Eps 64

5.4K 520 73
                                    

"Bayang dia berubah tak sama seperti dulu."

********

"Dia sudah bunuh sahabat sekaligus leader terbaik geng gua Sa, kakak Lo yang bangsat itu sudah hilangin nyawa Regan."

"Apa Lo pernah merasakan Sa? Bagaimana sakitnya kehilangan seseorang, yang sudah Lo anggap seperti saudara? Yang sudah Lo anggap seperti keluarga!"

Ucapan Devan kembali berputar-putar di dalam pikiran Antariksa, perlahan bola matanya melirik ke arah mayat Devan. "Kakak sudah membunuh mereka berdua," batin Antariksa sedih, alis remaja itu saling bertaut.

Garuda yang berada di belakang Antarez membantu anak itu untuk membuka ikatan tali yang mengikat tubuh Antariksa.

"Sa, Lo baik-baik aja?" tanya Antarez khawatir akan kondisi adiknya, ia mulai mengangkat tangan kanannya untuk memegang pipi Antariksa.

"Berhenti!" tekan Antariksa sangat tajam.

"Jangan coba sentuh gua," sambung Antariksa masih dengan nada yang sama.

Antarez nampak bingung dengan perkataan Antariksa. "Maksud Lo apa Sa?"

"Jangan sentuh gua dengan tangan kotor Lo itu!"

Dahi Antarez semakin berkerut, apa yang sudah terjadi kepada Antariksa? Kenapa anak itu terlihat marah? "Sa, Lo kenapa?"

"Lo bukan kak Antarez."

"LO BUKAN KAK ANTAREZ YANG GUA KENAL!!!" bentak Antariksa menatap wajah Antarez marah, mata Antariksa terlihat berkaca-kaca.

"Hiks, dimana kakak gua yang dulu? Dimana kak Antarez gua yang dulu?" tangis Antariksa yang sudah tidak kuat menahan bulir-bulir air mata itu.

"Sa gua-"

"Lo itu monster, LO ITU MONSTER!!!" teriak Antariksa memotong perkataan Antarez.

"Mo-monster?" batin Antarez terkejut, ada rasa sakit di dalam hatinya, selepas mendengar sebutan pahit yang Antariksa tujukan untuk dirinya.

"Kakak gua gak akan pernah tega bunuh orang, senakal apapun dia masih memiliki kasih sayang di dalam hatinya, kak Antarez tidak akan pernah menghancurkan kebahagiaan orang lain."

"Hiks, dimana kakak gua yang dulu? Dimana! Hiks, aku ingin kak Antarez yang dulu, aku rindu kakak Antarez yang dulu," sambung Antariksa yang masih dengan derai air matanya, Antarez hanya bisa diam, mengepalkan kuat kedua tangannya.

"Kakak Lo yang dulu sudah tiada Sa," lirih Antarez tajam.

"Kakak Antarez Lo yang dulu sudah mati dan tidak akan pernah kembali lagi."

"Ini diri gua yang baru Antariksa, dan selalu akan seperti ini," pungkas Antarez dingin, dan hanya disambut raut wajah kesal oleh Antariksa. Sebenarnya, apa yang ada di dalam pikiran kakaknya itu, apa yang membuat ia bisa sampai sejauh ini?

"Garuda!" panggil Antarez kepada Garuda yang hanya bisa diam diantara perdebatan panas Antarez dan Antariksa.

"Iyah Rez?" tanya Garuda.

"Tolong anterin Antariksa pulang, dan urus mayatnya!" titah Antarez kepada Garuda, lalu melirik ke arah Antariksa yang sama sekali enggan melihat kepada dirinya.

"Ck, sudah gua duga. Lo pasti bakal sisain bagian yang paling gua benci," sebal Garuda melihat Antarez yang sudah berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ayo Sa, gua anterin Lo pulang!" ajak Garuda kepada Antariksa, pakaian anak itu sudah acak-acakan dan dipenuhi bercak-bercak noda darah.

"Hah, kenapa hidup Lo berdua penuh drama sih, sudah cocok dibuat film," hela Garuda dan tidak ditanggapi sama sekali oleh Antariksa.

Ditepi jalan raya, sudah terdapat sepeda motor ninja milik Garuda. Ia segera meminta kepada Antariksa untuk naik ke atas motornya. Dan diantarkan pulang oleh Garuda.

Antariksa tetap diam tidak bergeming, ia masih sibuk bertengkar dengan isi kepalanya sendiri. Peristiwa hari ini benar-benar diluar perkiraan Antariksa, Devan yang faktanya bukan sepolos kelihatannya, serta kakaknya yang ternyata seorang pembunuh.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Antariksa. Garuda memberhentikan motornya di sana.

"Makasih Da," ujar Antariksa kepada Garuda, namun tidak dijawab olehnya.

"Jangan makasih sama gua, tapi sama kakak Lo Sa. Gua yakin untuk sekarang Lo pasti berpikir kalau Antarez itu jahat, sampai-sampai Lo sebut kata monster di depan dia," sambung Garuda.

"Itu salah Sa, Lo gak akan pernah tahu seberapa sakitnya jadi Antarez, karena Lo bukan dia, Lo cuman bisa lihat sikap kasarnya aja, bukan sisi rapuhnya," Garuda bisa melihat ekspresi yang tak bisa dijelaskan dari wajah Antariksa.

"Gua pulang dulu, semoga hubungan kalian kembali membaik," Garuda kembali menyalakan mesin motornya, dan berlalu pergi dari sana.

********

Antarez mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi, menyalip semua kendaraan di jalan raya. Pikiran lelaki itu benar-benar kosong, Antarez membelokkan kemudi motornya berlawanan dengan arah pulang. Dia berniat ingin pergi ke suatu tempat.

Sesampainya di sana, Antarez memarkirkan sepeda motornya di bawah pohon yang cukup lebat. Lalu berjalan beberapa langkah mendekati jurang.

Antarez menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskan nya secara perlahan, ini benar-benar terasa sangat tenang.

"Kakek, cucu mu sudah pulang," ujar Antarez sambil melihat ke arah jurang dalam tersebut.

Dahulu kala, disaat Antarez masih kecil pernah memiliki seorang Kakek yang begitu menyayangi dirinya, selalu memberikan perlakuan hangat dan kasih sayang kepada Antarez. Sungguh indah.

Namun, semua kebahagiaan itu direnggut saat sang Kakek meninggal dunia, mobil yang mengantarnya menuju ke rumah Antarez mengalami kecelakaan hingga masuk ke dalam jurang. Asal kalian tahu saja, pada saat itu Antarez sedang senang-senangnya menunggu kedatangan si Kakek di depan pintu rumah.

"Monster yah?" gumam Antarez tersenyum kecut.

"Cuman Kakek manusia yang paling menyayangi Antarez, hanya karena Kakek Antarez jadi tahu apa itu arti cinta dari seseorang," ucap Antarez sendu.

"Dan sekarang Antarez sedang butuh kasih sayang itu dari Kakek. Apa perlu aku masuk ke dalam jurang ini supaya bisa ketemu sama Kakek lagi?"

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang