap Antarez sembari berjalan menghampiri sang adik.

"Kalau satu bogem mentah aja sudah bikin Lo tumbang, terus waktu di arena, Lo mau jadi apa? cicak?"

"Hah," Desah Antariksa mencoba untuk berdiri secara perlahan, ia tidak pernah menyangka kalau satu pukulan saja, bisa membuat tubuhnya terasa remuk seketika.

Antariksa kembali menegakkan tubuhnya, dan berdiri di hadapan Antarez. "Aku mau jadi tangan kanan kakak, dan selalu berada di sisi kakak," Ujar Antariksa sambil tersenyum manis.

Tidak perduli berapa banyak luka yang harus dia terima, anggap saja ini adalah tantangan yang harus dia lakukan untuk mendapatkan kembali hati kakaknya.

Benci? tidak, sama sekali tidak ada rasa benci di dalam hati Antariksa kepada Antarez. Tidak ada alasan apapun yang membuat seseorang membenci saudaranya sendiri.

"Kakak mau uji kemampuan aku kan, kakak boleh pukul Antariksa sebanyak apapun yang kakak mau," Sambungnya membuat Antarez berdecak kesal.

"Jangan bersikap sok suci di hadapan gua, Lo sama sekali gak lebih dari seorang pengkhianat," Lirih Antarez tajam, tidak perduli beribu kata manis yang Antariksa katakan, itu tetaplah omong kosong yang Antarez dengar.

"Sekarang gua minta Lo pulang!" Titah Antarez kepada Antariksa.

"Tapi kak, Antariksa mau-"

"GUA MINTA LO PULANG!!!" Bentak Antarez begitu keras, sorot mata tajam bak pisau menghunus begitu dalam kedua bola mata Antariksa.

Antariksa menggigit bibir bagian bawahnya, "Enggak, aku gak mau pulang," Tolak Antariksa mencoba memberanikan diri.

"Gua akan terus berdiri di sini, sampai kak Antarez mau nerima Antariksa jadi anggota geng Leopard," Sambung Antariksa bersikukuh.

"Terserah," Ujar Antarez membalikkan tubuhnya, meminta agar semua anak kembali memulai pesta tersebut, dan menyuruh supaya tidak boleh ada satu orangpun yang perduli kepada Antariksa.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang