Wahyu yang Diturunkan

2.8K 404 9
                                        

*Kuil Suci Agung Dewa Matahari*

"Apa yang kudengar benar? Turun wahyu lagi saat fajar tadi?"

"Benar Tuan Kardinal, Uskup Agung bersama Paus Agung masih merahasiakan penafsiran wahyu tersebut, nanti akan ada rapat besar di aula Kristal"

"Bagaimana mungkin, wahyu biasanya turun puluhan tahun sekali ketika menjelang pengangkatan kaisar baru atau adanya peristiwa penting yang melatar belakanginya." Resah pria dengan jubah putih yang di sampingnya terdapat pin mawar biru yang menandakan statusnya.

"Tuan Kardinal, kami jadi penasaran dengan isi wahyu yang turun di malam bulan merah"

"Malam bulan merah, humm, titik di mana kekuatan Dewa Bulan dianggap sedang mencapai puncaknya." Gumam pria yang juga mempelajari filosofi tentang bulan.

"Aku akan memastikannya sendiri, kalian pergilah ada beberapa bangsawan penting yang hendak berdoa hari ini"

"Baik, Tuan."

Dia berjalan menuju lorong paling ujung, di sana ada dua percabangan yang pertama mengarah ke tempat persembahan khusus tamu, dia memilih jalan yang mengarah ke tempat khusus para pendeta tinggi berkumpul.

Ada satu ruangan yang tidak boleh didatangi oleh sembarang orang, yakni paviliun milik Paus Agung, tempat yang dianggap paling suci kedua setelah aula Dewa Matahari, seharusnya masih ada lagi tempat yang dianggap suci yakni paviliun Saintess, namun sudah lama belum ada wahyu yang menurunkan keberadaan Saintess, sampai saat ini kekaisaran berada dalam ambang kekosongan karena tidak ada saintess yang muncul sejak ratusan abad.

Saintess terakhir yang tercatat muncul pada masa kepemimpinan kaisar Orion pertama yang disebut sebagai era Theodore, hingga era Theodore pun runtuh setelah sembilan generasi digantikan era Victor, pada era Victor tidak pernah muncul seorang pun saintess.

"Tuan Kardinal Kylo Anda di sini"

"Pendeta Rowan, apakah Paus Agung ada di ruangannya?"

"Benar, beliau bersama Tuan Uskup Agung di dalam"

"Sampaikan pada beliau, Kardinal Kylo datang untuk menemuinya"

Pendeta senior itu pun masuk ke dalam ruangan yang dihias serba berwarna putih dan emas, Kylo menunggu dengan perasaan cemas. Dia bergegas kembali dari meditasinya begitu mendengar kabar wahyu yang diturunkan.

"Anda boleh menemuinya Tuan Kardinal"

Langkahnya yang jenjang bergegas masuk, dia masih harus melewati lorong barulah tiba di ruangan yang hanya dipenuhi pajangan benda-benda suci, dia bisa melihat seorang pria berpakaian putih yang sama dengannya tengah berdiri menghadap paus agung yang tengah duduk di kursinya.

"Saya Kardinal Kylo datang menghadap Tuan Paus yang Agung"

"Selamat datang kembali Kardinal Kylo, kami sudah menunggu kedatanganmu."

"Saya mendengar adanya kabar tentang wahyu yang diturunkan semalam, apakah itu benar Tuan Paus Agung?"

"Benar"

"Bolehkah saya mengetahui apa isi dari wahyu itu?"

Paus itu menatap Uskup Agung cukup lama, seakan tidak yakin dengan apa yang dia dengar.

"Aku yakin wahyu itu tidak hanya turun di kuil ini"

"Kenapa begitu?" Kylo tidak mengerti karena biasanya kuil Dewa Matahari dan kuil Dewa Bulan memiliki wahyu yang berbeda tentunya, wahyu yang diturunkan di kuil Dewa Matahari selalu berisi peringatan atau arahan yang berkaitan dengan masa depan kekaisaran, begitu pun juga Kuil Dewa Bulan yang pastinya berkaitan dengan tanah Deimos.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang