BROTHER KONFLIK 06

1.1K 64 6
                                    

"Rumah itu tak selalu berbentuk bangunan, bukan? Kalau aku nyaman berada di samping mu, itu berarti kau rumah ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumah itu tak selalu berbentuk bangunan, bukan? Kalau aku nyaman berada di samping mu, itu berarti kau rumah ku."

********

Di sebuah bengkel besar, dipenuhi oleh sekumpulan pemuda badas yang mengenakan jaket dengan logo buaya, sebut saja mereka RHINOCEROS. Salah satu geng besar yang dulunya pernah mendepak geng LEOPARD untuk merebut paksa tempat ini.

Salah satu dari mereka yang baru saja kembali dan menghebohkan anggota yang lain, karena membawa seorang laki-laki dalam kondisi pingsan yang sekarang tengah diikat pada sebuah kursi. Mereka dibuat terkejut, sebab anak itu memiliki wajah yang tidak asing.

"Ini, beneran Antarez?" tanya salah seorang dari mereka sembari menunjuk kepada Antariksa, dia masih pingsan, bisa jadi karena hantaman keras di belakang kepalanya.

"Iya, lihat aja mukanya, sama kan?" balas anggota yang lain membandingkannya dengan sebuah foto yang ia bawa.

"Oy Reze! Lo dapet darimana nih anak?" serunya kepada seorang pemuda yang sedang menyalakan putung rokok di bibirnya  menggunakan korek api. Mendengar namanya dipanggil, dia pun menoleh sambil memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat.

"Dia ngikutin gue tadi," balas Reze lalu menghembuskan asap rokok melalui mulutnya, dan berjalan beberapa langkah menghampiri Antariksa. Netra matanya menatap intens kepada laki-laki tersebut, "kenapa dia ngikutin gue? Apa benar dia Antarez," batinnya, lalu meminta kepada anggotanya untuk mengambilkan seember air dingin.

"Ambilin gue seember air penuh!" titah Reze dan langsung dilaksanakan oleh mereka, beberapa menit kemudian satu anggota RHINOCEROS kembali dengan membawakan sesuatu yang diminta oleh ketuanya itu.

Dia memberikannya kepada Reze dan laki-laki itu pun menerimanya, lalu menyiramkannya begitu saja kepada Antariksa.

BYURRRR

Sontak, Antariksa langsung terbangun dengan napas naik turun, tubuhnya menjadi basah dan dingin, lalu ketika pandangannya mulai kembali jelas ia menyaksikan puluhan senyuman smirk menghujami bola matanya. "Gue... gue ada dimana?" batinnya bingung, menatap tubuh-tubuh pemuda berjaket hitam itu.

"Yoo, nyenyak banget tidurnya bro," ujar Reze sembari membuang rokoknya yang sudah tinggal separuh ke genangan air, berjalan mendekati Antariksa, lalu dengan sengaja menghembuskan asap dalam mulutnya di depan wajah anak itu.

Antariksa baru sadar, kalau dia adalah anak yang ia ikuti tadi setelah melihat tato yang terdapat di lengan kirinya. Ternyata dugaannya salah, setelah menatap wajahnya Antariksa tidak bisa menemukan apapun yang menarik dari dirinya, ini hanya perasaannya saja atau mungkin.... terlalu senang sebab Genandra mengatakan kalau mereka memiliki kesamaan.

"Nyali lo gede juga, berani ngikuti gue sampai ke sini," ujar Reze menarik wajahnya menjauh, dan 'bugh!' memukul rahang samping anak itu hingga membuat Antariksa ikut menoleh ke sisi kanan. Mereka semua tertawa terbahak-bahak, seolah-olah ini adalah tontonan komedi yang menyenangkan.

Rasa pusing yang semula sudah sedikit menghilang, kini kembali menyengat seperti sengatan listrik yang menyetrum otaknya, pandangan Antariksa seperti genangan air. Situasi ini sama persis dengan peristiwa beberapa tahun yang lalu, dimana dia juga pernah ditawan oleh geng BLACK PANTHER.

Dia benar-benar tidak bisa belajar dari pengalaman, mengingat dulu nyawanya hampir saja dibuat melayang kalau saja Antarez dan geng LEOPARD tidak datang tepat waktu. Benar, itu dulu, masih ada seseorang yang mau menolong dirinya dari situasi maut tersebut. Lantas, bagaimana dengan sekarang? Siapa yang akan menolong dia?

"Hey boy, demen banget lihat bawah, ada apa sih di sana? Oh gue tahu, keputusasaan lo karena sebentar lagi mau mati ya?" ledek Reze menarik dagu Antariksa agar melihat ke arahnya. Tak ada pandangan apapun yang Reze lihat kecuali tatapan sinis dari anak itu, serta darah kering di sudut bibirnya.

Ujung bibir Reze tersenyum smirk, lalu membuang cengkraman nya dari dagu Antariksa, "tatapan lo nggak pernah berubah ya, selalu dipenuhi kebencian dan egois."

"Kenapa? Apa lo masih nggak terima markas ini jadi milik geng RHINOCEROS?"

Pupil mata Antariksa melebar, ia sama sekali tidak tahu menahu mengenai perebutan markas yang anak itu maksud. Terlebih lagi dia memang bukanlah Antarez, kalaupun sekarang dia berusaha meyakinkan mereka kalau dia bukan orang yang mereka maksud, juga percuma. Mengaku pasti dipukul, tidak mengaku juga pasti dipukul, dunia mereka terlalu keras untuk sekedar melepaskan mangsanya baik-baik.

"Sejak dulu, markas ini milik geng LEOPARD, anggap aja geng gue sumbang markas butut ini buat geng lo," balas Antariksa tengah berusaha menjadi jati diri Antarez. "Butut memang cocok untuk sampah kan?"

"Sialan! Nekat banget lo Saaaa!!!!" batin Antariksa menelan ludah, jiwa anak itu menjerit ketakutan. Dia dibuat tidak percaya dengan sederet kata yang barusan ia ucapkan, ini terpaksa! Daripada harus kena pukul lagi dan dicurigai, lebih baik dia mengikuti alurnya saja.

Telinga Reze memerah, tatapannya berubah menjadi jauh lebih tajam daripada sebelumnya. "Siapa yang lo sebut sampah, bajingan?" tanya Reze sembari mencengkram erat kerah baju Antariksa, lagi-lagi, sisi penakutnya kembali meronta-ronta. Apalagi sorot mata Reze yang seakan-akan siap melubangi bola matanya, ditambah lagi cengkraman ini yang terasa semakin mencekik lehernya.

Dia sudah berhasil membangunkan harimau lapar, kalau dia terlihat lemah, bisa-bisa Antariksa seperti sasaran empuk di hadapannya. Antariksa harus berani, sebab dia yang sudah memulai keributan ini. "Gue rasa lo tuli, atau terlalu sulit mengakui geng sampah lo ini," sarkasme Antariksa diakhiri senyuman smirk.

Sebisa mungkin, Antariksa berusaha mengikuti dan membayangkan, kira-kira apa yang akan Antarez katakan apabila berada di posisinya sekarang. Ia tahu ini terlalu sarkastik, bahkan sisi dirinya yang lain juga tidak menyukai hal ini. Kepribadian Antarez benar-benar sangat bertolak belakang dengan kepribadian Antariksa.

Reze nampak mendekatkan wajahnya ke samping kepala Antariksa, dan berbisik sesuatu di telinga anak itu. "Oh ya? Kalau begitu bagaimana kalau kita duel? Biar semua orang tahu siapa yang sampah," bisik Reze, seketika membuat tubuh Antariksa membeku.

Bibirnya dibuat keluh, rasanya seluruh oksigennya tercekat sampai tenggorokan tidak ke paru-paru. Apa? Berkelahi? Antariksa bisa melakukan apapun asalkan jangan bela diri.

Ia diam beberapa menit untuk memikirkan tantangan dari Reze. Kira-kira apa yang harus dia lakukan sekarang? Kalau hanya untuk beradu argumen saja dia bisa, tapi kalau soal adu kekuatan ini sama sekali diluar kemampuannya. "Apa mesti gue tolak? Tapi, kalau gue tolak pasti berpengaruh ke harga diri Abang," batin Antariksa bimbang, dia mulai menyesali perbuatannya sekarang.

"Kemana suara lo, bisu sekarang?" ujar Reze dan dibalas tawa oleh seluruh anggota RHINOCEROS. "Lo ketua geng motor, dan nama lo menjadi jawara terkenal di kalangan anak-anak motor. Itu sebabnya gue mau tahu, apa seorang Antarez memang sehebat itu, hm?" pungkas Reze disertai senyuman sinis.

Antariksa tetap saja diam, dia tidak mau lagi terpancing kata-kata Reze dengan mudah sekarang. Tapi, kalaupun ditolak ini soal harga diri Kakaknya. Antariksa memejamkan matanya beberapa detik, sebelum kembali terbuka dengan tatapan lebih tenang daripada sebelumnya. "Oke, gue terima tantangan lo," balas Antariksa dingin.

"Jika gue menang, biarkan gue pergi dari sini."

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang