"Jangan memohon untuk di dengar, pada manusia yang hatinya tuli."
-Antarez Putra Kasela-
********
Netra Garuda masih saja terpaku pada berkas donor jantung tersebut, tangan kanannya terulur ragu hendak memegang selembar kertas itu. Sampai, suara teriakan dari luar ruangan membuat Garuda terkejut.
"GARUDA! LO DIMANA?" seru Samudra lalu melihat laki-laki itu keluar dari dalam ruangan. Garuda berusaha bersikap tetap tenang, meskipun detak jantungnya sekarang berpacu cepat. Sialan, padahal tadi ia berniat membawa berkas itu bersamanya, tapi gagal karena suara Samudra.
"Eh di sini lo ternyata," sambungnya kepada Garuda yang berdiri tak jauh dari dirinya. Samudra mengambil beberapa langkah menghampiri anak itu, "lo habis masuk kemana?" tanya Samudra penasaran, mengintip sedikit ke dalam ruangan, namun dengan segera langsung Garuda tutup.
"Nggak ada," balas Garuda dingin, "ada apa lo cariin gue?"
"Zavian cariin lo daritadi, lama banget kencing doang satu jam," balas Samudra, sudah sejam lamanya mereka berdua menunggu kembalinya anak itu dari toilet. "Cemilannya udah siap tuh di ruang tamu," tambahnya.
"Hm, oke," respon Garuda lalu berjalan mendahului Samudra menuju ruang tamu, dia yang merasa ditinggal begitu saja oleh anak itu mendecak kesal.
"Ck etdah nih anak," sebal Samudra dan segera menyusul ketertinggalan.
Zavian, yang sudah menunggu di ruang tamu sembari duduk santai di sofa merah. Salah satu sudut bibirnya mengembang ketika menatap layar handphonenya, ia sedang mengamati sesuatu yang menarik di sana. "Hm Garuda, apa yang lo cari hah? Nyali lo boleh juga," gumam Zavian melihat rekaman cctv di sana.
Ia tak menyangka, jika Garuda akan masuk ke dalam ruangan itu dan menemukan berkas tersebut. Tak apa, lagipula itu hanya berkas donor jantung Antariksa, tidak akan menimbulkan tanda tanya apapun sebab jawabannya sudah disiapkan dengan matang oleh Zavian. "Gue nggak akan biarin lo tahu rahasia ini, sebelum dia mengizinkan gue," sambungnya, dan kembali menyimpan benda pipih tersebut setelah menyadari kedatangan mereka berdua.
Zavian pun kembar berakting, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Begitupun juga dengan Garuda.
********
Sekarang, di taman kota Byantara, tengah terjadi pertemuan antara seorang pemuda bersama pria berusia empat puluh lima tahun. Mereka sedang mendiskusikan sesuatu sampai akhirnya pria berkumis tebal itu memberikan sebuah map kepada pemuda itu.
"Semuanya ada di sini, Tuan," ucapnya kepada laki-laki mengenakan Hoodie serta masker hitam itu. Manik elangnya menyorot dingin sembari menerima pemberian pria itu.
"Terima kasih Sam," balas Antarez mengambil map coklat itu dan memeriksa isinya. Dengan teliti, Antarez membaca semua berkas yang berada dalam map itu, matanya tidak luput dari satu katapun. "Berikan aku berita terbaru tentang perusahaan Kasela selama beberapa Minggu ke depan," sambungnya dan dibalas anggukan olehnya.
"Sesuai perintah anda Tuan," balas Pak Sam sedikit membungkukkan badan.
Selain Zavian, Pak Sam juga salah satu orang yang mengetahui jika Antarez masih hidup. Pak Sam bisa disebut orang lama yang sudah mengabdi berpuluh tahun untuk keluarga Kasela, terutama soal perusahaan.
Pak Sam juga ikut menemani perjalanan hidup Antarez ketika ia masih kecil, mereka cukup dekat. Namun, sayangnya semenjak peristiwa perceraian itu, mereka berpisah. Pak Sam tidak lagi tinggal bersama mereka dan mengurus kediaman. Melainkan hingga sekarang hanya membantu tentang perusahaan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit
Ficção Adolescente[Tahap revisi] "𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊, 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑." 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚎𝚣_𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊. Antarez dan Antariksa sepasang anak laki-laki kembar yang terpaksa terpisah sebab perceraian kedua orangtuany...