Dengan terpaksa, Antariksa harus kembali menunggu sendirian didepan sekolah selepas Antarez pergi meninggalkan dia tanpa memberikan anak itu tumpangan. Antariksa harus kembali berjuang untuk menghubungi nomor ibunda, tapi sampai sekarang belum juga ada jawaban.
"Bunda kemana sih, daritadi ditelpon gak diangkat-angkat," Geram Antariksa menggenggam erat handphone tersebut.
Tiba-tiba dari arah kejauhan terdengar segerombolan suara deru mesin kendaraan, terlihat anak-anak muda dengan menaiki motor-motor besar. "Black- panther?" Antariksa memicingkan matanya, mencoba untuk membaca sebuah bendera yang dibawa oleh salah satu anggota dari anak-anak tersebut.
"Ja-jangan jangan, mereka anak-anak geng motor lagi," Gumam Antariksa dengan kedua mata terbelalak.
"Woy Regan, didepan ada anak SMA Darmawangsa, hajar gak?" Tanya seorang remaja laki-laki dengan menaiki motor besarnya, kepada Regan si ketua geng black panther berada dibarisan paling depan.
"Eh tunggu sebentar, gua kayaknya kenal deh sama dia," Ujar salah satu anak berada diposisi samping Regan, mencoba untuk mencermati wajah anak yang sedang berdiri didepan sekolah tersebut.
"Bro, dia si Antarez bro, ketua geng Leopard!" Heboh anak itu sambil menepuk-nepuk punggung Regan, Regan yang mendengarnya pun tersenyum smirk. "Tangkap dia sekarang, jangan biarin dia lepas," Titah Regan lalu menancapkan gas, menambah kecepatan laju motornya.
"Eh eh, mereka kok malah makin deket kesini sih?" Batin Antariksa terkejut, melihat segerombolan motor itu dengan cepat mulai menghampiri dirinya.
"Gawat, gua harus apa nih?" Panik Antariksa tidak tahu lagi harus pergi kemana, karena semuanya sudah terlambat. Kini mereka sudah sampai dihadapan Antariksa, memarkirkan sepeda motor dengan sembarangan lalu berjalan menghampiri dirinya, dengan Regan berada dibarisan paling depan.
Regan menatap Antariksa dengan iris mata tajam, sedangkan Antariksa hanya bisa menelan salivanya. Antarez dan Antariksa memanglah saudara kembar, tapi untuk soal nyali sang kakak lebih unggul, bahkan bisa dibilang nekat.
"Tumben si boss sendirian aja disini, mana nih anak buahnya?" Ujar Novan si tangan kanan Regan.
"Abang Antarez kok diem aja sih, lagi siapin kata-kata yah biar gak digebukin," Pungkasnya terdengar menyindir.
"A-Antarez?, jadi sekarang mereka lagi berpikir kalau aku ini kakak?" Batin Antariksa.
Terlihat Regan berjalan beberapa langkah mendekati Antariksa. Melihat tubuh yang besar, wajah sangar, dan juga berotot, seketika membuat nyali Antariksa menjadi ciut. Sekarang dia seperti kucing kecil dihadapan seekor harimau lapar.
"Dimana bacotan Lo yang biasanya?, tumben diem, bisu?" Ujar Regan dengan nada biasa saja, tapi menurut Antariksa itu terdengar sangat kasar.
Antariksa tidak bisa menjawab apa-apa, saat ini ia merasa sangat ketakutan. Telapak tangannya mulai berkeringat dan juga bergemetar. Anak itu tidak bisa memikirkan apa-apa selain ingin pulang."Bunda, kakak, aku takut," Batin Antariksa meminta tolong.
"Ka-kalian sudah salah tangkap orang," Ujar Antariksa terdengar pelan, ia takut untuk mengeraskan suara. Terasa seperti ada sebuah lem yang cukup kuat menempel dibibir nya, sehingga membuatnya kesulitan untuk membuka mulut walau sedikit saja.
"Haaahhh?, Lo ngomong apa ngedumel sih. Kalau ngomong itu yang keras!" Bentak Regan sontak membuat Antariksa menutup matanya.
"Ka-kalian-" //Bakkk// Seketika kata-kata Antariksa langsung terhenti, selepas dihantamkan sebuah tongkat baseball pada punggung Antariksa dari arah belakang. Tubuh anak itu terhuyung-huyung, sebelum akhirnya jatuh tengkurap di atas tanah.
"Bawa dia pergi, kita jadikan dia tawanan," Suruh Regan.
°•••Brother konflik•••°
-Kamar Antarez-
Laki-laki itu baru saja selesai mandi, sekarang dia tengah berjalan menuju sebuah nakas kecil samping tempat tidur dengan menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk.
Sedari tadi Antarez terus mendengar handphone nya berbunyi, setelah dia lihat ternyata sudah ada sepuluh panggilan tak terjawab dan juga lima pesan spam dari temannya Garuda.
"Garuda?, ngapain dia telpon gua berkali-kali?" Gumam Antarez penasaran, melihat banyak sekali notif panggilan tak terjawab dari Garuda muncul dilayar handphonenya.
"Apa gua telpon balik aja yah?" Hingga Antarez memutuskan untuk menelpon Garuda, sekalian mencari tahu sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga membuat dia melakukan hal itu.
-Garuda-
Garuda: "Assalamualaikum woy bro, alhamdulilah akhirnya Lo angkat juga telpon dari gua."
Antarez: "Waalaikumussalam, memangnya ada apa?, sampai-sampai Lo spam telpon sama pesan di hp gua. Ganggu tahu gak, Lo kalau gabut bilang."
Garuda: "Lo gak kenapa-kenapa kan?, Lo gak terluka kan?, Lo masih sehat-sehat aja kan sekarang?"
"Anak ini kenapa dah?" Batin Antarez merasa aneh dengan pertanyaan yang diajukan oleh Garuda.
Antarez: "Iyah gua sehat, memangnya kenapa sih?, aneh banget pertanyaan Lo."
Garuda: "Kata anak-anak Leopard Lo lagi ditawan sama anak-anak black panther, gimana gua gak panik coba?. Lo kan besti gua."
"Hah?" Respon Antarez semakin dibuat bingung.
Antarez: "Gak kok, gua gak lagi ditawan sama anak-anak black panther. Buktinya gua lagi ada dirumah sekarang. Memangnya siapa yang kasih kabar itu, kalau gua lagi ditawan sama anak black panther?"
Garuda: "Bentar yah, gua kirim Vidio nya ke Lo." Ujar Garuda dalam panggilan, lalu menutup telepon tersebut untuk mengirimkan sebuah vidio kepada Antarez.
Beberapa saat kemudian, sebuah notif pesan masuk kedalam handphone Antarez, terlihat sebuah vidio berdurasi beberapa detik yang dikirimkan oleh Garuda. Dengan rasa penasaran, Antarez mencoba untuk memutar video tersebut.
"Oh shit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit
Novela Juvenil[Tahap revisi] "𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊, 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑." 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚎𝚣_𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊. Antarez dan Antariksa sepasang anak laki-laki kembar yang terpaksa terpisah sebab perceraian kedua orangtuany...