Eps 56

5.3K 420 94
                                    

"Si biru tak akan lengkap bila tidak ada awan, si bintang juga tak mungkin indah jika tidak ada sang bulan. Begitupun manusia, butuh waktu lebih agar bisa lepas dari masa lalunya."

-Antariksa Gifar Kasela-

********

-flash back-

"Bundaaa!" panggil Antarez yang masih berusia enam tahun, mengenakan seragam TK berlari ke arah Nyonya Mawar yang tengah duduk di luar kelas, menunggu kepulangan kedua putra kembarnya.

"Sayang, kamu kok sudah keluar duluan?" tanya Nyonya Mawar seraya memegang kedua pundak Antarez.

"Hihihi," ringis Antarez menampakkan sederet gigi putih. "Antarez berhasil jawab pertanyaan Bu guru Bunda, jadi Antarez boleh pulang duluan," sambung Antarez tersenyum lebar.

"Wah hebat anak Bunda, Antarez pinter," bangga Nyonya Mawar mengacak gemas rambut putranya. Anaknya yang satu ini memang jago bikin hati Bundanya senang.

Tangan mungil Antarez mulai menggerogoh saku celananya, ia mengeluarkan sebuah kertas putih yang terlipat cukup rapi. Antarez membuka kembali lipatan kertas tersebut, dan menunjukkannya kepada Nyonya Mawar.

"Lihat Bunda!" Antarez menyodorkan kertas tersebut kepada Bunda, dan wanita itu pun menerimanya.

Ternyata, itu adalah lembar kertas ujian yang baru saja dibagikan, Antarez berhasil mendapatkan nilai A+ dan tak sabar ingin segera memberitahukannya kepada Bunda.

Kedua mata Antarez berbinar, ingin segera mendengar respon dari Nyonya Mawar. "Waahh anak Bunda pinter banget, wajib dikasih hadiah nih," balas Nyonya Mawar senang, mencubit gemas pipi chubby Antarez.

"Hehe," tawa Antarez sangat menggemaskan.

"Bunda bangga kan punya anak kayak Antarez?"

"Pasti dong sayang," jawab Nyonya Mawar.

"Antara Antarez sama Antariksa, mana yang paling Bunda sayang?"

"Antarez."

"Waahh yess, makasih Bunda," gembira Antarez memeluk hangat Nyonya Mawar.

********

"Sayang, Bunda sama Antariksa pergi sebentar yah kamu tetap di sini sama Papa," ujar Nyonya Mawar lalu menggendong Antariksa pergi.

"Bunda, Bunda mau pergi kemana? Antarez mau ikut Bunda!"

"Bunda, hiks jangan bawa Antariksa, Antarez masih mau main sama adik, Bunda! BUNDAAA!!!" teriak Antarez serak seraya berlari mencoba mengejar mereka berdua, alih-alih berhenti, tetapi mereka malah pergi semakin jauh dan jauh.

Antara aku dan Antariksa mana yang paling Bunda sayang, dengan entengnya dia menjawab aku. Tapi siapa yang Bunda bawa keluar dari dalam rumah neraka itu? faktanya bukan diriku.

Ternyata mulut manusia bisa semunafik ini.

-flash back off-

Setelah selesai memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah, Antarez berjalan menuju kelasnya dengan tas ransel yang mengalung di bahu kanannya.

Pandangan mata Antarez hanya lurus ke depan dengan tatapan dingin dan wajah datar seperti biasanya, ia tidak perduli saat murid siswi heboh melihat kedatangannya serta berbisik-bisik kecil membicarakan soal ketampanan Antarez.

Dari banyaknya wanita yang menyukai Antarez bahkan sampai tergila-gila kepada laki-laki itu. Jujur, tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menggugah hati Antarez sedikitpun. Antarez malah merasa risih dan tak suka apalagi selalu ada surat di dalam lokernya, serta bekal makanan. Sangat mengganggu.

Kehidupan Antarez sudah terlalu rumit dan melelahkan. Ia tidak mau menambahkan beban lagi di dalam pikirannya dengan kehadiran seorang wanita

"Tutor dong Mas!" goda Garuda yang berdiri di dekat pintu kelas, menyandarkan punggungnya ke tembok. Menyambut kedatangan Antarez di luar kelas.

"Hm?" deham Antarez bingung, mengangkat sebelah alisnya.

"Tutor jadi idolanya cewek-cewek, Abang Garuda kan juga mau," balas Garuda menggerakkan alisnya naik turun, tadi dia bisa melihat seberapa heboh dan senangnya para siswi-siswi saat Antarez datang.

"Lo udah ganteng, ngapain minta tutor ke gua?" ujar Antarez bingung kepada sahabatnya yang satu ini.

"Yah, peletnya gua kan kurang kuat," jawab Garuda menghela napas panjang, pada saat Garuda dan Antarez berjalan bersama saja sedikit cewek yang memanggil namanya, kebanyakan hanya fokus kepada Antarez. Itulah sebabnya, Garuda ingin meminta tips dan trik kepada Antarez bagaimana caranya supaya bisa jadi pusat perhatian di kalangan wanita.

"Gua bosen bahas soal cewek, gimana perintah gua kemarin? Lo sudah ikuti dia kan?"

"Sudah, gua udah mata-matai dia sepulang sekolah, tapi gak ada gerak-gerik yang mencurigakan, semua aman-aman aja," jawab Garuda. Kemarin Antarez sempat menyuruh Garuda agar mengikuti Devan sepulang sekolah, dia masih menaruh rasa curiga kepada anak itu.

"Hmmm," deham Antarez berpikir, walaupun Garuda mengatakan kalau tidak ada yang mencurigakan. Tapi entah kenapa, seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Oke, tapi gua tetep minta Lo pantau dia diam-diam, gua juga bakal suruh anak LEOPARD yang ada di sekolah supaya ikutan bantu. Gua yakin, gambar yang Zavian kirim waktu itu gak mungkin salah," balas Antarez serius.

"Siap," jawab Garuda.

"Garuda mana Garuda!" terdengar suara teriakan dari seorang perempuan dari dalam kelas bahasa 2. "GARUDA ROSTA JANGAN NGUMPET LO!!!" tiba-tiba sebuah sapu ijuk terlempar keluar kelas, membuat Antarez juga Garuda merasa terkejut dengan kemunculan sapu ghoib tersebut.

"GARUDA!" bentak Manda si ketua kelas kepada Garuda.

"Apa sih Man? Pagi-pagi jangan teriak-teriak bisa gak?" balas Garuda kesal, telinganya sakit mendengar suara cempreng dari Manda.

"Lo waktunya piket Bambang! Jangan pura-pura bego Lo!" sahut Manda mencubit kecil pinggang Garuda, membuat laki-laki itu menggeliat.

"Sakit Man!" sebal Garuda merasakan panas dibagian pinggang bekas cubitan Manda.

"Makanya piket!"

"Gua nanti aja piket nya pulang sekolah, hapus papan tulis."

"Bangke!" Manda semakin tersulut emosi, mengambil kembali sapu ijuk yang tadi ia lempar dan memberikannya paksa kepada Garuda. "Lo nyapu! Enak aja setiap piket maunya hapus papan terus."

"Dasar buaya, playboy! Sekali-kali jangan jadi beban kelas, kalau disuruh piket itu nurut!" pungkas Manda lalu masuk ke dalam kelas.

"Lo pikir buaya gak ada yang betina!"

"Bodo, gua gak denger," ejek Manda menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

"Haha, kayaknya Lo cocok deh Da sama Manda," ujar Antarez yang sedari tadi hanya memperhatikan pertengkaran kecil antara mereka berdua.

"Cewek cerewet gitu, rusak kuping gua diomelin terus."

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang