"Dugaan gua benar, Devan anak BLACK PANTHER," ucap Antarez duduk bertiga bersama Garuda dan Zavian di kantin sekolah yang sudah sepi.
"Buktinya? Tahu darimana Lo kalau dia anak BLACK PANTHER, jaket yang kemarin aja terbukti gak ada di tas dia?" balas Garuda.
"Gua tadi gak sengaja denger percakapan dia lagi telpon sama anak BLACK PANTHER, sepulang sekolah rencananya Devan mau balik ke markasnya," jelas Antarez, lalu melihat kedua temannya memasang raut muka terkejut.
Zavian dan Garuda tidak menyangka, kalau Devan yang terlihat polos dan lugu itu ternyata memiliki sisi lain yang dia sembunyikan. Walaupun mereka juga sempat curiga ketika ditemukannya sebuah jaket hitam berada di dalam tasnya, dan sekarang Antarez juga berkata demikian. Ketua mereka tidak mungkin bohong kan.
"Apa tujuan dia datang ke sini? Urusan kita sama geng BLACK PANTHER sudah selesai kan?" sahut Zavian.
Antarez menggeleng pelan, "belum, sepertinya mereka masih belum bisa terima soal pertempuran besar waktu itu, gua yakin Devan dikirim ke sini untuk balas dendam," jawab Antarez.
"Cuman itu?" tanya Garuda kepada Antarez.
"Yah," balas Antarez menggantung, dirinya masih belum siap untuk mengatakan apa alasan lain Devan sampai melakukan hal ini, Antarez belum bisa memberitahu kepada anggota gengnya sendiri kalau sebenarnya dialah yang sudah membunuh Regan.
"Dan target dia adalah Antariksa, dia sendiri yang bilang kalau Devan gak mungkin bisa deketin gua, apalagi gua juga punya anak buah kuat seperti kalian dan geng LEOPARD, jadi itu mustahil buat Devan."
"Sedangkan Antariksa, seperti sasaran empuk di mata dia, sifat Antariksa berbanding jauh dari gua, anak itu gampang terbuka dan terlalu baik sama orang."
"Jadi mulai sekarang gua minta sama semua anggota LEOPARD di sekolah, tolong jagain Antariksa dari jauh," pinta Antarez seraya menatap wajah kedua temannya.
"Haha, tumben Lo Rez, biasanya Lo selalu musuhan sama Antariksa, kenapa sekarang Lo malah suruh kita buat jagain dia juga?" tawa Garuda.
"Lo kalau dikasih perintah udah nurut aja!" timpal Zavian sambil memukul kepala Garuda.
"Sakit bangsat!" sebal Garuda menggosok-gosok kepalanya yang terasa panas bercampur nyeri.
"Gua masih benci sama dia, dan perasaan itu gak akan pernah bisa hilang. Tapi untuk sekarang, gua harus menyingkirkan hal itu sebentar, apalagi ini juga menyangkut soal sekolah dan geng LEOPARD," balas Antarez terdengar serius.
Kenapa Antarez harus perduli dengan keselamatan Antariksa? Kalaupun dia memang masih benci kepada adik kandungnya sendiri, kenapa Antarez tidak membiarkan Antariksa celaka saja di tangan Devan? Apakah karena Antarez kasihan kepada Antariksa, atau karena dia memang masih menganggap Antariksa sebagai saudara?
Mungkin sekaranglah saatnya, Antarez bersikap selayaknya Antariksa adalah adiknya, serta menunjukkan apa itu arti seorang kakak.
********
-Flash back-
Di sebuah kedai es krim, sepulang dari sekolah Antarez dan Antariksa kedua saudara kembar itu yang masih mengenakan baju seragam merah putih memaksa Bunda untuk membeli es krim.
Bunda memberikan dua buah es krim dengan varian rasa berbeda, yang satu rasa vanila sedangkan satunya rasa coklat.
"Ini yah es krimnya, kalian berdua jangan pergi kemana-mana duduk di sini yang anteng, Bunda mau ke toilet sebentar," tutur Bunda dan dibalas anggukan oleh kedua anak kecil itu.
Antarez melihat Antariksa memakan es krim coklatnya dengan lahap, hingga belepotan ke pipi chubby serta hidungnya. "Kakak kok gak dimakan es krimnya?" tanya Antariksa melihat es krim Antarez masih utuh.
"Tunggu punya kamu habis dulu, entar biar adik ngiler lihat es krim aku," balas Antarez sangat lucu, bahkan abang-abang es krim ikut tersenyum melihat tingkah dua bayi gemoy itu.
"Hmp," Antariksa menggembungkan pipinya kesal, "harus dimakan kakak! Entar aku bilangin Bunda loh kak Antarez nakal."
"Bilangin aja aku gak takut wle!" ejek Antarez menjulurkan lidah sambil menarik kantong bawah matanya dengan jari telunjuk.
"Kakak! Aku nangis loh!" ancam Antariksa dengan bola mata yang sudah berkaca-kaca.
-Flash back off-
"Mau es krim?" bahu Antariksa sedikit bergetar karena terkejut, tiba-tiba saja Antarez muncul dan berdiri di belakang tubuhnya.
Antariksa sedang sibuk melihat ke arah kedai es krim yang dulu pernah dia dan kakaknya Antarez kunjungi, sebuah tempat yang bisa membuat memori indah di dalam pikiran Antariksa kembali berputar.
"Enggak," dingin Antariksa kembali membuang pandangan matanya ke arah jalan raya.
"Yakin? Gua pikir Lo mau es krim, kalau iyah gua beliin," jawab Antarez.
"Ngapain kakak di sini?" tanya Antariksa tidak menoleh kepada Antarez, pandangan laki-laki itu tetap lurus ke depan.
"Anter Lo pulang terus mau apalagi."
"Gak usah."
"Muka Lo kenapa sih? Lo marah sama gua?" tanya Antarez sebab melihat wajah Antariksa yang terus tertekuk.
"Kak Antarez pukul Devan lagi yah?" balas Antariksa membuat Antarez berdecak. Ternyata anak itu tidak main-main dengan ucapannya, Devan memang berniat ingin merusak hubungannya dengan Antariksa.
"Kakak punya masalah apa sih sama Devan? Sampai segitunya terus-terusan pukul dia, Devan itu cuman anak polos kak," sambung Antariksa membela temannya.
"Andai Lo tahu Sa, kalau sebenarnya dia itu iblis berkedok malaikat," batin Antarez tersenyum miris. Memang susah untuk membuat percaya seseorang ketika sudah terlanjur memandang baik orang lain, walaupun kita mengatakan seberapa buruknya dia, orang itu tidak akan percaya sebelum melihat sendiri buktinya.
"Ayo gua anter pulang!" ajak Antarez.
"Enggak!" tolak Antariksa mentah-mentah, dapat tersirat dari kedua manik matanya kalau dia masih kesal kepada Antarez.
"Hah," desah Antarez lalu berjalan pergi meninggalkan Antariksa. Berselang beberapa menit, anak itu kembali menemui Antariksa.
Sebuah es krim rasa coklat dengan toping kesukaannya, Antarez menyodorkan makanan manis itu di hadapan adiknya. "Kalau gini mau gua anter pulang?"
"Kakak sogok aku?" kening Antariksa berkerut, namun tangan kanannya tetap terangkat menerima es krim tersebut.
"Cih, dasar bocil, Lo sudah ambil es krim dari gua, berarti Lo mau gua anter pulang," ujar Antarez dan meminta kepada Antariksa agar segera naik ke atas motor.
°•••Brother konflik•••°
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit
Подростковая литература[Tahap revisi] "𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊, 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑." 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚎𝚣_𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊. Antarez dan Antariksa sepasang anak laki-laki kembar yang terpaksa terpisah sebab perceraian kedua orangtuany...