Setelah dua tahun lebih aku berbaur dengan dunia ini, aku mulai menganggap jika dunia ini tidaklah sesempit apa yang diceritakan di dalam buku. Persetan dengan tokoh pendukung atau apa pun itu. Aku tidak seperti NPC di dalam game yang hanya mengikuti peraturan sistem, aku tidak akan bergantung mau pun terkecoh pada alur yang sudah bisa kutebak.
Aku yakin ada alasan kenapa jiwaku yang terpilih menggantikan jiwa Elizabeth, dunia ini pasti tidak sesederhana itu. Kecuali, ketika aku masuk ke dalam dunia ini aku kehilangan akalku, tapi tidak, aku masih memiliki pikiranku sendiri, sehingga aku bebas untuk menentukan apa yang kuinginkan.
Di sini aku menghirup oksigen, aku bernapas seperti manusia, artinya aku hidup. Aku bukan boneka yang bisa dikendalikan oleh skenario murahan itu.
"Nona, apa yang sedang Anda pikirkan, Apakah ada yang mengganggu pikiran Anda? Atau Anda tidak menyukai tehnya?"
Aku menghela napas, bagaimana bisa aku tidak suka, ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasa santai menikmati teh di balkon dengan pemandangan yang indah seperti ini.
"Tidak Abel, aku menyukai teh ini, apakah Abel mencampurkan buah plum di dalamnya?"
"Ah, Nona menyadarinya? Saya hanya berpikir jika teh yang biasa dinikmati oleh keluarga Grand Duke cukup pahit, jadi saya mencoba membuat teh yang sedikit lebih manis untuk Nona"
"Ini enak, sungguh. Terima kasih Abel"
Wajahnya memerah mendengar pujianku. Padahal aku tidak pernah menceritakan seleraku padanya, tapi dia menebak soal apa yang kusukai dan itu tepat.
"Abel bagaimana dengan persiapan ritual untuk mendiang Grand Duchess, apakah semuanya sudah selesai?"
"Saya belum bertemu dengan kepala pelayan hari ini, sepertinya masih belum. Apakah Nona merindukan kepala pelayan Julie?"
Tidak terlalu, sebenarnya aku hanya sedang menunggu hari di mana aku akan bersumpah di dalam kuil suci. Ritual pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi. Hanya tinggal menghitung hari saja dan aku resmi terikat dengan keluarga ini.
"Nona sebenarnya Nona akan kedatangan tamu besok"
"Tamu?" aku meletakkan cangkir yang kupegang.
"Benar, kepala pelayan yang memerintahkan saya untuk menyampaikan pada Nona. Pernikahan Anda dengan Tuan Muda akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Jadi, Yang Mulia meminta Viscountess Greta untuk membantu Nona belajar tentang etiket pernikahan"
Apalagi ini, bahkan di zaman ini anak usia sepuluh tahun sudah harus mempelajari etiket pernikahan, aku jadi membayangkan apakah ada pendidikan cara menjadi istri yang baik juga di dalamnya?
Aku sudah tahu soal etiket pernikahan karena countess pernah mengajarkan soal itu sebelumnya, meski pun caranya sadis.
Etiket pernikahan terdiri dari tiga tahapan, etiket selama proses ritual, etiket malam setelah ritual, dan etiket selama pernikahan berisi tentang wejangan-wejangan tentang kewajiban istri kepada suaminya.
Jika saja di sini ada undang-undang terkait perlindungan anak, kalian semua pasti sudah masuk ke dalam jeruji besi karena mengeksploitasi anak di bawah umur.
Yah, sebenarnya ritual itu tidak terlalu penting, karena ada hal lain yang jauh lebih penting nantinya.
Pada hari ritual Grand Duke akan secara resmi mengumumkan penerusnya, Archie secara resmi menjadi suksesor, dan mendapatkan gelar grand duke muda Everard.
Aku saat ini aku cukup menjadi penonton saja sambal menunggu momen yang tepat. Setelah pernikahan itu, aku ingin memanfaatkan posisiku sebagai Nyonya kastel. Hal pertama yang kubutuhkan adalah uang. Jika aku ingin melarikan diri, aku butuh uang, karena mulut seseorang hanya bisa dibungkam dengan uang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Historical FictionWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...